Beberapa Pohon Zaitun Besar yang sudah berusia ratusan tahun berada di depan Masjid Al Aqsha al Masquf. Tepatnya di sisi kanan dan kiri Al-Ka’s. Seakan menjadi saksi jutaan manusia yang telah hadir di sini untuk sujud, memohon ampun, bermunajat dan mengharap ridho dan kasih sayang dari Allah Azza wa Jalla.
Mempercantik sudut pandang, sang arsitek, membuat garis lurus antara “Al Ka’s” dengan pintu utama Masjid Al-Aqsha al-Masquf. Jarak antara keduanya tak lebih dari seratus langkah.
Setengah berlari semua jamaah langsung menuju pintu Masjid Al Aqsha al-Masquf (Masjid Al Aqsha yang beratap). Sambil melepas alas kaki dan merapihkan diri, semua jamaah laki-laki terus melangkah dengan pasti. Sementara jamaah wanita, mengambil posisi di pojok kanan belakang, tak jauh dari pintu utama masjid Al Aqsha al-Masquf.
Terlihat wajah-wajah khusuk jamaah-jamaah yang telah hadir lebih dahulu. Khusuk dalam sholat dan doa. Hampir semuanya warga Palestina, Penduduk asli kota tua Jerusalem. Banyak dari mereka yang sudah paruh baya. Namun banyak juga yang tampak gagah dan muda.
Hanya wajah-wajah kami yang tampak baru. Baru hadir dalam majelis Tahajud dan Subuh di Masjid Al Aqsha al Masquf. Jauh kaki ini melangkah dari tanah kelahiran kami. Hanya untuk mematuhi Sunnah Nabi. Di “Masjid Terjauh” di muka bumi. “Ya Robb…kami penuhi janji kami untuk mematuhi Sunnah Nabi Mu, untuk sholat di Baitulmaqdis-Mu. Saksikanlah bahwa kami semua telah hadir disini, karenanya ya Allah…, Ya Tuhan kami…, kabulkankan semua permohonan doa kami, berkahi kami, cintai kami dan ridhoi kami,…Ya Allah Ya Mujibassailin.
(Berlanjut ke bagian ketiga)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H