Mohon tunggu...
kusfandiari abu nidhat
kusfandiari abu nidhat Mohon Tunggu... Editor - Mengekspresikan Diri dengan Berbagai Cara

Sembilan belas tahun di Mojokerto, satu tahun di Surabaya, dan empat puluh tahun lebih di Ngawi. Hidup itu mengalir. Mengikuti irama, menangkap segala makna, dan menikmati. Memberi manfaat bagi sesama, tanpa batas dan sebisa mungkin. Peduli, kritis, dan mencarikan solusi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Noorlela

30 November 2021   05:23 Diperbarui: 30 November 2021   05:28 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak disangka, Noorlela dilamar oleh Kiai Badruzzaman saat itu juga. Suasana jadi gempar, sekaligus timbul kekhawatiran. Benar juga. Belum sampai satu tahun, Noorlela harus pindah ke Lamongan, ikut Noorsaliim suaminya. Sedangkan pesantren yang ditinggalkannya hingga saat ini belum ada pengganti Noorlela.

Ngawi, 20211128.14430423.14.08

Tesaurus : Kalau memang sudah jodoh, mau lari ke mana? Begitulah ungkapan pada umumnya ketika seseorang ketemu jodohnya. Itulah yang dialami Noorlela.

Tag : ziarahpesantren haflahakhirussanah antarpesantren bantaransungai belumadapengganti ustadzmungim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun