Kuil Esna dibangun pada masa dinasti Ptolomeus (Yunani), namun semua kuil yang bertahan hingga sekarang dibangun pada masa Romawi. Kuil yang pernah dijadikan tempat tinggal penduduk dan gudang kapas pada abad 19 ini dibersihkan dari tanah dan sampah yang menutupinya saat Vivant Denon mengunjunginya.
Dominique Vivant, Baron Denon adalah diplomat Prancis di bawah Louise XV dan Louis XVI. Ia seorang seniman, penulis, diplomat dan arkeolog Prancis yang juga Direktur Pertama museum Louvre yang terkenal di Paris yang pengangkatannya dilakukan oleh Napoleon Banaparte.Â
Pria yang lahir pada 4 Januari 1747 dan meninggal pada 27 April 1825  ini sangat  berperan penting dalam menggali banyak peradapan budaya Mesir.  Yang sebagian hasil penemuannya sekarang dapat kita lihat di Museum Louvre Paris.Â
Sebenarnya hasil ekspedisinya menggali kebudayaan Mesir ini lebih banyak bersifat "penjarahan" karena banyak peninggalan budaya Mesir yang kini berada di Paris dan beberapa Negara Barat lainnya. Â Karena sudah kodrat para penjajah sebuah negeri akan menguras harta yang bernilai dalam bentuk apapun yang ada di negeri jajahannya untuk dibawa ke Negara mereka.
Sebagai seorang arkelog, Vivant Denon juga seorang seniman lukis. Â Yang karya-karya sketsanya tentang suatu peradaban di suatu negera dibuatnya dalam gamabar atau lukisan. Â Karyanya diterbitkan dalam "Voyade dams la basse at la haute Egypte- Journey in Lower and Upper Egypt". Diterbitkan dalam dua buku.
Karyanya mengangkat nama Vivant Demon sebagai seorang arkelog dan juga seniman, yang memicu kebangkitan Mesir pada bidang Arsitektur dan seni dekoratif.
Mendengarkan semua penjelasan tentang kuil Esna menjadikan kita terpesona dengan keindahan arsitektur dan seni dekoratif yang ada. Â Membangkitkan imajinasi tentang pola kehidupan mereka pada zamannya. Yang telah membangun bangunan-bangunan yang besar dan megah dan menjadikan banyak dewa sebagai tuhannya. Dan mempersekutukan Allah Yang Maha Esa.
Tapi lihat bagaimana kesudahannya... hancur tak bersisa. Â Kalau bukan karena campur tangan generasi sesudahnya, maka semua hanyalah tinggal puing-puing belaka.
Teringat ayat dalam Al-Quran yang meminta kita banyak berjalan di muka bumi Nya, "Katakan : Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)".(QS: Ar Rum-30; 42)
Kami tertunduk dan beristighfar, seraya mengucap syukur, Â "Alhamdulillah Ya Allah, Engkau hadirkan kami di sini untuk melihat semua kebenaran firman Mu. Â
Menyaksikan sendiri dengan mata kami dan mendengar semua tentang hal ini, maka jadikanlah kami hamba-hamba Mu yang selalu Meng-Esa-kan Dzat Mu yang Maha Mulia, Allahuma Amiin Ya Karim.