Preferensi (kesukaan kepada) media sosial dibandingkan dengan minat membaca buku atau literasi secara jangka panjang akan memberikan dampak perkembangan individu dan masyarakat secara signifikan. Banyak aspek yang akan terpapar pengaruhnya.
Preferensi yang tinggi terhadap media sosial mengakibatkan paparan informasi singkat, hanya kulit luar atau permukaannya saja dari suatu konteks bahasan atau topik akan semakin tinggi. Pemahaman yang singkat dapat membatasi kemampuan mengolah informasi yang mendalam.
Kurangnya pendalaman materi mengakibatkan rendahnya pemahaman. Tidak terciptanya daya analisis yang kritis. Semua informasi terasa simple, mudah dan sesederhana itu.Â
Daya kognitif tidak terangsang untuk mengorganisir, mengelola, menganalisis, menginterpretasi semua stimulus yang diterimanya untuk mendalami dan memahami suatu topik atau masalah.
Lain halnya dengan membaca buku atau literasi lainnya yang akan memperkaya kosa kata, mempertajam daya analisis kognitif, memperluas pengetahuan, serta meningkatkan pemahaman terhadap suatu subjek atau topik masalah. Membaca buku dan literasi akan memperkuat ketrampilan berpikir dan analisis yang kritis.
Kreativitas dan imajinasi pada menikmat media sosial sangat terbatas. Konten yang ditampilkan di media sosial, seperti video, foto, atau meme hanya dibuat oleh segelintir orang yang disebut konten kreator.Â
Tapi para pengguna atau penikmat media sosial yang jumlahnya sangat besar jarang berkontribusi aktif menciptakan kreativitas baru yang imajinatif di media sosial. Walau belum ada data penelitian yang up to date tapi secara fenomena umum bisa terlihat jelas bahwa perbandingannya sangat jauh sekali.
Pada penikmat (baca: pembaca) buku atau literasi, pembaca bisa diajak memasuki dunia yang penuh imajinasi. Membaca cerita pengalaman seseorang di dunia travel yang berpetualang keliling dunia, seorang pembaca bisa menikmati dunia dalam imajinasinya tanpa harus mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktunya.
Semua bisa menginspirasinya untuk bekerja lebih keras untuk melakukan hal yang sama dengan penulis dalam versi dan kapasitasnya. Bisa menginspirasinya menulis artikel petualangan dengan tema yang berbeda dari pangalaman hidupnya. Intinya kreativitasnya akan terangsang dan imajinasinya semakin meluas.
Membaca fiksi, puisi, cerpen, analisis politik, dan berbagai topik lainnya akan banyak menghinspirasi ide-ide baru yang lebih kreatif. Pembaca akan semakin tajam dalam menganalisis masalah dalam kehidupannya dengan referensi bacaan-bacaan literasi yang dinikmatinya setiap hari.