Mohon tunggu...
Kukuh Kurniawan
Kukuh Kurniawan Mohon Tunggu... -

Seorang jurnalis dan mahasiswa yang banyak omong tapi malas gerak | kurniawan@kukuh.my.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Microsoft Windows Adalah Kaus, Apple MacOS X Adalah Jas

28 Mei 2017   22:07 Diperbarui: 28 Mei 2017   22:46 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mac, iPhone, iPad, iPod, iTunes. Coba tebak, siapa perusahaan di balik suksesnya beragam produk tersebut?

Jawabannya mudah, produk dengan huruf “i” di depan pasti selalu milik Apple. Perusahaan berlambang apel kroak itu merupakan pemain lama industri teknologi. Bahkan menurut Forbes tahun 2017, perusahaan yang telah berdiri dari tahun 1978 ini merupakan perusahaan paling berharga nomor satu di dunia. Mereka memberikan berbagai macam produk seperti telepon pintar, tablet, PC, sistem operasi, aplikasi produktivitas hingga konten hiburan seperti layanan musik online.

Bukan sebuah rahasia lagi kalau Apple merupakan brandyang menyasar segmentasi premium. Sebab seluruh setiap produknya selalu lebih mahal dibanding pesaing. Dengan mahalnya harga jual, tak jarang Apple fanboy (sebutan fans dari produk Apple) merasa bangga ketika memiliki perangkat tersebut karena tersimpan gengsi tersendiri ketika membawanya. Menurut mereka, memiliki produk Apple sama saja menghargai sebuah karya karena tak jarang terobosan terbaru dilahirkan pertama kali lewat perusahaan ini. Sebut saja keamanansmartphone menggunakan sidik jari ketika pertama kali dibenamkan di produk iPhone 5S tahun 2013 lalu, atau iPod yang revolusioner saat diperkenalkan 16 tahun lalu. Sebagai informasi, iPod merupakan perangkat musik pertama yang memungkinkan mendengar musik tanpa menggunakan CD.

Di bidang teknologi, Apple memiliki saingan bebuyutan bernama Microsoft. Berbeda dengan Apple, perusahaan yang didirikan Bill Gates dan Paul Alen di tahun 1975 ini menyasar ke seluruh kalangan masyarakat sehingga jauh dari kesan eksklusif. Seolah-olah, Microsoft adalah sebuah kaus dan Apple adalah sebuah jas.

Kaus adalah pakaian yang memberikan kesan santai dan dapat digunakan untuk hampir seluruh aktivitas, sementara jas biasa dipakai kalangan pebisnis untuk menunjang kegiatan formal mereka. Tetapi bukan berarti kaus tidak lebih baik dari jas, rasa nyaman membuatnya dikenakan banyak orang meski tidak memberikan impresi kepada orang lain.

Seperti kaus, Windows juga memiliki pendekatan yang mirip. Pertama kali seseorang belajar komputer pasti menggunakan produk dari Microsoft, sementara produk Apple biasanya baru disentuh ketika seseorang sudah memasuki dunia profesional.

Dalam sistem operasi komputer contohnya, Microsoft memiliki Windows 10, sementara di sisi lain Apple bangga dengan eksklusifnya macOS. Saya ingin bertanya kepada Anda, mana produk yang pertama kali digunakan masyarakat Indonesia untuk menjalankan komputer? Meski ada yang menjawab macOS, tetapi saya yakin sebagian besar mengatakan Windows.

Wajar, bila pertama kali mengenal komputer lewat komputer personal di rumah, biasanya sudah terpasang sistem operasi Windows. Jika mengenal komputer pertama kali lewat warung internet (warnet), pasti menjadikan Windows sebagai sistem operasinya. Bahkan bila pertama kali mengenal komputer dari pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) semasa SMP, buku panduan akan mengajarkan cara mengoperasikan Microsoft Windows, bukan macOS. Inilah yang membuat Windows lebih unggul: familiar. Masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan Windows.

Meski Windows adalah software mainstream, murah (setidaknya dibandingkan macOS), tetapi program yang mereka tawarkan tak kalah dibanding macOS. Tolak ukur saya untuk mengatakan Windows lebih baik dari macOS adalah dari segi fitur dasar, kelengkapan aplikasi, fitur hiburan dan harga.

Dari segi fitur dasar, tak ada perbedaan signifikan. Tampilan antar muka keduanya cukup user friendlyuntuk sebuah komputer. Fitur-fitur penting seperti file manager, pengaturan komputer, hingga personalisasi terbilang setara, bahkan fitur virtual asisten Siri yang dimiliki macOS bisa disaingi dengan baik oleh Cortana kepunyaan sistem operasi Windows 10.

Lanjut ke kelengkapan software. macOS maupun Windows sama-sama memiliki beragam pilihan software agar mendukung produktivitas pemiliknya. Untuk perangkat lunak yang dikembangkan oleh Apple sendiri, mereka unggul di segi multi media di mana mereka merupakan pemilik dari software iMovie buat mengedit video sederhana, Final Cut Pro agar mengedit video secara profesional dan Garage Band untuk berkreasi melalui di dunia musik.

Sementara itu, Microsoft memiliki keunggulan di aplikasi kerja melalui program Office, di antaranya adalah Word untuk pengolah kata, Excel sebagai pengolah angka, PowerPoint dengan fungsi membuat presentasi hingga Outlook yang bisa mengakses surat elektronik. Nah, untuk menutupi kelemahan di bidang multimedia, Windows terbantu dengan adanya aplikasi multimedia pihak ketiga seperti Adobe seperti Photoshop, Premier hingga After Effect yang memiliki kualitas sama, atau bahkan lebih mumpuni dibandingkan software milik Apple.

Seperti pembahasan awal, Microsoft adalah kaus sementara Apple adalah jas. Windows memiliki segudang aplikasi yang bisa dimainkan eksklusif untuk memberi hiburan pengguna sistem operasi berlogo jendela tersebut, terlebih urusan gaming. Permainan seperti serial Fifa, F1 hingga Call of Duty hanya dikembangkan di perangkat Windows, sementara macOS tidak memiliki pilihan game sebanyak pesaingnya. Alasannya logis, karena pengguna Windows berkali lipat lebih banyak dibandingkan macOS yang terbatas untuk kalangan tertentu saja sehingga membuat developer game enggan mengembangkannya ke macOS. Singkatnya, hampir seluruh game di macOS pasti tersedia versi Windows, namun belum tentu game yang bisa dimainkan di Windows tersedia di macOS.

Terakhir masalah harga. Windows dapat dibeli secara terpisah untuk dipasang ke komputer apapun dengan harga Rp 2,1 juta untuk Windows 10 Home, sementara jika ingin menggunakan macOS, seseorang wajib membeli perangkat MacBook terlebih dulu agar bisa menggunakannya. Berdasarkan situs blibli.com, harga MacBook termurah yang telah terpasang sistem operasi macOS termurah adalah Rp 11,2 juta hingga termahal mencapai Rp 43 juta. Hal ini jauh berbeda dibandingkan perangkat Windows yang bisa dimiliki dengan harga Rp 3 jutaan saja.

Dengan penjabaran tersebut, Microsoft Windows bisa dibilang menang segalanya atas Apple macOS baik dari segi fitur, kelengkapan aplikasi, fitur hiburan dan harga. Tampilan yang sudah familiar dari Windows juga menjadi poin plus bagi masyarakat Indonesia. Jadi kalau bukan karena masalah gengsi, tidak ada alasan untuk memilih macOS dibandingkan Windows.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun