Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapakah Sosok Cawagub Jabar Tatang Farhanul Hakim Itu?

12 November 2012   03:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:36 3206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika melihat dari sisi Basis dukungan kewilayahan mungkin ada rasionalisasinya, meskipun sejatinya Yance harus mempertimbangkan pula kekuatan akar rumputnya. Jika TFH masih di PPP argumentasi kewilayahan tersebut mungkin bisa membantu. Tapi Kalau hanya mengandalkan pada sosok TFH dan Jaringan yang dimilikinya tanpa ketersambungan dengan basis kekuatan politik kepartaiannya akan sulit juga.

Kabupaten dan Kota Tasikmalaya memang basis daerah Hijau, Bupati dan Walikota nya berasal dari PPP yang dulu merupakan mantan anak buah dan setingan pekerjaan politiknya TFH dan para elit PPP yang kini memimpin Kota dan Kabupaten Tasikmalaya boleh jadi merasa berutang jasa pada TFH. Tapi ketika sudah berada dan berkaitan dengan urusan sistem partai, cengkraman Rahmat Yasin akan sangat ketat memagari mereka.

Secara hitung-hitungan ketokohan maupun jejaring birokrasi yang dulu pernah dibesarkan oleh TFH tentu juga akan menghitung ulang dampak dan resikonya. Apalagi secara kekhasan gaya kepemimpinan, TFH termasuk dalam kategori pemimpin yang "keras", baik dalam kapasitas kepemimpinannya selama di PPP maupun selama menjadi Bupati. Tentu akan ada banyak barisan sakit hati di kalangan politisi dan birokrasi di daerah Tasikmalaya yang menjadi ganjalan pergerakan politik kesuksesan pencalonannya di Pilgub Jabar ini. Belum lagi penilaian para tokoh ulama, tokoh masyarakat yang akan mencapnya sebagai politisi yang tidak istiqomah.

Namun demikian, dalam politik semuanya serba mungkin. Bacaan rakyat nantinya akan melihat secara jernih bagaimana rekam jejak calon pemimpinnya, akan melihat bagaimana sisi karakter pribadinya, gaya kepemimpinannya, dan kiprah-kiprah lainnya di ranah publik.

Pencalonan TFH sebagai salah seorang Cawagub yang mendampingi Yance dari Partai Golkar tentu merupakan realitas politik yang kini sudah terjadi. Sebagai orang Tasik yang mengenal sosok TFH, saya dan mungkin masyarakat lainnya hanya bisa mengapresiasi dan bangga beliau bisa maju dalam perhelatan Pilgub ini, meskipun memang dirasakan berat sekali pertarungannya untuk bisa menang.

Bintangnya sedang redup, bisa terang kembali apabila mampu memenangkan Pilgub Jabar ini. Jika tidak, kelihatannya memang tak selamanya seseorang itu akan selalu bertemu dengan keberuntungan atau diuntungkan keadaan. Selamat berjuang TFH.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun