Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seandainya Muhammad Rasulullah Berkunjung ke Rumahku

10 Oktober 2022   09:00 Diperbarui: 10 Oktober 2022   11:52 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaligafi Nama Nabi Muhammad 2022 | Dok. Colleensp.com Re-disignbymyself

#Maulid Nabi Muhammad Saw 2022#

Pagi itu, Senin, 9 Rabi'ul Awwal pada tahun tragedy pasukan gajah atau empat puluh tahun sejak runtuhnya kekuasaan Kisra Anusyirwan, juga bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April tahun 571, kota Makkah tak seperti biasanya. Mekkah bercahaya, bahkan cahaya sinarnya menerangi istana-istana di Negeri Syam nun jauh sana. Yang sebelumnya telah terjadi irhashat (tanda-tanda awal yang menunjukan akan diutusnya seorang Nabi), yaitu; jatuhnya 14 beranda istana kekaisaran Persia, Padamnya Api sembahan kaum Majusi, dan runtuhnya rumah-rumah ibadah ahli kitab.

Hari itu dunia menerima anugerah yang tak terhingga dari Sang Khaliq dengan lahirnya Sayyidul Mursalim, Muhammad Rasulullah Saw. Lahir di tengah kabilah besar Arab terkemuka, Bani Hasyim. Di tengah kejahiliyahan hidup manusia. Yang dengan kehadirannya memberi petunjuk dan cahaya ad-dinul Islam. Yang memberi keberkahan hidup manusia di dunia dan akhirat dengan risalah disampaikannya. Khusus bagi mereka yang meyakini, menjalankan dan terus berpegang teguh dalam keimanan dan keislamannya untuk mendapat ridho dan berkah Allah Swt. "'ašhadu 'al-lā ilāha illā-llāhu wa 'ašhadu 'anna muħammadan rasūlu-llāh"  -- Ya Allah, Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Aku bersaksi Muhammad adalah Nabi dan utusan Allah.

  • Catatan : Masih ada perbedaan pendapat akan tanggal kelahiran Nabi Muhammad. Ada yang menyatakan tanggal 10 Rabi'ul Awwal. Namun yang masyur menurut jumhur ulama adalah tanggal 12 Rabi'ul Awwal. Sedangkan ahli hisab dan falak - ulama besar, Muhammad Sulaiman al-Manshur Furi dan seorang astrolog (ilmu falak) Muhmud Basya, menyatakan bahwa, hari Senin, hari lahir Rasulullah itu bertepatan dengan 9 Rabi'ul Awwal. Pendapat inilah yang dinilai lebih tepat.
  • Sementara tanggal 12 Ra'ul Awwal sesuai penelitian para ahli merupakan tanggal kematian Rasulullah. Inilah pendapat yang dinilai lebih tepat. Wallahu alam bishawab. 

 

Hari baru saja dimulai. Matahari pagi belum membakar kota Mekah dengan panasnya yang membara. Kaum Quraisy, dengan kelompok suku nya beraktivitas seperti biasa. Namun di atas Bukit Shafa, Muhammad Rasulullah berdiri seraya berteriak kepada penduduk kota mekah, "Ya Shabahah! Wahai bani Fihr! Wahai Bani 'Adi" (seruan untuk menarik perhatian orang agar berkumpul di waktu pagi dan biasanya digunakan untuk perang).

Karena pentingnya panggilan tersebut, maka seseorang yang tidak bisa memenuhi panggilan tersebut pasti akan mengirimkan utusan untuk melihat dan mendengar apa yang terjadi. Maka berkumpul lah semua suku Quraisy. Tak kecuali Abu Lahab dan petinggi kaum Quraisy lainnya.

Kemudian Rasulullah berbicara,"Bagaimana menurut pendapat kalian kalau aku beritahukan bahwa ada segerombolan pasukan kuda di lembah sana yang ingin menyerang kalian, apakah kalian akan mempercayaiku?"

Lalu mereka menjawab, "Ya kami mempercayaimu, karena kami tak pernah tahu dari mu selain kejujuran". Kemudian Rasulullah berkata,"Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan kepada kalian akan azab yang amat pedih. Wahai kaum Quraisy! Selamatkanlah kalian dari api neraka. Wahai Bani Ka'b! selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Fatimah binti Muhammad! Selamatkanlah dirimu dari api neraka. Demi Allah! Sesungguhnya aku tidak memiliki sesuatu pun (untuk menyelamatkan kalian) dari azab Allah, hanya saja kalian memiliki ikatan kerabat (denganku) yang senantiasa akan aku sambung."

Abu Lahab paman Rasulullah pun berteriak, "Celakalah engkau sepanjang hari ini! Apakah hanya untuk ini lah engkau kumpulkan kami?" Maka Ketika itu pula turunlah ayat Al Quran surat Al-Lahab, Q.S. 111 -- 1, " Tabbat yadaaa abil lahabiw wa tabb -- Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia"

Perintah Allah kepada Rasulullah untuk menyampaikan risalah Islam secara terang-terangan kepada kaum nya seperti terlihat dalam Q.S. 15 : 94, "Fashda' bimaa tu-maru wa a'ridh 'anil-musyrikin -- maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik", telah membawa konsekuensi yang sangat besar bagi kehidupan dan keselamatan Beliau  dan Sahabat-sahabat  yang awal-awal masuk Islam; baik yang bersifat sosial dalam tatanan hidup di sukunya hingga gangguan dan kekerasan fisik.

