Bangunan besar, unik dan menarik serta kuil-kuil pemujaan Dewa-dewa Mesir kuno dibangun di sepanjang rute perjalanan terpopuler ini.  Dimulai bangunan  dan kuil yang ada di Pulau Philae yang dikenal dengan "Pearl of Egypt;  Muasoleum Aga Khan; Pulau Elephantine;  Pulau Kithener yang menyimpan Kebun Raya dengan aneka koleksi tanamannya;  Kuil Buaya di Kom Umbo;  Kuil Horus di Edfu;  Esna Lock;  Kuil Esna dan berakhir Luxor, dengan Kuil Luxor dan Kuil Karnak  yang megah.
Wajah-wajah ceria terlihat keluar dari pintu lobby terakhir kapal pesiar yang rapat dengan bibir dermaga. Â Wajah-wajah yang penuh gairah di usianya yang senja. Wajah yang penuh harapan untuk terus mengelilingi dunia. Â Bagi mereka ini adalah usia "matang-matangnya". Â Bila diumpamakan sebuah buah, manis dan lezatnya bagaikan durian yang matang dari pohonnya. Â Nikmat tiada dua.
Tak nampak rasa lelah.  Tak terlihat wajah resah.  Walau beberapa kota di Palestina sudah dijelajahinya;  walau Gunung Sinai baru kemarin ditaklukannya;  walau begitu jauh jarak antara pegunungan Tursina hingga Aswan baru saja dilaluinya.  Mereka memang orang-orang  luar biasa!
Mereka adalah orang-orang yang kami sebut penjelajah bumi Allah yang maha luas. Â Yang bepergian dengannya, bak terasa pergi bersama keluarga. Â Saling hormat, saling menjaga. Â Walau kadang kami bergurau hingga lupa usia.
Bermalam lebih awal di kapal pesiar di Aswan sebelum menyusuri sungai Nil menuju Luxor adalah pilihan kami, untuk melepas penat dan lelah setelah menempuh perjalanan darat yang jauh. Â Dari ujung Palestine hingga ujung Selatan Mesir. Â Yang menjadi alternatif terbaik pengganti hotel.
Duduk manis dalam bus sambil menunggu adalah kebiasaan bagus anggota Group ini. Â Bersenda gurau sambil menanti beberapa orang yang masih sibuk menyerbu. Â Menyerbu pedagang cenderamata yang tak habis-habisnya merayu dengan potongan harga tertentu.Â
Bagi mereka ada sebuah filosofi, "lebih baik menyesal membeli daripada menyesal tidak membeli" Â Kok bisa Ya??? Â Ini adalah filosofi yang ditanamkan pemimpin rombongan kepada setiap peserta yang hobi belanja.
"Menyesal membeli" artinya barang yang telah dibeli tidak terlalu seperti yang diharapkan. Tetapi Barang sudah di tangan dan bisa dihadiahkan kepada siapa saja yang dia kehendaki. Â Kakak, adik, anak , Saudara, dan mungkin juga teman. Â Sebagai berkah dari perjalanan. Â Bahkan bisa dijadikan bahan dagangan. Â Dijual kepada teman dengan harga lebih menguntungkan. Â Ini untuk mereka yang punya bakat dagang terpendam.
"Menyesal Tidak Membeli". Â Ini yang paling repot dan susah. Â Barang yang diinginkan tidak dibeli; posisi penjual sudah jauh dari lokasi saat ini; Tak menemukan barang sejenis ditempat lain walupun sudah dicari; dan rute perjalanan tur tak mungkin kembali lagi. "Harusnya barang itu saya beli, kenapa tadi tak dibeli ya" berkecamuk pikiran sepanjang hari.
Tak lama bus pun bergerak diiringi doa safar agar Allah menundukkan kendaraan yang kami naiki; memohon kebaikan, dijauhi dari kesukaran, Â meningkatkan ketakwaan dan amalan yang diridhoi; Â dan memudahkan perjalanan ini sehingga yang jauh terasa dekat; serta menjadikan Allah sebagai teman dan pelindung perjalanan ini.