Kemudian dia mendapat promosi sebagai Wazir Agung.
Saat sang Sultan meninggal, Putranya Abdel Aziz diangkat sebagai sultan pada 1894. Karena Sultan masih berusia enam belas tahun, maka Ba Ahmed berperan sebagai penguasa efektif Marocco hingga kematiannya akibat penyakit pada 1900.
Dengan jabatannya sebagai Wazir dan penguasa efektif kerajaan, ia mulai memperluas Istana yang dibangun ayahnya dengan menambah sedikit demi sedikit tanah baru disekitarnya.
Didukung dua saudara laki-lakinya Si Said dan Idris. Si Said juga membangun sendiri istananya di utara yang dikenal sebagai Dar Si Said, yang sekarang berfungsi sebagai Museum.
Kami mulai memasuki “istana yang seperti bukan istana sesungguhnya”, karena di bagian awalnya memang tampak layaknya masuk kesebuah rumah yang besar saja. Dimulai dari sebuah pintu berbentuk tapal kuda lalu masuk ruang utamanya.
Tidak terlalu besar yang mencerminkan sebuah Istana; dalam benak seseorang yang berharap mendapat kesan megah di dalamnya.
Dinding dan lantainyanya memiliki dekorasi khas Marocco dengan celling yang terbuat dari kayu berukiran indah . Di bagian awal banyak terliat dinding yang dicat warna putih dengan list biru di beberapa bagian ruang.
Terlihat membentuk sebuah komposisi bangunan yang membentuk sebuah halaman kecil di dalamnya. Semakin ke dalam setiap ruangan semakin tertata lebih apik dan cantik.
Memang sejatinya Istana ini sejak awal tidak dibangun dalam rancangan aristektur terpadu, tetapi dibangun dan diperluas secara bertahap selama bertahun-tahun. Yang pembangunannya dirancang sesuai tanah yang tersedia dan kebutuhan yang ada. Sehingga mencapai ukuran luas hingga 2 hektar.
Pembangunan istana juga meliputi pembuatan kamar-kamar untuk kediaman keluarga pribadi dan haremnya, pelayan serta para budak. Nama Bahia diambil dari Istri yang paling dicintainya,yaitu “Bahia”.