Walaupun telah mendapatkan perlindungan dari pamannya, Abu Thalib, dahsyatnya gangguan, ancaman dan intimidasi terus dilakukan oleh kaum musyrikin. Namun Rasulullah dan Sahabatnya tak gentar sedikitpun. Mereka terus berjuang menjalankan dan mensiarkan  perintah Allah walau jiwa dan raga mereka taruhannya.

Kota Makkah Tempo Doeloe | Dok.Risalah.com
Kota Makkah Tempo Doeloe | Dok.Risalah.com

Perjuang Rasulullah dan Sahabat-sahabatnya terus terkenang dalam benak pikiran ini. Dalam dzikir dan salawat yang terus dilantunkan secara lembut pada malam 9 Rabi'ul Awwal. Heningnya malam, sunyi, sepi, hanya detak jarum yang terdengar. Membuat nur jiwa ini lebih mudah menemukan titik berkomunikasi dengan Illahi.

Dalam khusuk nya hati menyampaikan salawat dan salam kepada Rasulullah dengan penuh rasa cinta dan rindu yang tak terperi. Pikiran ini melayang berandai-andai. Berandai yang seakan tak mungkin terjadi. "Seandainya Rasululluh berkunjung ke rumahku" Tak terbayang bahagianya seandainya hal ini terjadi. Lalu apa yang harus aku persiapkan untuk menyambut kehadiran Rasulullah. Manusia termulia di dunia dan akhirat ini.

Dalam hati yang paling dalam ini muncul sesuatu. Rasa malu. Malu akan ketidaksiapan diri ini, baik jiwa dan raga menerima kehadiranmu Ya Rasulullah. Menerima kemuliaanmu, ditempat tinggalku masih jauh dari bacaan sholat yang khusuk; masih kurang dengan lantunan bacaan Al Quran setiap waktu yang menjadi akhlakmu; masih belum ada anak yatim yang harus kami sayangi seperti anak sendiri; masih belum mampu diri ini menjadi tuan rumah yang memuliakan tamu selayaknya; masih belum diri ini menjadi tetangga mampu membahagiakan mereka seperti saudara sendiri.

Karena Engkau, Ya Rasulullah, menyukai rumah yang di dalamnya selalu terdengar bacaan al-Quran. Yang dengan bacaan al-Quran itu membuat tempat tinggal orang muslim berlimpah cahaya keberkahan hidup.  Engkau menyukai pemilik rumah yang selalu sholat berjamaah dan melakukan sholat dengan khusuk. Karena dengan nya orang muslim telah menegakkan tiang-tiang agama Islam yang telah dirisalahkannya

Karena Engkau, Ya Kekasih Allah, menyukai rumah-rumah orang muslim yang di dalamnya diramaikan dengan banyaknya anak-anak yatim dengan kecintaan seperti anak sendiri. Karena Engkau telah mengisyaratkan mereka yang memelihara anak yatim seperti dua jari yang bersebelahan dengan dirimu yang mulia di surga nanti. Karena Engkau adalah manusia yang selalu menghormati dan memuliakan tamu dan tetanggamu ya Rasulullah dan menjadikan mereka saudara terdekatmu.

Bahkan diri inipun semakin malu. Bila bercermin pada diri sendiri. Sudah layakkah diri ini berhadapan dengan dirimu yang mulia. Menatap wajahmu yang teduh penuh cinta kasih, menyentuh tangan muliamu, bahkan sekedar mengucap salam kepadamu.

Karena diri ini masih begitu banyak berlumur dosa. Yang tak sadar dilakukan setiap waktu. Bahkan dengan bangganya merasakan diri ini sebagai orang yang lebih bersih dari dosa, lebih tekun beribadah, lebih banyak sedekah, lebih banyak membela agama Allah dibandingkan orang lain.

Karena mata ini masih banyak melihat yang tak selayaknya dilihat. Kaki ini masih banyak melangkah dimana banyak dosa di dalamnya. Kaki ini masih melangkah menjauhi, bukan mendekati masjid-rumah ibadah Mu, yang di dalamnya selalu disebut dan diagungkan Asma-Mu. Tangan ini masih suka suka mengambil yang bukan haknya. Jarang memberi, lebih banyak meminta. Meminta kepada manusia, tanpa rasa sadar di dalamnya.

Dan lidah ini masih lebih banyak berbicara yang tak perlu. Masih sedikit memuji dan mengagungkan nama-nama mulia-Mu. Masih senang bergibah, masih suka berkata kasar, masih suka memfitnah, masih suka mengadu domba, dan masih suka menyakiti hati manusia.

Padahal Engkau, Ya Rasulullah, telah mengajarkan kepada kami semua teladan hidup di dunia. Agar tercipta kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Diri Mu adalah teladan terbaik yang harus diikuti semua manusia, yang dengannya Allah telah menciptakanmu sejak mula dengan penuh kemuliaan. Nur-mu adalah cahaya paling terang diantara nur yang pernah ada. Akhlakmu adalah Al-Quran. Sabda dan firman Allah 'Azza wa Jalla. Yang berisi petunjuk hidup manusia untuk kembali menghadapNya dalam kesucian dan keberkahan yang sempurna.

Engkau yang selalu beristighfar memohon ampun kepada Allah sedikitnya seratus kali dalam hitungan satu hari bumi. Walau semua dosa dan kesalahan yang pernah Engkau buat-walau itupun tak pernah terjadi, telah diampuni, baik yang lalu maupun yang akan datang. Betapa sombongnya diri ini yang masih enggan memohon ampun atas begitu banyak dosa yang telah dibuat, walau hanya beristighfar dalam hitungan jari.

Belum lagi merasa diri ini "paling" diantara semua manusia dibumi dalam urusan agama kami. Dalam habluminallah dan habluminannas. Padalah Engkau, Ya Muhammad Rasulullah, manusia yang membiarkan kedua kakinya bengkak hanya untuk berdiri dalam sholatmu. Memohon petunjuk dan ridho-Mu. Manusia yang paling banyak meneteskan air mata karena takut akan azab dan siksa Mu yang paling dahsyat di akhirat kelak.

Manusia terkaya di dunia yang tak pernah mau menggenggam harta dunia walau hanya sekejab, semata. Semua harta benda milikmu engkau berikan kepada umat. Semua hak mu dalam ghanimah (harta rampasan perang) dan Fai' (harta rampasan tanpa perang) engkau bagikan kepada yang lebih memerlukan. Yang semua harta dunia dan seisinya pernah ditawarkan Allah untuk Engkau miliki namun tak sedikitpun Engkau pilih.

Engkau Ya Rasulullah yang sangat menghormati doa Nabi Sulaiman dengan tak mau mengalahkan kerajaan dunia yang pernah dikarunia Allah kepadanya. Lalu masih haruskan diri ini merasa lebih dari manusia lain. Malu rasanya hati ini melihat cermin diri sendiri.

Tak sadar diri ini bila saatnya nanti, mulut ini terkunci. Kata tak ada lagi. Akan ada masa, tak ada suara dari mulut ini. Kaki, tangan, mata, kulit dan seluruh tubuh ini seakan terkunci. Ketika masa pengadilan yang sesungguhnya tiba. Semua akan menjadi saksi. Kearah mana saja mata ini melihat; kemana saja saja kaki ini melangkah; untuk apa saja tangan ini digunakan, dan untuk apa saja mulut ini berbicara. Semua akan diminta pertanggungjawaban. Dan mereka mejadi saksi atas apa yang telah kita lakukan.

Ya Rasulullah, Engkaulah manusia mulia yang paling pandai menjaga semua karunia Allah pada jasadmu yang mulia. Engkau telah mengajarkan dan mengingatkan kami bagaimana menjaga semua anggota tubuh ini, terutama menjaga hati. Yang berulang kali engkau ya Rasulullah mengingatkan, bila baik sebuah hati maka akan baik jiwa dan raga ini dan bila rusak sebuah hati maka akan sengsara jiwa dan raga ini. Karenanya engkau selalu meminta umat muslim selalu menjaga hati dan mohon kepada Allah dengan menjaga hati yang bersih dan tetap konsisten berpegang tali agamamu.

"Ya Muqallib al-qulub, thabbit qalbi 'ala dinik -- wahai Allah-Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati ini di atas ketaatan kepada agamaMu"

Ya Rasulullah, diri ini bersaksi bahwa Engkau Muhammad Rasulullah telah menyampaikan semua risalah Islam kepada kami. Engkau telah mengajarkan suri teladan hidup kepada kami, agar kami dapat kembali ke hadirat Allah dalam kemuliaan hidup dengan kasih sayang dan ridho Allah 'Azza wa Jalla.

Malam semakin hening, sunyi dan sahdu. Berlinang air mata ini memohon doa, petunjuk dan ridho Allah. Takut akan azab dan siksa Nya yang pedih. Berharap kasih sayang dan ridho-Nya atas kemidupan mulia di surga nanti.

Ya Rasulullah, berilah safaat bagi diri ini agar selalu mampu meneladani setiap suri tauladan hidup mulia pada diri kami. Jadikan kami ummat muslim yang tetap berpegang teguh pada dua wasiatmu, Al-Quran Nur Karim dan Sunnah Nabi.

Walau rasa rindu dan cintaku padamu begitu menggebu. Mengalir deras dalam setiap aliran darahku, dalam setiap desah nafasku, Ya Rasulullah masih layak kah aku menerimamu di rumahku, walau hanya dalam khayalan dan anggan-angganku.

Jkt-Rabi'ul awwal/10102022/Ksw/56

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun