Rupanya warna merah maroon tersebut memiliki sejarah tersendiri. Konon Ketika kedatangan Raja Swedia, Gustav III, penduduk Porvoo menghormatinya dengan mengecat rumah mereka dengan warna merah maroon tersebut.
Dari titik inilah kami memulai langkah, menelusuri kota tua Porvoo yang unik dan penuh sejarah, salah satu dari enam kota abad pertengahan di Finlandia lainnya, seperti Turku, Ulvila, Rauma, Naantali dan Vyborg yang kesemuanya mulai disebut dalam teks-teks tertulis pada abad ke-14.
Maka mulailah kami bergaya di depan camera smartphone. Menjadikan jembatan batu, Sungai Porvonjooki dan rumah-rumah tua-tua Porvoo sebagai latarbelakang foto-foto kami. Semua peserta tour secara otomatis bergaya dan memilih latarbelakang masing-masing.
Beberapa penduduk lokal yang sedang bersepeda, atau berjalan kaki bersama anjing kecilnya hanya tersenyum melihat gaya kami. Mereka semua sudah maklum dengan aneka gaya dan tingkah laku turis-turis asing yang datang berkunjung ke kota tuanya.
Kota tua yang memiliki dua bahasa resmi (Bilingual) yang bertutur dalam bahasa resmi Finlandia, sekitar 64 % dan Bahasa Swedia 28 %, dan 8 % bertutur dengan bahasa lainnya.
Memulai eksplorasi kota tua Porvoo dari jembatan batu ini memiliki dua pilihan rute jalan. Pertama, jalan lurus mendaki persis di depan ujung jembatan. Berupa Jalan berbatu yang disusun rapih seperti batu conblock.
Jalan ini cukup mendaki dengan kemiringan pendakian sekitar 15 derajat. Jalan yang banyak dipilih oleh group tour, seperti group tour dari Korea dan Jepang yang datang hanya berselisih belasan menit dari kedatangan group kami.
Untuk mereka yang relatif sudah berusia lanjut apalagi memiliki masalah pernapasan atau kendala dengan kakinya atau mereka yang menggunakan kursi roda, jalan ini tidak disarankan untuk ditempuh. Terlalu berat dan sulit.
Namun kami melihat group tour dari Jepang dan Korea yang datang setelah kami tetap memilih jalan ini untuk memulai eksplorasinya di kota tua Porvoo. Walaupun terlihat beberapa diantaranya telah berusia lanjut.
Kami memilih alternatif jalur ke dua. Karena dalam group kami ada dua orang yang menggunakan kursi roda. Sebuah jalan di sisi kanan ujung jembatan batu.Â