Mohon tunggu...
Kusmana
Kusmana Mohon Tunggu... Lainnya - SMKN 1 Sumedang Jawa Barat

-

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bungkusan - Bagian 2

6 November 2024   08:52 Diperbarui: 6 November 2024   09:05 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bungkusan - Bagian 2

Keesokan harinya, Pak Sardi membawa kotak kayu dan isinya ke rumah Pak Badrun, seorang tetua desa yang dikenal pandai membaca aksara Jawa kuno. Rumah Pak Badrun terletak di ujung desa, dikelilingi oleh pohon-pohon besar yang membuat suasana sekitar terasa sejuk dan tenang.

"Assalamu'alaikum, Pak Badrun," sapa Pak Sardi sambil mengetuk pintu rumah.

"Wa'alaikumussalam, Sardi. Silakan masuk," balas Pak Badrun dengan senyum ramah. "Ada apa pagi-pagi begini?"

Pak Sardi mengeluarkan kotak kayu dari tasnya dan menjelaskan bagaimana ia menemukannya di jalan setapak menuju sawah. "Kami menemukan surat ini di dalam kotak, tapi tidak sepenuhnya memahami isinya. Bisakah Bapak membacanya untuk kami?"

Pak Badrun mengambil surat tersebut dengan hati-hati dan mulai membacanya dengan seksama. Alisnya mengernyit saat ia mengurai setiap kata. Setelah beberapa menit, ia mengangguk-angguk dan menyandarkan diri di kursinya.

"Ini memang surat yang sangat tua dan penting," katanya. "Surat ini tampaknya ditulis oleh leluhur kita, dan isinya adalah petunjuk menuju sebuah tempat yang disebut 'Lumbung Pusaka'."

"Lumbung Pusaka?" tanya Bu Siti yang juga ikut datang bersama anak-anak. "Apa itu, Pak Badrun?"

"Lumbung Pusaka adalah tempat penyimpanan harta karun dan dokumen penting dari zaman kerajaan dulu," jelas Pak Badrun. "Menurut surat ini, Lumbung Pusaka berada di suatu tempat yang tersembunyi di desa kita. Ada beberapa petunjuk yang harus diikuti untuk menemukannya."

Pak Sardi dan keluarganya terkejut mendengar penjelasan itu. Mereka tak pernah menyangka bahwa desa kecil mereka menyimpan rahasia sebesar ini. "Apa langkah pertama yang harus kita lakukan, Pak Badrun?" tanya Pak Sardi dengan penuh semangat.

Pak Badrun merapikan surat itu dan berkata, "Langkah pertama adalah menemukan kunci utama yang akan membuka pintu Lumbung Pusaka. Menurut surat ini, kunci itu tersembunyi di suatu tempat di sekitar aliran sungai di desa kita. Kita perlu mencari tanda berupa batu besar dengan ukiran yang khas."

Tanpa membuang waktu, Pak Sardi, Bu Siti, Amir, dan Aisyah segera bersiap-siap untuk mencari kunci tersebut. Mereka membawa peralatan sederhana dan berangkat menuju aliran sungai yang mengalir di pinggir desa.

Setibanya di tepi sungai, mereka mulai menyusuri sepanjang aliran sungai, mencari tanda yang disebutkan oleh Pak Badrun. Setelah beberapa lama, Aisyah tiba-tiba berseru, "Ayah, Ibu, lihat ini!"

Di depan mereka terdapat sebuah batu besar dengan ukiran yang sangat indah dan kuno. Ukiran tersebut menggambarkan simbol matahari dan bulan yang berkilauan di bawah sinar matahari. Hati mereka berdebar-debar. Apakah ini tanda yang mereka cari?

Pak Sardi mendekati batu itu dan mulai mengamati lebih dekat. Tiba-tiba, ia menemukan sebuah celah kecil di bagian bawah batu. Dengan hati-hati, ia memasukkan tangannya ke dalam celah itu dan merasakan sesuatu yang keras dan dingin. Ia menarik keluar sebuah kunci tua yang tampak sangat sesuai dengan deskripsi dalam surat.

Mereka telah menemukan kunci utama. Petualangan mereka baru saja dimulai, dan misteri Lumbung Pusaka semakin menarik dan menantang untuk dipecahkan.

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun