Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Menaklukkan" Gunung Tursina-Mount Sinai di Usia Senja (Bagian Kedua)

23 Juni 2021   08:00 Diperbarui: 24 Juni 2021   02:30 1576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagimana tidak!  Ini energy luar biasa bagi mereka. Seakan dengannya menjadi tenaga raksasa, karena mereka tidak pernah terbayang medan terjal dan curam serta pendakian yang kadang lebih dari 65 derajat persis di hadapan mata. Pemimpin rombongan hanya bisa berdoa, agar “Mission Impossible” ini bisa terlaksana.

Jalan masih datar. Tanpa bebatuan besar. Rombongan berjalan dengan tenang, seakan mudah diselesaikan. Sudah hampir lima belas menit kaki melangkah. “Ah…semua biasa saja”. Mungkin itu batin mereka. Masuk dimenit ke 25 terlihat sebuah ceruk besar memisahkan tanah datar dan bebatuan besar. Inilah pendakian sesungguhnya yang akan ditaklukan. Selamat berjuang para pejuang misi menaklukan Gunung Tursina (Mount Sinai)!!!

Bebatuan besar seolah membentuk rangkaian tangga panjang menuju setiap tahapan pendakian. Puncaknya ? Belum terlihat. Masih terlalu jauh untuk dibayangkan. Ini baru awalan. Senter dan tongkat yang terbentur bebatuan seakan membentuk orchestra cahaya di malam gelap.Di atas punggung Gunung Tursina. Indah, untuk ukuran mereka.

Desah napas usia senja mulai teras. Mulai dari desahan kecil, keluh tertahan atau batuk tak biasanya. Pemimpin rombongan mulai mengambil inisiatif. Dia sedikit berteriak untuk menjangkau mereka yang terlalu cepat berlalu. 

“Jangan bicara, jangan bercanda. Semua akan membuang tenaga ekstra. Dan yang terpenting, Jangan lepas dari rombongan”.  “Kita istirahat sebentar” lanjutnya setelah menit ke-15 berlalu Buatnya ini belum seberapa. Tapi bagi mereka, ini berat luar biasa.

Dihampiri satu persatu mereka. Ditanya apakah ada masalah?  Apakah ada yang menyerah? Semua diam. Tidak menjawab, karena desah napasnya seakan saling berlomba. Seorang badui muda yang berpengalaman karena kesehariannya, menggapit pemimpin rombongan. 

Dalam bahasa Arab Amiyah campur Inggis yang terbata-bata, ia menyampaikan argumennya. Dia menujuk sesorang. Ternyata Beliau adalah yang kita bicarakan saat awal pendakian di basecamp. “The Handsom Boy”  Dia Tak akan mampu menyelesaikan misinya! Terlalu berisiko untuknya!

Pemimpin rombongan menjumpainya. Ada rasa ida, kenapa ia tak bisa. Ini sudah separuh pencapaian misi penaklukan. Wajahnya sedikit pucat terlihat semburat diantara gelap dan cahaya senter. Sekali lagi ditanya.  Apakah ada masalah?  Apakah Bapak masih mampu melanjutkannya? 

Dia diam. Mengatur napas. Perlahan pemimpin rombongan memberi gambaran sesungguhnya medan berat di atas sana. Meyakinkan dirinya yang masih memiliki sedikit semangat, bahwa ini bukan menang atau kalah. Ini bukan Misi penaklukan sesungguhnya. Penaklukan Gunung Tursina hanya ada dihati ini sambil menunjuk dadanya yang masih turun naik.

Dengan kesadarannya, Beliau “Menyerah” bukan dalam arti sesungguhnya. Bagi Beliau, setengah perjalanan pendakian adalah sebuah “Prestasi”. Yang akan diserahkan kepada Istri tercinta yang menunggu jauh di bawah hotel sana. Tapi, baginya Penaklukan sesungguhnya sudah terjadi, saat mojang geulis jatuh hati dan siap mendampingi hidup hingga hari tuanya nanti.  Masya Allah!

Dengan diantar seorang Badui muda, Beliau diantar kembali ke Basecamp. Menikmati istirahat tertunda yang tidak seperti biasa dalam hidupnya. Istirahat ditemani para Onta dan penjaga basecamp yang siap menjaga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun