Menghadiri Mahalul Qiyam
Pentigraf Kusfandiari MM Abu Nidhat
Â
Y Nab, salm 'alaika
Y Rasl, salm 'alaika
Wahai Nabi, sejahtera untukmu
Wahai Rasul sejahtera untukmu.
Y Habb, salm 'alaika
Shalawtullh 'alaika
Wahai kekasih, sejahtera untukmu
Shalawat Allah untukmu.
Asyraqa l-badru 'alain,Â
Fakhtafat minhul budru
Bulan purnama telah terbit menyinari kami
Pudarlah purnama-purnama lainnya.
Mitsla husnik m ra-ain
qaththu y wajhas-surri
Belum pernah aku lihat keelokan sepertimu
wahai orang yang berwajah riang
Y Nab, salm 'alaika
Y Rasl, salm 'alaika
Wahai Nabi, sejahtera untukmu
Wahai Rasul, sejahtera untukmu.
Y Habb, salm 'alaika
shalawtullh 'alaika
Wahai kekasih, sejahtera untukmu
Shalawat Allah untukmu
Anta syamsun anta badrunÂ
anta nrun fauqa nrin
Engkau bagai matahari, engkau bagai bulan purnama,
engkau cahaya di atas cahaya
Anta iksrun wa ghl,Â
Anta mishbhush-shudri
Engkau bagaikan emas murni yang mahal harganya,
Engkaulah pelita hati.
Y Nab, salm 'alaika
Y Rasl, salm 'alaika
Wahai Nabi, sejahtera untukmu
Wahai Rasul, sejahtera untukmu
Y Habb, salm 'alaika
Shalawtullh 'alaika
Wahai kekasih, sejahtera untukmu
Shalawat Allah untukmu
Y Habb, y Muhammad,Â
y 'arsal-khfiqaini
Wahai kekasihku, wahai Muhammad
wahai pengantin tanah timur dan barat (sedunia)
Y mu-ayyad y mumajjadÂ
Y immal qiblataini
Wahai Nabi yang dikuatkan (dengan wahyu), wahai Nabi yang diagungkan
Wahai imam dua arah kiblat
Y Nab, salm 'alaika
Y Rasl, salm 'alaika
Wahai Nabi, sejahtera untukmu
Wahai Rasul, sejahtera untukmu
Y Habb, salm 'alaika
Shalawtullh 'alaika
Wahai kekasih, sejahtera untukmu
Shalawat Allah untukmu.
Man ra- wajhaka yas'ad,Â
y karmal wlidaini
Siapapun yang melihat wajahmu pasti berbahagia
Wahai orang yang mulia kedua orang tuanya
Haudlukash-shfl mubarrad
Wirdun yauman-nusyri
Telagamu jernih dan dingin
Yang akan kami datangi kelak di hari qiyamat
Maa ra-ainal 'iisa hannat,Â
Bissur illa ilaika
Belum pernah unta putih berbalur hitam berdenting
Berjalan malam hari kecuali unta yang datang kepadamu
Wal ghammah qad adhalat,Â
Wal mal shalluu 'alaika
Awan tebal memayungimu,
seluruh tingkat golongan manusia mengucapkan shalawat kepadamu
Wa ataakal 'udu yabki
Watadzallal baina yadaika
Pohon-pohon datang kepadamu menangis
Bersm puh merasa hina di hadapanmu.
Wastajrat yaa habb
Wa tanddau lirrahl
Kijang gesit datang, wahai kekasih
memohon keselamatan kepadamu
Indam syadduul mahmil
Wa tandau lirrahli
Ketika serombongan berkemas
dan menyerukan untuk berangkat
Ji'tuhum waddam'u silÂ
Qultu qif lii, y dallu
Kudatangi mereka dengan berlinang air mata
Seraya kuucapkan tunggulah, wahai pemimpin rombongan
Wa tahammal l ras-il
Ayyuhaasy-syauqul jazlu
Bawakan aku surat
Yang berisikan kerinduan yang mendalam
Nahwa htkal manzil,Â
Fl 'asyiyyi wal bukuuri
Membawakan ke tempat yang jauh
Ketika petang dan paginya
Kullu man fl kauni hmuu,Â
Fka y bhl jabni
Setiap orang di jagad raya ini bingung (karena sangat rindu)
Kepadamu wahai orang yang bersinar kedua keningnya.
Wa lahum fka gharmun,Â
wasytiyqun wa hannu
Mereka terpikat, tergila-gila
dan meronta-ronta dengan mu tentang sifatmu.
Fii ma'aankal anmu,Â
qad tabaddat h-iriina
Para makhluk berbeda pendapat
dan bingung (tidak mampu menyifati dengan sempurna)
Wa shaltullaahi taghsyaa 'adda tahriiris-suthuuriÂ
Dan shalawat Allah semoga tercurah
Ahmadal hd Muhammad shhibal wajhil munri
Untuk Ahmad sang petunjuk yaitu Nabi Muhammad pemilik wajah yang bersinar.
Anta lirrusuli khitmu anta lil maul syakuuru
Engkau penutup para Nabi, engkau syukur dari para hamba
'Abdukal misknu yarjuu fadlakal jammal ghafru
Budakmu yang miskin mengharapkan keutamaanmu yang besar
Fiika qad ahsantu dhann y basyru yaa nadzru
Padamu aku bersangka baik, wahai pemberi kabar gembira, wahai pemberi peringatan
Fa aghitsn wa ajirn y mujru minas sa'iiri
Maka tolonglah aku, selamatkanlah aku, wahai penyelamat dari api neraka
Yaa ghayts yaa maldzii fii muhimmtil umuuri
Wahai penolong, wahai pelindung dalam urusan-urusan genting
Sa'da 'abdun qad tamall wanjal 'anhul haznu
Bahagianya hamba merasa senang, hilanglah darinya kesedihan
Fiika y badrul tajalla falakal washful hasnu
Padamu tampak purnama, padamu ada sifat yang indah
Laisa azk minka ashlan qatthu
Ya jaddal husaini
Tidak ada yang lebih bersih asalnya sama sekali dari padamu
Wahai kakek Hasan dan Husain.
Fa 'alaikallahu shall d-iman thuulad duhuuri
Allah haruskan shalawat untukmu selamanya sepanjang masa.
Y Waliiya l-hasantiÂ
Y Rafii' ad-darajti
Wahai Allah penguasa kebaikan-kebaikan,
wahai Allah yang Maha tinggi kedudukannya
Kaffir 'anniyadz dzunuuba waghfir 'anni-ssayyi-aati
Palingkan dariku dosa, dan ampunilah keburukan-keburukanku
Anta ghaffaarul khathayaa wa dzunuubil muubiqti
Engkau maha pengampun kesalahan-kesalahan dan dosa yang membinasakan.
Anta sattarul masaawi wa muqlul 'atssarti
Engkau maha penutup aib-aib, dan pemaaf atas kesalahan-kesalahan.
'Aalimus sirri wa akhf mustajiibud da'awti
Engkau maha tahu yang samar dan tersembunyi, yang mengabulkan doa-doa.
Rabbi, farhamn jamii'a bijamii'is shlihaati
Y Tuhanku, kasihilah kami semua dengan seluruh kebaikan-kebaikan.
Â
Itulah Shalawat Mahalul Qiyam yang dilantunkan oleh grup Hadrah "Dengarkanlah Suara Kami" (DSK) terdengar dan diselenggarakan oleh takmir masjid Guyub Salawase. Peringatan Maulid Nabi Muhammad tahun ini menandai berakhirnya pandemi covid-19 yang berlangsung selama dua tahun. Tumbulanang yang baru kali ini diundang tidak pernah mengerti apa yang dinamakan Mahalul Qiyam. Ya baru kali ini ia bisa menyaksikan dari dekat. Kalau bukan kepala desa yang mengundang, niscaya ia tidak akan hadir. Mendingan mencari ikan dengan suluh mengumpulkan bekicot. Menelusuri malam dan kebun-kebun liar. Atau ia baru sadar bahwa ia jadi bagian paling kecil dari pembangunan masjid berarsitek megah. Ia jadi kenek tukang batu. Acara shalawatan menggelegar menggetarkan kaca-kaca jendela dan pintu masjid. Hadirin tidak bisa bicara satu sama lain. Semua berdiri untuk menghormati Rasul Pilihan Allah. Merasa bangga sebagai undangan, namun sekaligus ia merasa berat menghadiri karena ia tidak biasa berlama-lama mengikuti acara. Beruntung ia berada di posisi paling belakang. Tidak mungkin orang-orang memperhatikannya.
Entah tiba-tiba ia dibangunkan dari kantuk beratnya. Hadirin sudah pada bubar. Yang tadinya kini serambi masjid jadi lengang. Kepala desa dan perangkat sudah tidak tampak. Begitupun para tokoh masyarakat dan tokoh agama sudah berlalu.
"Bangun, Nang, ini sudah pukul 23.00," Tumbulanang dibangunkan oleh Sontama tukang soundsystem dari desa sebelah yang lagi mengemasi perlengkapan pelantang suara.
Ia tidak menyesal, meski ia tidak bisa menikmati acara. Meski juga ia tidak pernah paham acara mahalul qiyam. Ia pun tidak tahu apakah tahun depan bisa hadir dan diundang lagi.
Ngawi, 20211128.14430423.09.11
Tesaurus :
Tradisi ketika mendengar kelahiran Nabi Muhammad disebut-sebut, orang-orang akan berdiri sebagai bentuk penghormatan bagi rasul akhir zaman.
Tag : shalawatnabi mahalulqiyam penghormatan rindunabi teladanumatislam mataharidanbulan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI