Mohon tunggu...
Kusnandar Putra
Kusnandar Putra Mohon Tunggu... lainnya -

Adalah seorang ayah | penulis | desainer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ragam SMS 'Maafin Aku' Menghiasi Romadhon

9 Juli 2013   06:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:49 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13733269852102760810

سْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم

[caption id="attachment_253724" align="aligncenter" width="600" caption="Mobil Unik (arsip Abu Kholil)"][/caption]

SMS Pertama:

Selamat Datang di Bandara Sya'ban. Kita terbang dengan pesawat Ramadhan Air. Dengan nomor penerbangan 1434 H. Dengan tujuan Idul Fitri. Kita akan terbang dengan ketinggian 29/30 Hari di atas permukaan HAUS dan LAPAR. Setiap penumpang diwajibkan memasang sabuk Puasa dan menegakkan kursi SHOLAT. Dalam penerbangan ini, bebas dari asap DENDAM dan PERMUSUHAN.

... & keluarga, mengucapkan mohon maaf lahir batin

SMS Kedua:

Awal ramadhan sudah di depan mata dan fajar Sya'ban sudah melenyapkan wajahnya. Saya sucikan hati dan jiwa dengan memohon maaf atas khilaf kata dan canda yang tak berkenan di hati.

Sebelum ramadhan datang, izinkan tangan ini bersimpuh maaf, patahan lidah yang tak terjaga, janji yang terabaikan, hati yang berprasangka buruk dan sikap yang menyakiti hati.

Mohon dimaafkan ! Marhaban yaa Ramadahn...

... Sekeluarga

---

Itulah beberapa SMS yang masuk di inbox HP penulis. Dan tentunya model SMS seperti ini bisa saja masuk di inbox HP pembaca juga. Bagaimana pandangan Anda terhadap kebiasaan seperti ini?

Kalau kita telusuri lebih dalam, konten text SMS yang masuk, sangat lebay! Sangat lembut! Tapi, yang mengherankan, mengapa budaya seperti ini harus diterapkan di awal ramadhan? Ada pula di akhir ramadhan?

Mengapa harus vakum pada momentum sebelum dan setelah ramadhan saja? Bukankah permohonan maaf itu setelah melakukan kesalahan? Tidak menunggu waktu khusus?

Ada baiknya kita mengembalikan budaya bermaafan itu pada waktu yang pas dan ideal. Kalaupun kita mengingini 'ber-SMS-an', lebih baik kita menyebarkan SMS wajibnya kita ikut penguasa dalam penanggalan 1 ramadahan. Karena masyarakat saat ini butuh keterangan yang valid mengenai ketentuan jatuhnya 1 ramadhan ini  di tengah perbedaan.

Bagaimana dengan Anda?

Wallohu a'lam...[]

--Tanwirussunnah, 29 Sya'ban 1434 H

--Ambil audio motivasi ramadhan gratis di sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun