Kereta ini tidak terintegrasi dengan LRT dan monorel, jadi harus beli tiket sendiri. KTM Komuter biasa digunakan wisatawan menuju Batu Caves. Â
Di sini, kereta menawarkan tempat duduk saling berhadapan, ada juga yang kursinya berderet seperti kereta api kelas bisnis.Â
Fasilitas di dalam kereta memadai, terdapat bangku untuk penumpang prioritas, juga disediakan pegangan tangan untuk penumpang yang berdiri, pendingin ruangan, serta informasi status keberangkatan dan tujuan kereta yang disampaikan dalam bentuk audio dan visual.
Commuter Line di Indonesia
Saya memang aktif sebagai pengguna Commuter Line sejak tahun 2014 lalu, saat itu Commuter Line sudah berbenah.Â
Tidak ada lagi penumpang yang naik di atas KRL, dan pedagang asongan yang menjajakan jualannya.
Semua gerbong KRL telah dilengkapi pendingin ruangan, kursi yang empuk, hingga petugas yang siaga membersihkan gerbong.
Saat itu tarif tiket kereta juga dirombak sejak 2011. Rute Bekasi ke Depok yang semula Rp 16.000 menjadi cuma Rp 4.000. Tiket elektronik diberlakukan, sehingga tak ada lagi tiket berbentuk kertas.
Dengan tiket elektronik, penumpang juga dipaksa untuk mengantre saat memasuki pintu stasiun. Sistem seperti ini membuat penumpang setidaknya sadar pentingnya tertib saat menggunakan transportasi umum.
Kemudian, lambat laun wajah stasiun KRL Jabodetabek juga turut diubah. Misalnya saja Stasiun Tebet yang kini berubah menjadi ciamik dan terintegrasi dengan layanan TransJakarta. Â