Point area ini menjadi spot yang sangat menarik sebagai latar belakang foto group atau wefie. Didukung dengan penempatan lampu sorot yang ditata pada titik yang tepat, menampilkan efek gambar lukisan yang dramatis dan sangat menarik. Apalagi dilakukan jelang pertunjukan Ramayana Ballet Purawisata. Dimana hari mulai gelap. Efek dramatis gambar menjadi lebih dahsyat.
Itu baru dari sisi luar. Saat kita mulai menjajaki kaki pada awal pintu masuk. Pemandangan menakjubkan akan terlihat. Di bagian lantai bila kita perhatikan secara seksama, maka kita akan melihat jurang dalam mengangga ke dasar laut. Tebing-tebing curam terjal seakan menunggu mangsa bagi mereka yang lengah. Di bawahnya terlihat lautan luas siap menerima mereka yang jatuh. Lukisan tiga dimensi di lantai ini sangat atraktif memberi efek kehadiran jurang dalam dengan laut biru di bawahnya.
Di sisi kanan akan kita lihat pasukan Hanoman tengah bersiap menyerang. Yang dalam episode cerita Ramayana, mereka harus menyeberangi lautan luas dan jurang terjal untuk mencapai Istana Alengka. Sementara di hadapan mereka, sisi dinding sebelah kiri; terlihat pasukan raksasa anak buah Rahwana sudah menghadang dengan wajah garang dan mata melotot marah. Di hadapan kita akan terlihat lukisan Rama tengah mengarahkan panahnya kepada Rahwana dalam sebuah adegan pertempuran.
Dari sisi kiri dan kanan utama dimana tangga menuju panggung amphitheater berada, dilukis dengan aliran air laut dengan jurang-jurangnya. Mengalir deras dari tangga menuju jalan utama pintu masuk. Efek suara gemericik aliran air dan bunyi burung yang keluar dari sebuah audio menjadi pelengkap suasana. Seakan berada dikeadaan alam sebenarnya. Fantastis.
Lokasi ini adalah tempat favorit untuk foto dengan gaya dramatis. Seolah kita akan terjatuh dari jurang dan masuk ke dalam laut dalam. Atau ikut berperang menjadi kelompok Hanoman atau Rahwana di kedua sisi dinding. Atau berjalan ketakutan dipinggir jurang diantara pertempuran Rama dan Rahwana. Semua bisa dilakukan. Yang pasti dramatis dan eksotis sebagai spot foto selfie atau wefie. Luar biasa.
Bila kita terus melangkah menuju tangga, maka kita seakan berada di pinggir jurang terjal atau di tengah laut. Karena semua anak tangga dilukis dalam tiga dimensi,lengkap dengan hutan di sisi kiri dan kanannya. Hingga di tangga terakhir kita dihembus angin dari blower fan yang memberi kesejukan tersendiri; sebelum kita memilih tempat duduk yang sesuai dengan sudut pandang kita melihat pertunjukan Ramayana Ballet Purawisata.
Sebuah Panggung lantai besar menjadi sentral. Dengan latar belakang sebuah gapura joglo khas Jawa menjadi focusnya. Sebuah “Gunungan” pewayangan diletak persis ditengah pintu Gapura. Menjadi Sentra focus tempat keluar masuknya para penari dalam Santra tari Ramayana nanti. Di sisi kiri kanannya terdapat gazebo joglo berbentuk bujur sangkar. Dimana gamelan dan sinden menjadi penguasanya. Mereka yang memainkan perannya adalah tokoh-tokoh sentral yang membuat Ramayana Ballet Purawisata-Jogja bergerak mengikut irama; berbagi ritme cerita dalam alunan nada gamelan dan sinden yang terdengar indah dan syahdu. Bertutur dalam bahasa jawa yang santun, penuh adab, tata karma dan bahasa yang tinggi. Bercerita sebuah kisah tentang; cinta, kesetiaan, amarah, tanggungjawab, hak membela kebenaran walau di dalamnya terkadang terselip keraguaan dan ketidakyakinan.