Sidi Mohammed Ben Abdellah adalah nama Sultan Marocco yang berkuasa pada 1757-1790 dari dinasti Alaouite, namanya diberikan kepada Universitas tersebut untuk mengenang jasanya yang amat besar atas pemberian izin tinggal dan suaka politik bagi para imigran korban pengusiran pemerintah Spanyol saat itu.
Alhamdulillah kami diberi kesempatan Allah untuk mengunjung Universitas Qarawiyyin dan melakukan sholat di dalam masjid yang ada di dalamnya. Kami masuk dari Bab Al-Ward. Sebuah pintu gerbang berlapis plat kuningan atau tembaga bemotif khas Moor yang membelah menjadi dua sisi, sehingga bisa dibuka sesuai keperluannya.
Sebuah tempat wudhu berbentuk kubus dengan mangkuk bulat ditengahnya dan menampung air yang datang dari air mancur yang berada di tengahnya, menjadi pemandangan pertama yang menarik perhatian, karena letaknya persis di depan pintu gerbang.
Beberapa kursi kayu kecil terlihat di sisi kolam wudhu. Ada beberapa gayung kecil aneka warna dan bentuk mengapung di atas kolam bulat untuk menjadi alat pengambil air wudhu yang ada.
Keramik bermotif kotak yang disusun saling bertemu sudut runcing-nya, dengan paduan warna putih, krem, hijau dan biru tua menjadi hiasan lantai dan list pemisah ketinggian ruangan.
Segaris dengan kolam wudhu ditengah; disisi kanan dan kiri juga memiliki pancuran air untuk wudhu dalam bentuk yang lebih kecil. Bentuk yang nyaris sama. Di tengahnya dibuat sebuah jalur kecil buangan air yang menghubungkan ketiga tempat wudhu tersebut.
Sebuah bangunan serupa gazebo dengan design arsitektur khas Moor, berupa lengkungan tapal kuda dan muqarnas yang tampil mewah menutup bagian atas kolam kecil tempat wudhu tersebut yang di belakangnya terdapat ruang sholat untuk wanita. Sebuah menara yang tidak terlalu tinggi dibangun di sisi kanan persis dibelakang gazebo.
Dindingnya di donimasi warna putih dengan banyak lengkungan tapal kuda yang menjadi akses masuk ke ruangan. Di beberapa tempat disekat dengan partisi kayu bermotif lingkaran kecil untuk memberi ruang privasi atau membatasi akses masuk. Warna hijau menjadi ornament warna dibagian genteng penutup bangunan.
Secara keseluruhan aristektur Masjid didomonasi gaya arsitektur Moor dengan kekuatan pada keindahan design lengkung tapal kuda, muqarnas yang tampil mewah dan motif geometrik. Semua tampil secara simple namun memberikan keanggunan tersendiri.
Beberapa Masjid tua dan bersejarah lain juga masih ada di Madina Fez ini, yaitu Masjid Andalusia yang didirikan pada 859-860 dan Masjid Bao Jeloud (gerbang biru) yang dibangun pada akhir abad 12.
Sementara masjid-masjid lain sudah tidak dalam bentuk aslinya lagi (dibangun kembali) seperti; Masjid Syarif (Masjid Syurafa) yang sekarang dikenal sebagai Zawiya Moulay Idris II, yaitu situs makam Idus II dan Masjid Syekh (Masjid Al-Anouar) yang meninggalkan sisa-sisa kecil saja. Dan masih banyak lagi masjid-masjid besar yang dibangun di kawasan yang sekarang di kenal sebagai “Old Madina” ini.