"Oh ya!" kata Iwan menyambung percakapan, "Bagaimana kabar istrimu?"
"Beberapa minggu lagi bakal lahiran!" katanya penuh semangat.
Mereka berdua terdiam sejenak, beberapa lelaki seusia Iwan dan yang lebih tua sibuk bermain domino dan catur, dan seorang nenek yang membuatkan Iwan kopi datang meletakkan kopi itu di depan Iwan yang duduk sambil menyulut kreteknya.
"Oh ya!" kata lelaki yang duduk di samping Iwan itu, "Bagaimana kabar istrimu?"
"Baik!" kata Iwan lirih menghembuskan asap kretek ke langit-langit warung, "Sekarang pasti ia akan lebih baik lagi."
"Itu pasti!" jawab lelaki itu membuat Iwan terbatuk menelan asap di mulutnya.
"Maksudmu?" Iwan memperbaiki posisi duduknya, sambil masih terus terbatuk-batuk.
"Dasar, kau tidak tahu ya?" kata lelaki itu semakin membuat Iwan penasaran, dan berpikir bahwa itu adalah bocoran perselingkuhan istrinya.
Mereka berdua kembali terdiam sejenak sebelum lelaki di sampingnya meneruskan kata-katanya.
"Seminggu lalu, ia sama-sama dengan kami ke dokter, mungkin kamu sedang di kantor," kata lelaki itu sambil menyeruput kopi hitamnya.
"Lalu?" tanya Iwan semakin penasaran.