Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

"Old Madina Fez" Marocco, Unik Tak Tertandingi

13 Oktober 2021   06:00 Diperbarui: 14 Oktober 2021   16:06 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Old Madina Fez" yang ada di Maroko. Foto: Kompas/Neli Triana

Point of Journey to Marocco-Spain : 9

“Fez... kota sejarah dunia yang mencacat goresan panjang sejarah di tubuhnya.  Dimana sang penguasa datang silih berganti dengan membangun jejak sejarah kekuasaannya di dalamnya.  Membangun situs peradaban manusia dengan menghancurkan yang pernah ada; mengembangkan yang masih tersisa atau bahkan mencampakkannya; dan kemudian membuat sesuatu yang baru di dalamnya. Perannya dalam bidang agama dan religi sangat luar biasa. Kehidupan di dalam kota tuanya, unik luar biasa. Penuh relegi dalam budaya dan sejarah. Maka sewajarnya lah Fez disebut kota Spiritual dan Budaya Dunia”

Hari ini kami menikmati perjalanan sepanjang 469 Km yang kami tempuh selama 7 Jam lebih,  dari desa kecil Merzaouga dekat Gurun Sahara menuju Kota Fez.  Kota yang pernah menjadi ibu kota Marocco dengan sejarah perkembangan kota yang sangat panjang. 

Dimana setiap penguasanya membangun jejak sejarah kekuasaannya dengan  situs peradaban kehidupan manusia dengan cara: menghancurkan yang pernah ada; mengembangkan yang masih tersisa; atau membuat sesuatu yang baru di dalamnya.

Sebuah kota yang saat ini mewariskan situs-situs peradaban dan budaya manusia  sebagai warisan dunia.  Beberapa bahkan dicatat sebagai warisan dunia tertua, yang dapat menjadi pembelajaran bagi kita sebagai manusia.

Perjalanan panjang menjadi menyenangkan karena pemandangan alam yang berbeda sepanjang jalan. Kami singgah di “Ifrane”, sebuah kota kecil cantik di wilayah Pegunungan Atlas Tengah, Marocco Utara, ,dengan ketinggian 1.665 meter. Untuk istirahat dan makan siang.  Kota Resort yang cantik dan indah.

Sebuah kota cantik yang dibangun oleh pemerintah kolonial Perancis dalam masa pendudukannya di Marocco. Dengan salju yang turun di musim dingin, Ifrane menjadi tempat istirahat yang pas dan berkelas.

Santap Siang Di Ifrane Kota Resort Di Pegunungan Atlas Tengah, Marocco Utara (Dok.MM-Pribadi)
Santap Siang Di Ifrane Kota Resort Di Pegunungan Atlas Tengah, Marocco Utara (Dok.MM-Pribadi)
Menjalang magrib kami baru tiba di kota Fez. Sebuah kota tua yang mengukir banyak sejarah dalam masa perkebangannya. Kota ketiga terbesar di Marocco, yang dalam catatan sejarah pernah menjadi ibukota Negara. 

Terletak di pedalaman utara Marocco, yang dikelilingi oleh perbukitan, Fez tercatat sebagai ibukota wilayah administrative Fez-Meknes.  Dengan populasi penduduk tercatat lebih dari 1.150.000 jiwa.

Kota yang dalam catatan sejarah dibangun oleh banyak penguasa kota. Awalnya pada masa pemerintahan Idrisid selama abad 8-9 M. Pada abad 10 M kota Fez diperebutkan antara Kekalifahan Cordoba dan Kekalifahan Fatimmah Ifriqiyah (Tunisia). 

Bergulir kepemerintahan Almoravid di abad 11-12 M. Disusul penguasa Almohad pada abad 12-13 M. Berpindah ke Marinid pada abad 13-15 M. Penguasa Saadis pada abad 16 M.

Berpindah lagi ke Dinasti Alaouite pada abad 17 M singgah sekarang. Namun diselingi dengan perpecahan dalam tubuh dinasti ini yang mengggunakan Perancis sebagai sekutunya dan sejak 1912 menjadi pemerintahan Protektorat di Maroko sesuai perjanjian Fez hingga Marocco menerima kembali kemerdekannya pada 1956.

Malam baru memulai debutnya menyusul waktu magrib yang baru saja hilangkan warna merah jingga di langit sana, saat restouran hotel bintang lima itu mempersilahkan tamu-tamu terhormatnya dari Indonesia untuk santap malam dengan menu buffet istimewa. Paduan menu Eropa dan Afrika Utara.

Dari teras restaurant hotel “Les Merinides” terbentang panorama indah kota tua Fez di malam hari dengan banyaknya lampu menghias kota di sana-sini. Sambil bersantap malam kami nikmati karunia Allah yang luar biasa ini. Hotel bintang lima yang berada di dataran tinggi kota Fez ini memang sangat cocok untuk mereka yang ingin melihat cantik nya kota Fez di malam hari.

Rasanya kami tak hendak beranjak dari tempat kami berpijak. Menyaksikan indahnya guratan lukisan panorama indah kota Fez. Sementara malam semakin larut, mengingatkan kami akan program besok yang masih berlanjut.  Kami tinggalkan panorama indah kota Fez yang seakan “terkejut”. Don’t worry Fez. We’ll close to you tomorrow. See you soon. Dan kami pun kembali ke kamar mempersiapkan diri mengeksplorasi kota Fez esok pagi.

Panorama Old Medina Fez Dari Hotel Bintang Lima
Panorama Old Medina Fez Dari Hotel Bintang Lima "Les Merinides" (Dok.Rsvs-Pribadi)
Kota Fez saat ini terbagi menjadi 2 kawasan, yaitu Kawasan “Medina Tua” yang di dalamnya terdapat “Fez el-Bali” yang didirikan oleh Idris I pada 789 M, Pendiri dinasti Idrisid dan “Al-‘Aliya  atau Fez Jdid” yang didirikan oleh putranya,  Idris II  pada 809 M. Dan Kawasan lainnya adalah “Perkotaan Modern Ville Nouvelle”, yang didirikan pada era kolonial Perancis, yang ukurannya jauh lebih besar.

Mengeksplorasi  “Madina Tua” butuh sedikit tenaga ekstra, karena kita akan banyak jalan dalam program menjelajahi kota tua. Untuk melihat Kasbah (Benteng kota); melihat pola kehidupan yang ada di dalamnya; keindahan masjid dan universitas tertua di dunia; bagaimana ekonomi berputar;  industri penyamakkan kulit yang masih eksis hingga saat ini; dan bagaimana mereka menjalani hidup sehari-hari. Semua tersaji asalkan anda mau menjelajahi. Tak ada kendaraan saat berada di kota tua. Hanya jalan kaki.

Tak diperkenankan kita mengeksplorasinya tanpa pengawalan. Kota tua Fez laksana labirin yang rumit. Tanpa “Orang dalam-penduduk asli kota tua Fez” jangankan kita, guide lokal nya pun mungkin tersasar mencari jalan keluar. Yang menunjukkan betapa ruwetnya jalan-jalan kecil di kota tua Fez ini.

Jangan kaget saat berjalan nanti anda akan berjumpa dengan keledai atau bagal (himar) (persilangan kuda betina dengan keledai jantan) yang mengangkut apa saja. Dari mengangkut barang belanjaan, aneka sayuran, barang-barang elektronik hingga mengangkut sampah rumah tangga. Pokoknya segalanya bisa diangkut. Ya…mereka alat angkut utama di dalam kota tua Fez. Jadi kalau berjumpa keledai atau bagal,  tak usah panik. Cukup menghindar di tepi jalan saja.

Sekedar pengetahuan: Persilangan Kuda Jantan  dengan keledai betina disebut dengan Nagil (hinny). Persilangan kuda betina dengan keledai jantan di sebut Bagal (himar).  Ciri-ciri : tubuh lebih besar dari keledai, tapi lebih kecil dari kuda, kuping besar dan tegak. Wajahnya lebih mirip keledai dari pada kuda.  Tapi…persilangan kuda betina dengan Bagal (himar) jantan…bisa dipastikan tidak akan menghasilkan keturunan.

Karenanya Medina Tua atau kota tua Fez terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO yang diyakini sebagai salah satu zone pejalan kaki perkotaan terbesar di dunia (area bebas mobil). Luar biasa!

