Antara puasa yang sejati dan puasa yang palsu hanyalah dibedakan oleh, misalnya, seteguk air yang dicuri minum oleh seseorang ketika ia berada sendirian. Oleh karenanya puasa merupakan bagian dari bentuk tarbiyah menuju kesalehan individual, personal dan emosional yang bersumberkan pada bagaimana kita mampu menahan dan mengendalikan diri serta nafsu kita. Semoga Ibadah puasa kita membawa kita pada predikat Muttaqin. Amiien. Wallohu A'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H