Pada bagian atap beberapa kolom seakan diikat oleh sebuah blok batu yang menyatukan kolom-kolom tersebut. Blok batu yang menyatukan kolom juga dihiasi dengan ornament-ornamen yang indah. Â Namun ada juga kolom yang tidak terikat pada bagian atas nya dengan balok batu.
Kami benar-benar menyaksikan betapa hebatnya arsitektur bangunan kuil ini. Â Membangun kuil yang besar dengan material yang berat. Â Yang menimbulkan banyak pertanyaan di benak kami yang awam. Bagaimana cara mereka mengangkut batu-batu besar yang utuh dan nyaris bulat sempurna dari tempat asalnya; Â serta bagaimana cara tekhnis mereka mendirikannya; dan peralatan apa yang digunakan pada masanya?
Beberapa pertanyaan terjawab sesuai logika. Batu-batu besar itu diambil dari beberapa daerah sepanjang jalur sungai Nil. Mombongkarnya dari gunung atau bukit lalu membawanya dengan peralatan sejenis gerobak atau menggelindingkannya dengan rel-rel kayu bulat menuju sungai untuk selanjutnya dengan sejenis rakit besar dialiran melalui sungai Nil hingga ke lokasi tujuan.
Mendirikannya diperluan pengetahuan fisika tentang fungsi alat jungkit yang dengannya orang banyak tas perintah sang firaun yang berkuasa dengan susah payah mendirikannya. Setelah banguan berdiri mereka mulai mendekorasinya. Beberapa mungkin di dekorasi ditempat pembongkaran awal asal batu untuk mempermudah aplikasi pada bangunan yang dibuat. Â Masih banyak teori lainnya dapat menjelaskannya. Wallahu a'alam bishawab.
Bergeser kesebelah kanan ruang yang banyak kolom, dan kita masuk pintu ke III, Â kita akan bertemu dengan sebuah batu obelisk yang utuh berdiri tegak di sana. Yaitu Obelisk Thutmose IÂ dari dinasti ke 18 Mesir, ayah Hatshepsut yang mendirikan "Hatshepsut Tempel" dan sudah kita bahasa di episode ke delapan di Kompasiana. Â Obelisk yang berdiri tegak antara pintu III dan IV.
Hatshepsut sendiri pernah menginginkan adanya obelisk untuk dirinya di Karnak temple yang diambil dari area di Aswan. Satu batu obelisk besar yang dalam proses pengerjaan rusak atau patah sehingga tidak digunakan, namun tetap menjadi situs yang banyak dikunjungi di Aswan yang dikenal dengan "Unfinised Obelisk". Â
 Seandainya obelisk tersebut tidak rusak maka ia akan menjadi yang terbesar dari obelisk yang pernah dibuat sebelumnya.  Beratnya sepertiga lebih besar dari obelisk yang pernah ada sebelumnya, mencapai ukuran 42 meter dengan berat 1.090 ton atau seberat 200 ekor gajah afrika.
Hatshepsut kemudian memerintahkan membuat obelisk lagi yang dibangunnya pada 1457 SM selama disnasti ke 18. Â Yang menjadikan obelisk ini sebagai yang terbesar kedua dari semua obelisk Mesir Kuno. Â Bahannya granit merah muda, dengan tinggi 28,58 meter dan berat 343 ton. Â Letaknya dekat Obelisk Thutmose I di Kuil Karnak.