Berbagai Aktivitas Di Kota Tua Fez (Dok.LA.Times-Pribadi)
Berbagai Aktivitas Di Kota Tua Fez (Dok.LA.Times-Pribadi)

Yuuuk sekarang kita telusuri tempat-tempat bersejarah di dalamnya. “Pasukan…siiiiaap” majuuu…jalan. Pandangan lurus kedepan, jangan tersangkut perhatian dan membeli barang-barang yang diperdagangkan, apalagi sampai ketinggalan. Kalau anda hilang saya akan pusing bukan kepalang. Tolong dicamkan!!!  (ingat saat jadi komandan gerak jalan di SMA dulu, heee…heee)

Adalah Universitas  Al-Qarawiyyin yang punya predikat Universitas tertua di dunia yang jadi tujuan eksplorasi utama kita. Awalnya hanyalah sebuah masjid kecil berukuran 30 meter dengan halaman dan empat lorong melintang. 

Dibangun oleh putri saudagar kaya Muhammad Al-Fihri dari Kairouan, Tunisia, yaitu Fatima al-Fihri pada 859 M, setelah mereka bermigrasi ke Fes pada abad ke-9 yang bergabung dengan komunitas pendatang dari asal yang sama di sebuah distrik barat kota.

Bersama kakaknya, Mariam, ia bertekad memanfaatkan warisan ayahnya untuk membangun masjid. Sebagai orang yang berpendidikan mereka kemudian mengembangkan masjid bukan hanya semata tempat ibadah, tapi juga pendidikan agama dan berbagai diskusi agama dan politik.

Secara bertahap masjid ini mengembangkan pendidikan khususnya Ilmu Alam. Nama Qarawiyyin, diperkirakan diambil dari nama daerah asal mereka, yaitu; Kairouan

Dalam masa perkembangannya Al-Qarawiyyin memperoleh perlindungan politik kuat dari Sultan yang berkuasa. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya manuskrip yang disimpan di perpustakaan yang didirikan Sultan Abu Inan Faris dari dinasti Marinid pada 1349 M.

Universitas dan Masjid Al-Qarawiyyin (Dok.Wikipedia-Tajdid)
Universitas dan Masjid Al-Qarawiyyin (Dok.Wikipedia-Tajdid)
Banyak mata pelajaran yang diajarkan di Al-Qarawiyyin, selain ilmu Al-Qur’an dan Fiqih, diantaranya: Matematika, Kimia, Kedokteran, Bahasa, Sejarah, Geografi, Music, Astronomi dan Retorika. Peran besarnya pada abad pertengahan adalah dalam pertukaran budaya dan transfer ilmu pengetahuan antara Muslim dan Eropa.

Telah banyak sarjana yang dihasilkan Universitas Al-Qarawiyyin yang mempengaruhi intelektual dan akademik dunia Muslim, diantaranya: Ibnu Rushayd al-Sabti, Mohammed bin al Hajj al-Abdari al-Fasi, Abu Imran al-Fasi, Leo Africanus, teoritikus terkemuka mazhad Maliki dan untuk Yahudi ada : Rabbi Moshe ben Maimon.

Walaupun mendapat tentangan dari sejarawan lain, Al-Qarawiyyin dianggap oleh buku Guinness UNESCO dan banyak sejarawan sebagai Universitas pemberi gelar akademik tertua yang masik eksis dan beroperasi di dunia

Universitas Al-Qarawiyyin di re-organisasi menjadi Universitas Modern pada 1947 M. Namun pada 1975 M Al-Qarawiyyin dikhususkan hanya pada program Studi Islam dan Studi Teologis.

Sementara studi umum telah dialihkan ke Universitas yang baru didirikan, yaitu  “Universitas  Sidi Mohammed Ben Abdellah” yang berlokasi  di gedung bekas markas militer Perancis di Dhar El-Marraz Fez

Sidi Mohammed Ben Abdellah adalah nama Sultan Marocco yang berkuasa pada 1757-1790 dari dinasti Alaouite, namanya diberikan kepada Universitas tersebut untuk mengenang jasanya yang amat besar atas pemberian izin tinggal dan suaka politik bagi para imigran korban pengusiran pemerintah Spanyol saat itu.

Alhamdulillah kami diberi kesempatan Allah untuk mengunjung Universitas Qarawiyyin dan melakukan sholat di dalam masjid yang ada di dalamnya. Kami masuk dari Bab Al-Ward. Sebuah pintu gerbang berlapis plat kuningan atau tembaga bemotif  khas Moor yang membelah menjadi dua sisi, sehingga bisa dibuka sesuai keperluannya.

Al Qarawiyyin Universitas Tertua Di Dunia (Dok.Pribadi)
Al Qarawiyyin Universitas Tertua Di Dunia (Dok.Pribadi)
Sebuah tempat wudhu berbentuk kubus dengan mangkuk bulat ditengahnya dan menampung air yang datang dari air mancur yang berada di tengahnya, menjadi pemandangan pertama yang menarik perhatian, karena letaknya persis di depan pintu gerbang.

Beberapa kursi kayu kecil terlihat di sisi kolam wudhu. Ada beberapa gayung kecil aneka warna dan bentuk mengapung di atas kolam bulat untuk menjadi alat pengambil air wudhu yang ada.

Keramik bermotif kotak yang disusun saling bertemu sudut runcing-nya, dengan paduan warna putih, krem, hijau dan biru tua menjadi hiasan lantai dan list pemisah ketinggian ruangan.

Segaris dengan kolam wudhu ditengah; disisi kanan dan kiri juga memiliki pancuran air untuk wudhu dalam bentuk yang lebih kecil. Bentuk yang nyaris  sama. Di tengahnya dibuat sebuah jalur kecil buangan air yang menghubungkan ketiga tempat wudhu tersebut.

Sebuah bangunan serupa gazebo dengan design arsitektur khas Moor, berupa lengkungan tapal kuda dan muqarnas yang tampil mewah menutup bagian atas kolam kecil tempat wudhu tersebut yang di belakangnya terdapat ruang sholat untuk wanita. Sebuah menara yang tidak terlalu tinggi dibangun di sisi kanan persis dibelakang gazebo.

Dindingnya di donimasi warna putih dengan banyak lengkungan tapal kuda yang menjadi akses masuk ke ruangan. Di beberapa tempat disekat dengan partisi kayu bermotif lingkaran kecil untuk memberi ruang privasi atau membatasi akses masuk. Warna hijau menjadi ornament warna dibagian genteng penutup bangunan.

Secara keseluruhan aristektur Masjid didomonasi gaya arsitektur Moor dengan kekuatan pada keindahan design lengkung tapal kuda, muqarnas yang tampil mewah dan motif geometrik. Semua tampil secara simple namun memberikan keanggunan tersendiri.

Universitas dan Masjid Al-Qarawiyyin Fez Marocco (Dok.Pribadi)
Universitas dan Masjid Al-Qarawiyyin Fez Marocco (Dok.Pribadi)
Beberapa Masjid tua dan bersejarah lain juga masih ada di Madina Fez ini, yaitu Masjid Andalusia yang didirikan pada 859-860 dan Masjid Bao Jeloud (gerbang biru) yang dibangun pada akhir abad 12. 

Sementara masjid-masjid lain sudah tidak dalam bentuk aslinya lagi (dibangun kembali) seperti; Masjid Syarif (Masjid Syurafa) yang sekarang dikenal sebagai Zawiya Moulay Idris II, yaitu situs makam Idus II dan Masjid Syekh (Masjid Al-Anouar) yang meninggalkan sisa-sisa kecil saja. Dan masih banyak lagi masjid-masjid besar yang dibangun di kawasan yang sekarang di kenal sebagai “Old Madina” ini.

Banyaknya tempat-tempat bersejarah di bidang keagamaan dan religi yang berperan dalam perkembangan kota ini menjadikan Madina Fez sebagai kota Spiritual dan budaya di Marocco yang perannya masih terasa hingga saat ini.

Tidak hanya dibidang Religi, Madina Fez juga terus bergeliat di sektor ekonomi. Ratusan Juta Dirham Marocco atau bahkan  mungkin lebih berputar di sekitar Madina Fez ini. Dan satu industri yang terus bertahan hingga saat ini adalah Penyamakan kulit Chouara yang sudah ada sejak abad ke 11. 

Proses penyamakkan kulit yang masih tradisional dengan menggunakan kotoran merpati sebagai bagian untuk memproses penyamakannya. Yang hasilnya berkembang menjadi aneka produk kulit yang dipasarkan di Marocco dan di Eksport ke luar negeri.

Di sepanjang program tour keliling kota tua Fez, kita akan banyak menjumpai pedagang-pedagang yang memburu kita untuk membeli produk-produk souvenir dari kulit khas Medina Fez ini. Soal harga anda bisa menawarnya.  

Soal kualitas, tentu berbeda dengan yang di dalam kota sana. Sudah sewajarnya. Ada kualitas tentu ada harganya! Tinggal anda yang menentukannya. Sekedar buah tangan…bolehlah. Berbagi rezeki dengan mereka yang bersusah payah menjajakan dagangannya.

Denyut Nadi Ekonomi Old Medina Fez (Dok.Berbagai Sumber)
Denyut Nadi Ekonomi Old Medina Fez (Dok.Berbagai Sumber)

Kita juga akan menjumpai toko-toko yang tersembunyi, namun menjual produk-produk tekstil yang cantik dan menarik, dengan design khas morocco. Beberapa toko menjual produk keramik dengan design geometric yang menjadi ciri khas Fez yang diadaptasi dari seni artistektur Moor. Pas sebagai cenderamata berkelas dari kota Fez. Tak hanya itu mereka juga pandai membuat lampu-lampu hias dari logam yang tampil elegan untuk pajangan.

Soal makanan, jangan khawatir. Kalau tidak jalan bersama group, kita bisa makan di warung atau restaurant kecil sepanjang jalan dalam kota tua Fez. Menu nya tentu khas makanan morocco. 

Tapi ada juga restaurant bergaya rumah sultan, mewah dan berkelas dengan makanan lezat tentunya. Ini yang kami lakukan untuk group tour kami. Menjamu mereka dengan pelayanan bagaikan tamu sultan. Mantab!

Pokoknya di Madina Fez apa yang anda mau in syaa Allah tersedia, tapi jangan cari “produk branded” di sana. Ini bukan tempat yang pas untuk mendapatkannya. Dijamin pasti tidak ada.

Menelusuri kota tua Fez rasanya tak cukup satu hari, apalagi anda ingin mendapatkan sensasi yang lebih. Juga dibutuhkan ekstra tenaga untuk terus berjalan kaki. Tapi untuk sekedar mengenal dan mendapatkan sedikit sensasi rasanya program kali ini jauh lebih dari cukup. 

Pengetahuan dan ilmu sudah di dapatkan; oleh-oleh dan cenderamata khas madina Fez sudah dalam genggaman; pandangan mata dan hati sudah terpuaskan; pegal dan lelahnya kaki sudah kita rasakan. Jadi…apalagi yang anda inginkan? 

Yang terbaik adalah mengucap kalimat; “Fabiayyi aalaaa-i robbikumaa tukazzibaan – Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan” Q.S 55 : Ar-Rahman.  Untuk mensyukuri betapa besar nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada kita.  Hingga detik ini.

Matahari masih belum condong sepenuhnya menuju waktu senja saat kami meninggalkan kota Fez yang penuh dengan kenangan sejarah di dalamnya. Kota Fez memandang diam tanpa suara, membiarkan kami pergi tanpa berkata apa-apa.

Dalam diamnya seolah kota Fez berkata,”Pergilah…bawa cerita diriku kepada dunia, katakan pada mereka bagaimana penguasa yang menguasai diriku membuat sejarah dengan meruntuhkan apa yang ada di dalamnya; membangun yang sesuatu yang baru dari yang tersisa atau bahkan mencampakkan nya; dan mempertahankan monumen kemenangan nya seolah kejayaan tak ada akhirnya.

Harapan ku sebenarnya agar setiap penguasa tidak meruntuhkan yang sudah ada; buatlah goresan sejarah baru tanpa merusak yang lama, agar generasi berikutnya bisa menelusuri jejak sejarah suatu bangsa dengan sempurna. Aahh…sudahlah itu hanya sekedar harapan saja. Manusia sebagai penguasa lebih banyak tak pernah ada yang mau  mengalahkan dirinya. Itulah kodrat manusia."

“Fez..., aku dengan suara rintihan batinmu…biar nanti kusampaikan pada dunia”.

Jkt/Ksw/12102021/27

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun