Tuhan
aku lelah
terseok-seok mencarimu, terus menyusuri setapak yang tak ada ujung, hingga ujung kukuku patah
Tuhan
aku menangis
menatapmu, matamu menangis
tidak ada hamba yang diciptakantanpa tujuan
Lalu aku basuh keningku
berhenti sesaat di antara kaki yang rapuh
berlutut karena pasrah
Kutatap lagi lebih dekat
Melihatmu ada di dalam hati
sedang erat kudekap
namun kaki dan mata terus mencari tanpa henti hingga lelah tidak dapat
Rupanya engkau disini Ya Robb
menyelimuti hati
mata takkan melihat jika dunia menilaukannya
sangat jauh diterawang, hingga sulit membayangkan apalagi meraba kasih yang rata di rahmatMu
Aku kemarin berputar-putar pada kemunafikan
menggulung lidah agar tak patah oleh keadaan
rupanya keadaan adalah kenyataan yang lebih nikmat dengan kesadaran
Aku kemarin menari diatas mimpi yang berharap kupegang rupanya hanya kiasan
dunia
nyaris tak berirama datak jantungku hanya memikirkan fana semata
Aku mencariMu, berteriak memanggilMu
izinkan aku menyentuhMu
dari lantunan do'a hingga dzikir tanpa bilangan tanpa harap balasan
Sesungguhnya tiada makna aku tanpaMu
maka jangan sesarkan mataku, kakiku, hingga hatiku
Sesungguhnya tiada daya diriku tanpaMu
maka tempatkanlah aku di sisi yang Engkau rahmatiÂ
Mantapkanlah namaMu di dadaku
karna Engkaulah Sang Pembolak balik hati
bantu aku memunguti istikomah yang berserakan diterpa terik matahari yang menyapa dunia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H