Puas berfoto dan bermain di Long Pink Beach, kami menikmati air kelapa muda di sebuah warung yang berada dekat pantai. Beberapa penduduk setempat yang mungkin juga bukan dari pulau ini membuat beberapa warung sederhana dari kayu. Mereka menjual aneka minum, Mie instant dan Cup, kopi serta kelapa muda. Menikmati kelapa muda sambil menyaksikan pantai pink dan laut membuat hati tentram dan damai.
Selepas menikmati Long Pink Beach, Kapal Pinisi kami meluncur ke Pulau Komodo untuk menyaksikan secara langsung binatang purba khas NTT yang menjadi kebanggan Indonesia, Komodo. Banyak turis domestik dan asing yang hadir di pulau Komodo, semata untuk melihat dari dekat binatang yang dilindungi ini.
Bersama pemandu khusus kami diajak "berburu" Komodo di habitatnya. Sayangnya saat kami berkunjung ke Pulau Komodo pada bulan Juli ini, Komodo sedang dalam musim kawin. Sehingga induk Komodo yang berukuran relatif besar bersembunyi untuk kawin di dalam hutan. Yang terlihat saat ini hanya anak-anak Komodo yang baru berusia beberapa bulan dengan Panjang tak lebih dari 1 meter dari mulut hingga ekor.
Komodo berukuran besar sepanjang 2,5 meter terlihat berdiri di atas batu besar. Dia diam tak bergerak dengan kepala mengarah ke kanan. Pandangannya tajam, lidahnya keluar. Tapi tak menimbulkan desis. Tak banyak orang yang "memburunya" seperti hal nya Komodo kecil yang kami temui tadi. Hanya 2 atau 3 orang saja yang ber swafoto didekatnya. Tanpa rasa takut, bahkan sekali-kali mereka memegang tubuh bahkan kepala Komodo tersebut. Apa tidak takut bahaya ya mereka? Ternyata memang tidak berbahaya sama sekali. Ini hanya lah patung Komodo dekat kantor pengelola Pulau Komodo. Pantas.... !!! (Mari tersenyum bersama)
Kembali ke Kapal Pinisi, kami melanjutkan Kembali pelayaran menuju "Taka Makasar" sebuah gundukan pasir putih membentuk sebuah pulau kecil di tengah laut biru. Panjang tak lebih dari 500 meter dan lebar tak lebih dari 100 meter. Terlihat excotic, putih, soliter ditengah birunya laut. Penduduk di kepulauan ini menjadikan sebagai tujuan wisata bagi para turis. Mereka menancapkan sebuah tiang bendera ditengahnya, dimana sang Merah Putih berkibar dengan gagahnya.
Taka Makasar laksana pulau kecil putih nan indah ditengah birunya laut. Untuk menujunya kami menggunakan motor boat, yang langsung mendaratkan kami di atas permukaan pasir. Tanpa dermaga seperti halnya pulau lain. Airnya bersih tanpa adanya kotoran berarti. Kami pun berswafoto denganlatar belakang tiang bendera merah putih. Bermain pasir putih yang halus dan mendokumentasikan foto dengan berbagai gaya, karena Taka Makasar ini benar cantik mempesona. Beberapa penyu besar terlihat mendekat, namun kembali menjauh karena banyaknya manusia di atas pasir putih yang menjadi tujuannya.
Untuk berenang dan menikmati pantai putih halus ditengah laut, Taka Makasar adalah tempat yang sempurna. Airnya tenang tanpa gelombang, tanpa karang tajam, tanpa penghalang. Untuk pecinta renang di laut inilah tempat terindah untuk menikmatinya.
Kembali dari "Taka Makasar", Sang Kapten membawa kami Manta point tempat yang sangat pas untuk melihat ikan pari dan snorkling. Namun karena sudah terlalu sore, kami lanjut menuju Pulau Siaba yang juga kami lalui. Tempat ini sangat cocok untuk snorkling, serta memiliki coral yang indah dimana kta juga akan menjumpai dengan penyu  dan ikan-ikan besar. Sampai Kapten Kapal Pinisi memeutus kan membuang Jangkar di dekat Pulau Sebayur di sisi Kanan dan Pulau Sulaiman di sisi kiri. Di tempat ini airnya tenang sehingga penumpang Kapal Pinisi dapat menikmati malam dengan nyaman.