Itulah beberapa SMS yang masuk di inbox HP penulis. Dan tentunya model SMS seperti ini bisa saja masuk di inbox HP pembaca juga. Bagaimana pandangan Anda terhadap kebiasaan seperti ini?
Kalau kita telusuri lebih dalam, konten text SMS yang masuk, sangat lebay! Sangat lembut! Tapi, yang mengherankan, mengapa budaya seperti ini harus diterapkan di awal ramadhan? Ada pula di akhir ramadhan?
Mengapa harus vakum pada momentum sebelum dan setelah ramadhan saja? Bukankah permohonan maaf itu setelah melakukan kesalahan? Tidak menunggu waktu khusus?
Ada baiknya kita mengembalikan budaya bermaafan itu pada waktu yang pas dan ideal. Kalaupun kita mengingini 'ber-SMS-an', lebih baik kita menyebarkan SMS wajibnya kita ikut penguasa dalam penanggalan 1 ramadahan. Karena masyarakat saat ini butuh keterangan yang valid mengenai ketentuan jatuhnya 1 ramadhan ini di tengah perbedaan.
Bagaimana dengan Anda?
Wallohu a'lam...[]
--Tanwirussunnah, 29 Sya'ban 1434 H
--Ambil audio motivasi ramadhan gratis di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H