Mohon tunggu...
Kuswari Miharja
Kuswari Miharja Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar yang tak pernah berhenti belajar

Senang menulis fiksi maupum nonfiksi, yang penting bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Pak Guru, Aku Hamil! (1)

22 Januari 2025   11:53 Diperbarui: 22 Januari 2025   11:53 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebut saja siswa itu bertemu Wulan. Di kelas akhir-akhir ini pendiam dan jarang bicara. Kukira sedang ada masalah atau sedang sakit. Wulan memiliki kulit bersih dan rambutnya pendek sebagaimana siswa lainnya. 

Setiap hari ke sekolah diantar oleh bapaknya dan aku pun sering melihatnya. 

Sudah hampir seminggu aku tidak melihat dia ke sekolah. Aku tanya kepada teman sekelas  dan jawabannya sedang sakit  dan memang betul ada surat keterangan dari dokter.

Namun ternyata hampir dua minggu dia tidak ke sekolah, tentu saja mengherankan ; sakit apa yang dideritanya, aku penasaran dan ingin tahu. Maka guru BP di sekolah kutugaskan untuk mengecek ke rumahnya, apa penyebab sakit yang deritanya.

Esoknya guru BP, Pa Nanang menghadap kepadaku untuk melaporkan apa yang terjadi dengan kondisi Wulan.

Kulihat raut muka Pak Nanang agak bingung dan agak berat untuk menyampaikan berita.

Akhirnya segera saya bertanya, setelah dia duduk di kursi "jadi bagaimana keadaan Wulan itu?"  

Pak Nanang menarik napas panjang, seolah ada sesuatu yang berat di bibirnya.

"Begini Pak...Jadi Wulan itu setelah saya ngobrol dengan ibunya..." dia agak berat melanjutkannya.

"Jadi apa yang terjadi?" aku pernasaran dan ingin tahu tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Pak, sebaiknya Bapak dengan saya langsung saja datang ke rumahnya, agar bapak tahu persis apa yang terjadi dengan Wulan.."

Jantungku seakan berhenti seketika, aku penasaran apa yang sebenarnya terjadi dengan Wulan. Pak Nanang sendiri tidak mau berterus terang apa yang sesunggunya telah  terjadi. Hal ini tentu saja membuatku penasaran.

Akhirnya aku bersama Pak Nanang bergegas naik motor menuju rumahnya yang kebetulan tidak terlalu jauh dari sekolah. Sepanjang perjalanan menuju rumah Wulan, Pak Nanang tetap tidak mau terus terang apa yang sesungguhnya yang terjadi! "Pokoknya bapak jadi tahu apa yang terjadi. Kemarin sebelum pulang, saya sudah mengabarkan akan datang dengan kepala sekolah agar tahu masalah yang sebenarnya, karena ini masalah yang sangat riskan"

Rasa penasaran menghantui pikiranku; apa yang sesungguhnya terjadi?

Kami tiba di rumah yang sangat sederhana, namun sepi tidak ada terlihat seorang pun di halaman. Mungkin Wulan sedang di kamar. Para tetangga pun biasa-biasa saja tidak ada hal yang menyolok.

"Assalamu'alaikum!" Pak Nanang berulang kaki mengucapkan salam dan mengetuk pintu. Tidak lama keluar seorang wanita berusia 40 tahunan, itu adalah Ibunya Wulan.

Kami dipersilahkan masuk ke ruang tamu. Nampak wajah ibu Wulan sendu dan  murung serta tidak ada gairah sama sekali.  

Pak Nanang mulai membuka, "Bu, kami ke sini dengan bapak Kepala Sekolah. Beliau ingin tahu kejadian yang sebenarnya..."

Ibu Wulan menarik napas panjang seakan berat untuk menceritakan kisah pilu yang sebanrnya terjadi ini...

"Begini Pak!..Saya sendiri tidak menyangka jika selama ini ternyata Wulan sudah hamil.. saya sangat malu sekali Pak!" Air matanya mengalir dari pipi.

Aku kaget dan tersentak!

"Astagfirullah..."

"Sebentar Pak Ya..AKu panggil Wulan agar bisa bertemu dengan Bapak..."

Aku menganggukkan kepala dengan perasaan tidak menentu..sulit dibayangkan siswa yang masih sekolah di SMP ini harus mengandung bayi..padahal bulan depan dia akan ujian nasional.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun