"Enak aja, aku baru 25 menit ya duduk disini" sanggah Aghnia seraya mengecek jam tangan yang melingkar indah di pergelangan tangannya.
Haninah lagi-lagi tersenyum puas melihat raut wajah kesal Aghnia. Menjahili Aghnia sudah bukan hal yang baru, malahan menjahili Aghnia sudah menjadi salah satu rutinitas favorit Haninah. Menurut Haninah yang notabenenya sudah menyandang status sebagai sahabat Aghnia, menurutnya Aghnia merupakan salah satu makhluk Allah yang sangat langka.Â
Bayangkan saja, diumur mereka yang sedang diselimuti oleh kegemerlapan dunia maya, Aghnia dengan segala prinsip hidup yang dia bangun mampu mempertahankan dan mengimplementasikan budaya melihat, mengamati, meneliti dan menyimpulan (4M).Â
Yang dimana di Era media sosial seperti sekarang sangat langka, apalagi dikalangan remaja yang mau repot-repot mengamalkan 4M dalam menanggapi sebuah kasus. Contohnya seperti kasus sekarang, terbukti dengan mudahnya remaja-remaja yang ngakunya kaum milineal membenarkan pernyataan yang diberitakan oleh media yang mungkin saja belum pasti kebenarannya.
"Menurut kamu, oknum tersebut bersalah gak sih Aghnia? Kok dia tega ya memakan sesuatu yang bukan hak milik dia" tanya Haninah to the point seraya menyatakan argument yang dia tangkap dari kasus itu.
Sebelum menjawab pertanyaan Haninah, Aghnia mengeluarkan satu lembar tissue dari dalam tasnya dan mulai mengusap wajahnya yang mulai berkeringat karena sinar matahari.
"Menurut aku, semuanya tidak seperti yang diberitakan Haninah" ujar Aghnia pelan nan lembut. Dahi Haninah mengkerut mendengar ucapan Aghnia.
"Ya, menurut aku tidak seharusnya kita membenarkan pernyataan yang diberitakan di media sosial. Sama aja kita telah memfitnah dia, dan apalagi kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan oleh pihak yang berwenang." ujar Aghnia tenang.
Aghnia pun mulai menjelaskan bahwa dalam kasus tersebut, kita tidak punya hak untuk menghakimi apalagi berkata kasar kepada sang oknum. Apalagi oknum tersebut masih dalam tahap penyelidikan dan takutnya akan menjadi fitnah. Dan saat seperti ini, seharusnya kita sebagai kaum milineal harus lebih bijak dalam memilah atau menilai suatu issue. Jangan sampai kita menjadi generasi yang mudah di propaganda oleh media.
"Apalagi sekarang media sosial menjadi wadah propaganda yang sangat ampuh" lanjut Aghnia menjelaskan.
"Maksudnya gimana? Propaganda?" tanya Haninah dengan raut wajah yang semakin mengkerut.