Mohon tunggu...
Kusmini
Kusmini Mohon Tunggu... Guru - PENDIDIKAN

SMP NEGERI 1 BANDUNG JAWA TIMUR

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Kontekstual: Menumbuhkan Simpati dan Empati Peserta Didik dalam Memahami Situasi Perang

26 November 2023   13:40 Diperbarui: 26 November 2023   13:45 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

           PERANG

           Apa penyebab perang?

           Apakah perang menguntungkan?

           Apa akibat perang?

           Apa hubungan perang dengan peserta didik penerus bangsa di Indonesia ini?

           Yukkkk simak!

           Perang terus berlanjut. Sudah berapa bulan? Siapa saja yang menjadi korban?

           Perang terus ada di beberapa wilayah negara-negara di dunia ini. Ada yang terus berlanjut ada juga yang telah berakhir, karena kekalahan salah satu pihak.

           Setiap kali membuka beranda youtube maupun internet yang lain, bermunculan berita perang. Mulai dari perang Ukraina dan Rusia. Belum selesai berperang di Ukraina, telah muncul kembali perang antara Palestina dan Israil yang setiap harinya bertambah korban meninggal dunia. Hingga mencapai 15.000 lebih. Perang Palestina dan Israil sesungguhnya terjadi sudah sangat lama. Namun konflik menjadi perang besar mulai bulan November 2023. Israil membombardir wilayah Palestina dengan tidak melihat sasaran, banyak warga sipil jadi korban. Di awali serangan Palestina pada 7 November 2023. Serangan tersebut tergolong besar dan menewaskan lebih dari 1.400 orang. 

           Walaupun serangan tersebut sebenarnya adalah balasan atas perbuatan Israil selama ini. Namun Israil yang sesungguhnya sudah memulai upaya untuk menguasai tanah Palestina, jauh sebelum peristiwa ini. Baca https://www.kompasiana.com/kangsuhandi/6525ff3b110fce714920da12/mengajarkan-sejarah-palestina-wajib 

           Berbagai konflik yang ada di dunia secara global akan mempengaruhi ekonomi, politik, dan kedamaian dunia. Kategangan-ketegangan yang terjadi antar negara akan menjadi awal konflik besar yang menyebaabkan perang apabila tidak segera diselesaikan antar pihak dengan baik. Prinsip-prinsip hubungan kerja sama antar negara harus dibangun dengan saling menghargai kedaulatan masing-masing serta menjaga perdamaian dunia.

           Penyebab perang bermacam-macam, namun secara garis besar dapat dimbil kesimpulan yaitu adanya keinginan salah satu pihak yang menghendaki pengakuan kedaulatan hingga keinginan untuk menguasai, baik secara politik maupun wilayahnya. 

           Perang sangat menguntungkan bagi negara tertentu. Karena dengan perang maka wilayah kekuasaannya dapat bertambah. Makanya menginginkan perang agar rakyat di suatu wilayah dapat diserang atau disuruh pergi meninggalkan wilayahnya untuk dikuasai tanahnya saja. Dengan menguasai tanahnya saja maka bisa dibilang tidak akan ada lagi perlawanan dikemudian hari kerena penduduknya akan diambil dari penduduk negara penyerang.

           Namun perang juga merugikan bagi pihak yang lemah secara pertahanan militernya. Akan banyak korban yang nyawa maupun harta benda. Namun suatu daerah akan berjuang mati-matian untuk menegakkan kedaultannya juga wilayahnya meskipun harus mengorbankan nyawa dan harta benda.

           Lebih lagi apabila daerah yang lemah militernya dan kalah dalam perang, tidak hanya rakyatnya yang habis, hartanya yang musnah, namun juga kedaulatannya yang akan dimiliki oleh negara kuat dengan mengatasnamakan pendudukan PBB. 

           Demikian beratnya akibat perang. Kehilangan rakyat, harta benada hingga kekuasaan atau kedaulatan suatu negara.

           Perang juga dapat berdampak pada ekonomi negara lain karena hubungan kerja sama baik ekspor impor maupun ketenagakerjaan. 

HUBUNGAN PERANG DENGAN PESERTA DIDIK

           Setelah mengulas perang, penyebab hingga dampak dari perang tersebut. Ada gambaran mengapa hal ini perlu disampaikan kepada peserta didik sejak dini.

            Peserta didik adalah generasi penerus bangsa. Bila saat ini mereka sedang mencari ilmu untuk bekal masa depan. Maka di masa depan mereka adalah generasi produktif yang akan menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk bangsa dan negara. 

            Karena mereka adalah generasi penerus bangsa, maka sejak dini sudah harus ditanamkan beberapa hal penting sebagai berikut :

1. Kesadaran hidup berbangsa dan bernegara

2. Pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara

3. Memperkuat wawasan kebangsaan

4. Menanamkan nasionalisme dan patriotisme

5. Pemahaman mengenai konsep negara dan sejarahnya

6.Penerapan pendidikan yang sesuai zamannya

PENERAPAN PENDIDIKAN SESUAI ZAMANNYA

           Dari keenam poin tersebut, penerapan pendidikan yang sesuai zamannya, baru kita mulai. Kalau dulu konsep pendidikan di Indonesia berharap bahwa bangsa Indonesia akan termasuk menjadi salah satu negara ekonomi terbesar di dunia di tahun 2020 an. Maka lagi-lagi pemerintah bermimpi kendali ekonomi akan kita genggam pada 2040an.

           Pada rencana ini pemerintah tidak hanya ingin bermimpi mengenai keuksesan ekonomi di masa mendatang. Pemerintah dalam bidang pendidikan telah bekerja keras. 

           Ujung tombak kemajuan bangsa memang pendidikan. Bagaimana revolusi suatu negara terjadi juga karena diawali revolusi pendidikan. Maka pemerintah mengupayakan pendidikan yang dapat mempengaruhi kehidupan bangsa dan mencapai kebajuan negara.

           Terlebih adanya kondisi dunia yang berkecamuk perang pada negara-negara tertentu. Sudah barang tentu perang berpengaruh pada ekonomi dunia. Negara-negara yang ikut mendukung terjadinya perang pada suatu negara lain juga membantu pengarus ekonomi global.

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

          Mengubah pendidikan sesuai zamannya tidaklah mudah. Upaya penerapan kurikulum merdeka diharapkan menjadi jalan menuju pendidikan yang diharapkan. Pada kurikulum merdeka terdapat praktik baik berupa pembelajaran kontekstual.

          Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kontekstual? 

          Simak kalimat berikut :

          Salah satu strategi pembelajaran yang dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan dengan produktif dan bermakna bagi siswa adalah strategi pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang selanjutnya disebut CTL. Strategi CTL fokus pada siswa sebagai pembelajar yang aktif, dan memberikan rentang yang luas tentang peluang-peluang belajar bagi mereka yang menggunakan kemampuan-kemampuan akademik mereka untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan nyata yang kompleks. Pembelajaran Kontekstual | Prof. Dr. Almasdi Syahza (unri.ac.id) 

            Jadi pembelajaran kontekstual menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan yang nyata. Kehidupan yang nyata ini bisa berupa kejadian atau isu sosial budaya dan politik di lingkungan masyarakat hingga bangsa dan negara. 

            Dengan demikian peserta didik diharapkan mampu memperhatikan lingkungan hidupnya, mengidentifikasi dan mempelajarinya. Karena pada akhirnya mereka akan berperan sebagai masyarakat yang berbangsa dan bernegara.

            Mengenalkan isu perang dan konflik politik ekonomi dan lainnya, akan menstimulus peserta didik dalam bersimpati, empati dan mengambil keputusan. Ini akan merangsang pemikiran peserta didik ketika disuguhkan dengan isu dan situasi perang walaupun bukan di negaranya sebagai pelajar, warga masyarakat hingga warga negara.

            Hal ini juga akan merangsang peserta didik dalam mempersiapkan diri dalam mengahadapi kehidupannya di masa yang akan datang. Tetap semangat dalam mencari ilmu dan mengembangkan kemampuan bakat serta minatnya masing-masing.

             Apalagi dengan kemudahan internet zaman sekarang peserta didik dapat melihatnya sendiri tanpa harus diberi tahu oleh gurunya. Pengetahuan terhadap dunia dan apa yang sedang terjadi akan didapat dengan sendirinya pada media youtube, facebook, twiter, tiktok, instagram, dll. 

             Pelaksanaan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran di sekolah menjadi sebuah kewajiban pengajaran agar peserta didik tidak terjerumus pada hal negatif dari informasi negatif di media sosial tersebut.

             Demikian artikel ini semoga bermanfaat. Semoga isu yang terjadi disekitar kita termasuk perang menjadi inspirasi pengajaran untuk tetap mempertahankan perdamaiaan dalam skala negara dan dunia. Semakin tercipta pembelajaran yang menarik berkesan dan bermanfaat di ruang-ruang kelas untuk kemajuan bangsa dan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun