Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kuil Esna yang Mempesona (Bagian Kelima: Pesona Pelayaran Kapal Pesiar Aswan-Luxor)

13 September 2021   05:55 Diperbarui: 13 September 2021   05:59 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuil Esna Yang Mempesona Dari Goresan Sketsa Hingga Yang Nyata.  Dok.jeancloudegolvin.com-Wikipedia

Jarak Dermaga Kuil Esna tidak terlalu jauh dari titik kami beranjak di Esna Lock.  Hanya "selemparan  jala nelayan" untuk menggambarkan betapa dekatnya. Dermaga berada diantara banyak rumah penduduk lokal dengan segala aktivitasnya.  Dimana Kuil Esna yang mempesona ada di sana.

Yang dengan keluguannya dahulu pernah menjadikan Kuil Esna sebagai tempat tinggal, gudang dan kegiatan harian lainnya sebelum pemerintah Mesir mengambil alih fungsinya untuk kepentingan sejarah dan pariwisata.

Dengan beberapa teman seperjalanan kami menyempatkan diri bersantai di deck teratas.  Sambil melihat keindahan Esna lebih dekat sebelum kapal pesiar merapat di dermaga Esna yang semakin dekat. 

Tak lamapun kapal pesiar melambat dan terus merapat di dermana Esna. Agar tidak terlambat, kamipun segera bersiap.  Bergabung dengan teman-teman yang sudah siap untuk mengeksplor kuil Esna dari titik terdekat.

Menanti Saat Eksplorasi Ke Kuil Esna. Dokumen Pribadi
Menanti Saat Eksplorasi Ke Kuil Esna. Dokumen Pribadi

Letaknya yang tak jauh dari dermaga membuat kami hanya berjalan saja untuk ke Kuil Esna.  Jalannya sedikit menurun untuk tiba sampai sana. Kuil yang dikelilingi tembok sebagai pembatas dengan rumah penduduk ini sedikit kurang terawat dibandingkan dengan kuil-kuil lainnya, namun masih memancarkan keindahan arsitekturnya.

Keindahan Situs dan kemegahan  arsitektur Kuil Esna memang mempesona.  Enam buah Pilar besar yang indah dihiasi ornament daun teratai yang berbeda satu sama lain menjadi penyangga gerbang utama Kuil Esna.

Setengah bagian gerbang dibuat dinding yang seakan mengikat tiga pilar di sisi kiri dan tiga pilar di sisi kanan. Sementara pilar ke tiga dan keempat dibiarkan terbuka membentuk pintu gerbang masuk kuil.

Di atas dinding yang dibangun dibuat canopy kecil dengan ornament relief  sebagai penghias. Bidang diantara dua pilar seakan membentuk canvas yang dilukis dengan relif-relif para dewa atau kejadian-kejadian pada masanya.

Kesemuanya disatukan oleh dinding yang membentuk sebuah ruangan persegi panjang sebagai tempat pemujaan. Kuil yang dibangun dari batu pasir merah ini seakan telah memiliki warna alami.

Kuil yang bisa kita saksikan saat ini hanyalah bagian depan saja.  Bagian yang memiliki banyak pilar-pilar penyangga dengan hiasan yang cantik.  Setiap pilar nyaris berukuran sama dengan bentuk bulat sempurna.  Ruang depan kuil sebelum masuk ke ruang pemujaan ini secara struktur menjadi penyangga kuil

Di setiap dinding pilar dipahat kejadian-kejadian pada masanya dengan huruf hieroglyph Mesir Kuno, dengan ornament kelopak bunga di atasnya yang seakan bersambung dengan ceiling-langit-langit atas.

Tidak hanya pilar, nyaris semua dinding dipahat dengan ukiran para dewa, tokoh terkemuka dan beberapa prosesi pemujaan; cerita kejadian masa lalu; dan peran dewa dalam kehidupan, semua dalam  huruf hieroglyph.  Beberapa lukisan bahkan diberi warna.  Warna alami yang diambil dari aneka tumbuhan.

Sayangnya dibeberapa bagian ceiling tampak menghitam akibat asap pembakaran.  Di duga ini ulah penduduk lokal yang dulu memanfaatkan kuil sebagai tempat tinggal.  Aktivitas memasak makanan dari pembakaran menyebabkan jelaga asap menempel di langit-langit kuil.  Sangat disayangkan.  Ini kebodohan akibat ketidaktahuan.

Mengekspolarasi Kuil Esna Yang Mempesona. Dokumen Pribadi
Mengekspolarasi Kuil Esna Yang Mempesona. Dokumen Pribadi

Kuil Esna didedikasikan untuk Dewa Khnum, salah satu dewa Mesir yang paling awal dikenal. Mulanya dikenal sebagai Dewa Sumber Sungai Nil yang membawa kehidupan.  

Dia dianggap sebagai dewa pencipta anak-anak manusia, yang dibuat di roda pembuatan tembikar tanah liat lalu ditempatkan dalam Rahim sang ibu. Dia juga digambarkan telah membentuk dewa-dewa lain.  Dia memiliki gelar "Tembikar Ilahi" dan "Penguasa yang menciptakan segala sesuatu dari dirinya sendiri"

Dewa Khnum digambarkan sebagai manusia berkepala domba Jantan yang dikultuskan sebagai Dewa di kuil Esna.  Disembah bersama Menhit (Permaisuri), dan selirnya Nebtu, Neith serta Haka (Putra Sulung Penerusnya).  Sementara di Kuil Elephantine, ia disembah bersama Satis dan Anuket.  Dalam Hieroglyph, Dewa Khnum disimbolkan dengan "roda pembuat tembikar" 

Khnum dan Neith disebut sebagai dewa pencipta.  Khnum disebut "Ayah dari para ayah" dan Neith disebut "ibu dari para ibu".  Kemudian mereka menjadi orang tua Ra, yang disebut dengan Khnum-Re.

Arsitetur Dan Seni Dekorasi Kuil Esna. Wikipedia
Arsitetur Dan Seni Dekorasi Kuil Esna. Wikipedia

 

Kuil Esna dibangun pada masa dinasti Ptolomeus (Yunani), namun semua kuil yang bertahan hingga sekarang dibangun pada masa Romawi. Kuil yang pernah dijadikan tempat tinggal penduduk dan gudang kapas pada abad 19 ini dibersihkan dari tanah dan sampah yang menutupinya saat Vivant Denon mengunjunginya.

Dominique Vivant, Baron Denon adalah diplomat Prancis di bawah Louise XV dan Louis XVI. Ia seorang seniman, penulis, diplomat dan arkeolog Prancis yang juga Direktur Pertama museum Louvre yang terkenal di Paris yang pengangkatannya dilakukan oleh Napoleon Banaparte. 

Pria yang lahir pada 4 Januari 1747 dan meninggal pada 27 April 1825  ini sangat  berperan penting dalam menggali banyak peradapan budaya Mesir.  Yang sebagian hasil penemuannya sekarang dapat kita lihat di Museum Louvre Paris. 

Sebenarnya hasil ekspedisinya menggali kebudayaan Mesir ini lebih banyak bersifat "penjarahan" karena banyak peninggalan budaya Mesir yang kini berada di Paris dan beberapa Negara Barat lainnya.  Karena sudah kodrat para penjajah sebuah negeri akan menguras harta yang bernilai dalam bentuk apapun yang ada di negeri jajahannya untuk dibawa ke Negara mereka.

Sebagai seorang arkelog, Vivant Denon juga seorang seniman lukis.  Yang karya-karya sketsanya tentang suatu peradaban di suatu negera dibuatnya dalam gamabar atau lukisan.  Karyanya diterbitkan dalam "Voyade dams la basse at la haute Egypte- Journey in Lower and Upper Egypt". Diterbitkan dalam dua buku.

Karyanya mengangkat nama Vivant Demon sebagai seorang arkelog dan juga seniman, yang memicu kebangkitan Mesir pada bidang Arsitektur dan seni dekoratif.

Mendengarkan semua penjelasan tentang kuil Esna menjadikan kita terpesona dengan keindahan arsitektur dan seni dekoratif yang ada.  Membangkitkan imajinasi tentang pola kehidupan mereka pada zamannya. Yang telah membangun bangunan-bangunan yang besar dan megah dan menjadikan banyak dewa sebagai tuhannya. Dan mempersekutukan Allah Yang Maha Esa.

Tapi lihat bagaimana kesudahannya... hancur tak bersisa.  Kalau bukan karena campur tangan generasi sesudahnya, maka semua hanyalah tinggal puing-puing belaka.

Teringat ayat dalam Al-Quran yang meminta kita banyak berjalan di muka bumi Nya, "Katakan : Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)".(QS: Ar Rum-30; 42)

Kami tertunduk dan beristighfar, seraya mengucap syukur,  "Alhamdulillah Ya Allah, Engkau hadirkan kami di sini untuk melihat semua kebenaran firman Mu.  

Menyaksikan sendiri dengan mata kami dan mendengar semua tentang hal ini, maka jadikanlah kami hamba-hamba Mu yang selalu Meng-Esa-kan Dzat Mu yang Maha Mulia, Allahuma Amiin Ya Karim.

Hari mulai terlihat sedikit gelap tanda senja mulai merayap, membelai lembut bumi, saat kami puas mengekplorasi Kuil Esna dengan pesonanya.  Kami pun melangkah pergi meninggalkannya.  

Meninggalkan "Esna" yang kami imijinasikan sebagai dara jelita.  Kubiarkan "Esna" di sana, menanti kunjungan kami dengan group tour berikutnya. "Bye...Bye...Esna, See you soon"

Kutinggalkan Esna Di Sana Untuk Kunjungan Kami Dengan Group Tour Berikutnya. Dokumen Pribadi
Kutinggalkan Esna Di Sana Untuk Kunjungan Kami Dengan Group Tour Berikutnya. Dokumen Pribadi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun