Mohon tunggu...
Kusnandar Putra
Kusnandar Putra Mohon Tunggu... Guru - Guru

Adalah seorang guru | penulis | desainer.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lagi-lagi Persoalan Membaca, Ada Apa?

28 Desember 2024   12:42 Diperbarui: 28 Desember 2024   12:42 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(4) tak punya pendapat/sikap pribadi; atau kalaupun punya, pendapatnya seringkali klise, tak memperlihatkan pengolahan pikiran secara personal; 

(5) bermental kawanan (massif); 

(6) sikap serba hitam-putih dan dogmatis sekali, hanya seputar benar atau salah, boleh atau tidak boleh, ada gunanya atau tidak. Tidak banyak yang memiliki kedalaman dan kelenturan reflektif; 

(7) kepribadian umumnya mentah, tanpa integritas, sementara pengetahuan pun dangkal, hanya sebatas hafalan. Itu semua merupakan dampak-jauh dari rendahnya budaya membaca.

Ini menjadi tantangan buat para orang tua dan pendidik agar kiranya mencari jalan keluar agar spirit membaca menjadi meningkat. Membaca menjadi sebuah kebutuhan primer, bukan hanya sekadar jika ada tugas saja.

Apalagi kalau kita bicara konteks sejarah Islam, ulama sangat antusias membaca.

Imam Adz Dzahabi berkata, Ibnu Mubarak lebih banyak berdiam diri di dalam rumahnya. Beliau didalam rumah membaca buku. Seseorang bertanya kepadanya, 

"Apakah engkau tidak merasa kesepian?"

"Bagaimana merasakan kesepian sedang Rasulullah dan para sahabatnya selalu bersamaku," tegas Ibnu Mubarok.

Ada lagi..

Imam Ibnu Aqil pernah berkata, "Saya selalu berusaha untuk menyingkat waktu untuk makan. Sehingga saya lebih senang makan roti keras dicampur dengan air daripada harus makan roti. Karena roti keras dicampur dengan air lebih cepat bila mengunyah roti." Dengan cara ini, waktu beliau untuk membaca kitab dan menulis akan lebih banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun