Mohon tunggu...
Kusno Haryanto
Kusno Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Apoteker yang Merdeka

Assessor Of Competency BNSP No.Reg.MET.000.003425 2013, Apoteker alumni ISTN Jakarta, Magister Farmasi Universitas Pancasila Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sucofindo Harus Dilibatkan dalam Keputusan BPOM Soal Kandungan DNA Babi pada Obat

4 Maret 2018   12:20 Diperbarui: 4 Maret 2018   12:56 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukmanul Hakim, Direktur LPPOM MUI, foto Kulinermagazine.com

Lagipula jika benar adanya informasi perbedaan bahan saat pre market dan post market mestinya ini sudah dapat diartikan suatu tindak pidana penipuan. Unsur untuk disebut melakukan penipuan bagi produsen sepertinya sudah terpenuhi dan sudah layak dilaporkan oleh BPOM dengan membawa minimal dua alat bukti ke pihak kepolisian.

Ini malah sangat lebih fair, jadi BPOM yang mencurigai adanya kandungan DNA babi atas suatu produk lalu melaporkan kepada kepolisian setempat dan biarkan Polisi melakukan penyidikan dan penyelidikan untuk kemudian bila memenuhi persyaratan dapat dilimpahkan ke kejaksaan untuk kemudian dibawa ke pengadilan.

Disinilah, mestinya di pengadilan semua tuduhan dan kecurigaan BPOM akan terbukti benar atau tidak. Biarkan hakim melalui pengadilan yang fair memutuskan apakah benar suatu produk mengandung DNA babi atau tidak. Bukan BPOM yang mencurigai, BPOM yang menyita, BPOM yang memeriksa di laboratorium BPOM oleh tenaga laboratorium yang dimikil BPOM dan BPOM sendiri yang akhirnya memutuskan. Jika ini berlanjut maka bukan tidak mungkin akan terdengar celetukan "maha benar ketua BPOM dengan segala kecurigaannya".    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun