Seperti biasanya group kami berkumpul untuk kordinasi program kegiatan setiap hari di restaurant. Memastikan kunjungan pada program Shore Excursion di Tauranga berjalan sesuai jadual. Manajeman Kapal Pesiar menawarkan banyak program Shore Excursion kepada semua penumpang. Bahkan setiap program dipresentasikan secara khusus setiap harinya di ruangan tertentu untuk memberi informasi selengkap-lengkapnya tentang program shore excursion tersebut.
Harga program shore excursion Kapal Pesiar bervariasi tergantung destinasi yang akan dikunjungi, lama program, fasilitas dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengikuti dan mensupport pelaksanaan program. Bekerja sama dengan tour operator setempat, Manajemen Kapal Pesiar membuat program-program kunjungan yang menarik di setiap “docking atau tender” di pelabuhan tujuan.
Terkadang beberapa program sangat diminati oleh penumpang kapal pesiar, sehingga kuota seat nya habis. Sementara peminatnya masih banyak dalam list antrian. Namun di bawah sana, saat kita chek out dari kapal pesiar, banyak dijumpai counter travel di luar mitra Kapal pesiar yang menjual program-program tour yang nyaris sama dengan yang dilakukan oleh Kapal Pesiar. Untuk harga relative sama.
Namun yang harus menjadi perhatian penumpang Kapal Pesiar. Jika kita mengambil paket Shore Excursion dari Kapal pesiar dengan travel mitra kerjanya, maka bila karena sesuatu hal terjadi keterlambatan kedatangan peserta kembali ke Kapal Pesiar sesuai time limit yang telah ditentukan, maka Kapal Pesiar akan menunggunya.
Sebaliknya bila mereka tour dengan travel di luar mitra Kapal Pesair, bila ada keterlambatan sesuai time limit, maka mereka akan ditinggal dan harus menyusul di destinasi berikutnya dengan biaya sendiri. Risiko tinggi ya? Karenanya semua harus on Time.
Syukurnya group kami sudah sepakat sebelum berangkat dari Jakarta menuju New Zealand, untuk memilih program-program shore excursion yang akan diikuti, sehingga semua sudah confirm tinggal menjalankan saja.
Di Tauranga, kami mengambil paket shore excursion “Hobbiton Movie Set”. Sebuah lokasi shooting Film Trilogi “The Lord of The Rings” dan Trilogi Film “The Hobbit”. Film fantasi tingkat tinggi ini merupakan karya epik penulis Inggris, J.R.R. Tolkien. “The Lord of The Ring” merupakan salah satu buku terlaris, dengan lebih dari 150 juta eksemplar terjual dan diterjemahkan dalam 38 bahasa. Dan telah dinobatkan sebagai novel terbaik Inggris sepanjang masa dalam jejak pendapat BBC 2003 The Big Read.
Bertema utama pada tokoh antagonis, Pangeran Kegelapan Sauron, yang di zaman sebelumnya menciptakan satu cincin untuk menguasai cincin kekuatan lainnya yang diberikan kepada Manusia, Kurcaci dan Peri, dalam upayanya menaklukan seluruh Dunia Tengah.
Awal ceritanya dimulai dari “Shire”, tanah pedesan Hobbit yang mengingatkan pada pedesaan Inggris. Cerita berkisar di Dunia Tengah (Middle Earth), mengikuti pencarian untuk menghancurkan satu Cincin Utama, melalui tokoh Hobbit Bernama “Frodo, Sam, Merry dan Pippin”.
Sementara “The Hobbit” juga diangkat dari Novel fantasi anak-anak “There and Back Again” karya penulis Inggris J.R.R. Tolkien, yang diterbitkan pada 1937. Menceritakan tokoh utamanya, "Bilbo Baggins" Sang Hobbit yang meningglkan desa “Shire” yang tenang untuk mendapatkan bagian dari harta karun yang dijaga seekor naga Bernama “Smaug”.