Mohon tunggu...
Sanad
Sanad Mohon Tunggu... Mahasiswa/Pelajar -

Penulis Cerita Pendek

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kematian Tukiman

10 Maret 2018   12:23 Diperbarui: 10 Maret 2018   12:30 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://4.bp.blogspot.com

"Tapi apa?"

"Kau memang iblis. Tidak punya hati"

"Apa aku terlihat seburuk Kalong wewe? Kau sendiri siapa suruh mencintaiku, sudah tahu aku seperti iblis"

Diam menyelimuti percakapan mereka berdua selama hampir sepuluh detik. Sementara itu angina sepoi mendesah melewati rongga-rongga dedaunan, mengangkangi selah ranting dan dahan pohon dadap. Cahaya rembulan sebenarnya tidak sampai menyoroti kedua wajah yang sedang berunding itu. Hanya suara dan desah nafas mereka yang terdengar. Namun bahkan tak lebih keras dari suara jangkrik malam.

"Ayo jawab, apa kamu sanggup?"

****

"Baiklah, aku siap"

"Ini resikonya besar, Sum!"

"Aku tahu, Mbah"

"Tapi ilmunya tinggi. Kamu jangan main-main!"

"Saya tau, Mbah. Itu kenapa saya percayakan ini pada Mbah"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun