Rasanya, ini sebuah pengalaman yang semua orang belum tentu merasakannya. Juga oleh mereka yang sedang berada di atas sana. Gelap masih menyelimuti gunung saat selimut kasar menyelimuti diri untuk menghalau dingin. Sejuta rasa pasti bergolak di dadanya. Ah..biarlah! Dan Beliau pun tertidur dibelai lelah yang amat sangat.
Dia berdiri dan memberi instruksi, “Kita lanjut…”. Mereka semuapun berdiri walau napas ini masih terasa berlari. “Ayo…semangat” Pekiknya. Sesaat bergema teriakan mereka, “Semangat!” Dia tersenyum, walau sedikit ragu. Biarlah semua proses berlalu.
Gelap masih menyelimuti tubuh gunung Tursina. Seakan berdiri angkuh, berkata pada pendaki diusia senja itu. “Cobalah…taklukan aku” Diujung atas sana. Lima puluh lima tombak dari jarak kami berdiri, terlihat orkestar lampu senter.
Seakan menari, bergerak kesana kemari. Mendaki, menurun dan berputar mengikuti jalur. Mereka adalah rombongan peziarah asal India yang belum lama lalu di hadapan kami. Itulah nanti jalur pendakian yang akan kami lalui.
“Terus berjalan dan terangi hanya jalan yang akan kita lalui, jangan menyoroti senter ke kiri atau ke kanan” Pemimpin rombongan memberi instruksi. Karena dia tahu pasti. Jurang dalam berwarna hitam saat malam itu menanti mereka yang lengah.
Mereka patuh dan focus pada langkah di depannya. Mendaki naik, turun dengan kecuraman tertentu, sudah menjadi menu pendakian ini. Orkestra lampu senter rombongan kami semakin meriah dengan desah napas mereka yang berusia senja.
“Masih jauhkah..?” ini untuk kali sekiannya pemimpin rombongan mendengar pertanyaan itu setelah lima kali berhenti untuk beristirahat. Sudah ada tiga rombongan peziarah lain yang menyalip “Team Debutan Kami” menuju garis finish.
Puncak Gunung Tursina (Mount Sinai). Mereka rombongan peziarah Jepang, Korea dan China. Biarlah! Yang terpenting rombongan peziarah ini tetap menyelesaikan misi.
Dikota sebelumnya, Tiberias, Beliau sakit dan mengalami masalah dengan buang air besar. Ini serius, akibatnya akan banyak berdampak ke kesehatan tubuh. Tubuhnya lemas dan lesu hingga harus tinggal di hotel dan tidak ikut dalam kegiatan beberapa kunjungan. Syukurnya semua bisa berlalu, walau tubuhnya tidak seperti awal dulu. Masih lemas dan lesu.