Mohon tunggu...
Kurniawati
Kurniawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

🌻

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Empati Martin Hoffman: Memahami Proses Perkembangan Empati pada Anak

18 Januari 2025   22:30 Diperbarui: 18 Januari 2025   23:03 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Empati Martin Hoffman: Memahami Proses Perkembangan Empati pada Anak

Empati merupakan salah satu kualitas sosial yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain tidak hanya mendukung hubungan interpersonal yang sehat tetapi juga berkontribusi pada perkembangan moral dan emosional individu. Salah satu teori yang banyak dipelajari dalam konteks perkembangan empati adalah teori empati yang dikemukakan oleh psikolog Martin Hoffman. Dalam teorinya, Hoffman menguraikan bagaimana empati berkembang sejak masa kanak-kanak dan mengidentifikasi berbagai tahap yang dilalui oleh anak-anak dalam memahami dan merasakan emosi orang lain.

Apa itu Empati Menurut Martin Hoffman?

Martin Hoffman mendefinisikan empati sebagai kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain, yang melibatkan dua aspek utama: afektif (merasakan) dan kognitif (memahami). Hoffman percaya bahwa empati bukanlah kualitas bawaan, melainkan hasil dari perkembangan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal sepanjang hidup seseorang. Dengan kata lain, empati berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan lingkungan sosial, terutama pada masa kanak-kanak.

Hoffman menyatakan bahwa empati berkembang melalui serangkaian tahap yang dimulai sejak bayi dan terus berkembang hingga dewasa. Proses perkembangan ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor individu seperti temperamen dan kemampuan kognitif, tetapi juga oleh pengalaman sosial dan hubungan dengan orang lain, terutama orang tua dan pengasuh.

Tahapan Perkembangan Empati

Menurut Hoffman, perkembangan empati pada anak-anak dapat dibagi menjadi beberapa tahap yang dimulai pada usia dini dan berlanjut seiring dengan bertambahnya usia. Berikut adalah tahapan-tahapan tersebut:

Empati Refleksif (Usia Dini)

Pada tahap pertama ini, yang terjadi pada usia 1 hingga 2 tahun, anak mulai menunjukkan respons empatik yang bersifat refleksif. Misalnya, ketika seorang bayi mendengar suara bayi lain menangis, ia mungkin akan merespon dengan menangis juga, meskipun tidak sepenuhnya memahami alasan di balik tangisan tersebut. Pada tahap ini, empati belum sepenuhnya sadar atau terarah pada orang lain, melainkan lebih kepada reaksi emosional yang bersifat instingtif.

Empati Kognitif (Usia 2 hingga 3 Tahun)

Seiring anak tumbuh, pada usia 2 hingga 3 tahun, anak mulai berkembang menuju empati yang lebih terarah dan sadar. Pada tahap ini, anak mulai dapat membedakan antara perasaan dirinya sendiri dan perasaan orang lain. Mereka mungkin mulai menyadari bahwa orang lain merasa berbeda dari mereka, meskipun pemahaman ini masih sangat sederhana. Contohnya, anak mungkin menyadari bahwa teman mereka sedih karena kehilangan mainan, dan mereka dapat merespons dengan memberikan mainan mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun