Namun baru berjalan beberapa tahun Sultan Abu Yasuf Yaqub al-Mansur wafat pada 1199. Tekadnya membangun masjid besar pun hancur seiring terhentinya pembangunan masjid tersebut. Baru beberapa tembok, 348 kolom dan 200 tiang penyangga yang baru didirikaan. Dan ketinggian menarapun baru terbangun 44 meter, setengah lebih sedikit dari yang direncanakan (86 meter). Walaupun ada beberapa catatan sejarah menyatakan bahwa atap masjid sempat di pasang.
Kondisi masjid dan menara yang terbengkalai semakin diperparah dengan adanya gempa di Lisboa pada 1755. Sebuah gempa besar yang terjadi pada 1 November 1755 pukul 09.40 di kota Lisboa-Portugal dengan magnitude 9 pada skala Richter. Pusat episentrum di Samudra Atlantik sekitar 200 km barat daya Tanjung Santa Vincent.
Gempa besar yang mengakibatkan Tsunami besar dan menewaskan 30.000 hingga 50.000 jiwa. Yang dicatat sebagai gempa paling merusakan dalam sejarah. Kondisi semakin parah karena Masjid dan Menara tidak pernah lagi mendapat perhatian.
Penerus kesultanannya tidak memiliki cukup dana dan keinginan untuk meneruskan gagasan besarnya, sehingga semua materi yang masih tersisa dan bisa dimanfaatkan diambil dan digunakan untuk pembangun di tempat lain. Disusul dengan peralihan kekuasaan dari beberapa dinasti yang menjadi penguasa di Marocco. Semua menjadikan ide mendirikan Masjid Terbesar di Dunia Muslim Barat hancur lebur berantakan. Syukurnya masih ada jejak yang tersisa di sana.
Pada Abad ke-20, arkeolog Perancis dan Marocco mulai menggali situs Masjid dan merekontruski apa yang tersisa. Sistus ini kemudian diubah untuk mengakomodasi pembangunan Mousoleum Muhammad V di sudut tenggara, di samping masjid modern dan pavilion lain yang menempati sisa sisi selatan kompleks pada tahun 1960. Arsitek Cong Vo Toan dari Vietnam menjadi arsitek yang dipercaya membangun Mausoleum dan Masjid modern dan pavilion tersebut yang pembangunannya dimulai pada 1961 dan selesai pada 1971.
Bila gagasan pembangunan masjid ini terwujud, maka masjid ini merupakan salah satu masjid terbesar di Dunia Islam Barat, berukuran 183 mx 139 m. Dengan designya yang cantik serta memiliki menara tertinggi bergaya khas Marocco seperti menara masjid Koutoubia di Marakech. Ditambah Letaknya yang berada di dataran tinggi dan strategis dekat sungai Bou Regreg. Akan menjadikan masjid ini terlihat lebih agung dari masjid di Cordoba.
Menara berbentuk persegi yang dirancang tinggi mencapai 86 meter ini terbuat dari batu pasir yang berubah warna menjadi Merah Okar dimakan usianya yang berabad-abad. Dengan design mirip menara Masjid Koutoubia, dimana tangga-tangganya dibuat berlantai yang memungkinkan muazin naik keatas dengan berkuda.
Menara akan terlihat lebih tinggi sedikit dari menara Giralda di Sevilla. Pendirian Menara dibawah pengawasan arsitek Jabir ibn Aflah yang juga menjadi arsitek Menara Giralda of Sevilla. Semua terinci dari dokumen rancangan masjid yang ditemukan para ahli.
Meskipun penggagas ide dan mewujudkan pembanguan masjid adalah Sultan Abu Yasuf Yaqub al-Mansur, namun monumen ini lebih dikenal sebagai “Mesjid atau Menara Hassan”. Tak banyak pihak yang mengetahui sebab utama pemberian nama tersebut