Mahasiswa  Univeristas Pendidikan Indonesia (UPI). Pendidikan Bahasa Indonesia Penjurusan Sanggar Sastra angkatan 2018 memiliki kesadaran dalam memerankan tugasnya sebagai mahasiswa. Sejalur dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), mahasiswa dapat mengambil peran dalam upaya perbaikan efisiensi pendidikan selama Pembelajaran Jarak Jauh  (PJJ).Â
Sebagai bentuk implementasi yang sesuai dengan program studi, mahasiswa bersama dosen pembimbing menggelar program Kolaborasi Guru-Mahasiswa dalam Pembelajaran Sastra secara  Daring di Sekolah Menengah Pertama (SMP).Â
Pertimbangan program ini berdasarkan angket yang diberikan kepada guru bahasa Indonesia SMP di Kabupaten Kuningan. Informasi dalam angkat mengungkapkan jika pembelajaran secara daring mengalami kendala dalam pembelajaran. salah satunya berupa pembelajaran yang dirasa tidak maksimal, penuh dengan keterbatasan, dan siswa mengeluh tidak paham dalam pembelajarannya.
Dalam rangka mengatasi masalah tersebut mahasiswa dalam Program Kolaborasi Guru-Mahasiswa membuat beberapa rancangan pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam masa PJJ.Â
Rancangan Program tersebut terdiri dari Penyusunan bahan ajar (modul), Pembuatan model pembelajaran drama secara daring yang inovatif dan kreatif, dan implementasi dalam kelas.Â
Walaupun program ini mencantum jurusan SMP, ada juga sekolah jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berpetisipasi dalam kegiatan ini. SMAN 1 Cilimus merupakan salah satu SMA yang mengikuti program ini. Program pembelajarnan drama SMA ini terdriri dari 35 siswa dengan 3 mahasiswa pendamping dalam pembelajarannya.
Sesuai masalah yang ada, mahasiswa merancang modul untuk membekali siswa dalam proses pembelajarannya. Modul dibuat inovatif dengan mencakup tautan video pembelajaran karya mahasiswa, kumpulan teks drama, materi, test lengkap, dan media sosial.
Media sosial dimanfaatkan secara inovatif dan kreatif sebagai salah satu media apresiasi karya atau hasil siswa belajar. Beberapa materi yang di sertai dengan teks drama dan test penggayaan juga membuat pembelajarannya semakin mudah dimengerti.
Video pembelajaran yang dibuat oleh mahasiswa dibuat secara kreatif dengan materi yang mudah dipahami oleh siswa SMA. Kegunaan video dalam pembelajaran ini merupakan usaha agar siswa tidak jenuh atau bosan dalam melakukan aktifitas PJJ.Â
Pematerian dalam video juga dikemas dan dijelaskan dengan baik agar pembelajaran drama di SMA mudah dipahami oleh siswa. Video disediakan untuk menanggulangi jika ada siswa yang sulit belajar secara online atau kurangnya kualitas video saat ditampilkan dalam pembelajaran.
Pada implementasi saat pembelajaran langsung. mahasiswa memiliki perannya masing-masing pada setiap pertemuan. Hasil luaran dari pembelajaran ini berupa absensi, karya siswa, dan hasil test pembelajarannya. Saat pertemuan pertama siswa memberilkan pendapat jika tertarik mengikuti program ini dengan modul yang menarik.Â
Pembelajaran dilakukan selama 4 pertemuan, dengan setiap pertemuannya diupayakan dapat terlaksana secara synchronous dan asynchronous.Â
Pada waktu  synchronous siswa dan mahasiswa pendamping bertemu melalui media G-meet untuk menyampaikan materi dan tanya jawab langsung. penyampaian materi dihadirkan berupa video pembelajaran, penampilan Power Point materi, dan sesi tanya jawab. Selesainya, pembelajaran dialihkan menjadi asynchronous melalui WhatsApp Grup yang telah disediakan oleh mahasiswa.Â
Dalam pembelajaran asynchronous ini siswa akan diminta untuk mengerjakan test penggayaan sesuai dalam modul. Pemnbelajaran ini dibagi dua sesi agar siswa tidak jenuh hanya diam di zoom dan mendengar materi yang dibawakan. Sesi asynchronous juga diupayakan jika ada siswa yang memiliki gangguan sinyal dan sulit mengikuti dalam pembalajaran.
Hasil dari program ini berupa siswa terlihat antusias dalam melaknasakan pembelajaran. Terbukti dari beberapa pertanyaan yang diajukan mengenai materi dengan kritis. Mahasiswa juga menilai media-media yang dibawakan begitu unik dan mudah dipahami baik secara online maupun offline. Â
Tugas penggayaan juga dikerjakan secara baik dengan hasil nilai yang memuaskan. Walaupun begitu, terdapat penilaian yang kurang memuaskan dari siswa.Â
Siswa menilai pemberian tugas terasa banyak dan motivasi dalam pembelajaran menjadi agak berkurang. Â Dengan masukan-masukan dari siswa ini, mahasiswa berharap untuk program kolaborasi bersama guru selanjutnya dapat menangani penilaian siswa dengan baik dan benar.Â
Perbaikan dan hasil dari program ini agar dapat menginspirasi program pembelajaran selanjutnya dimanapun dalam menunjang pembelajaran di Indonesia. (Anisa Ayu Fitria)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H