Mohon tunggu...
adwin kurniawan
adwin kurniawan Mohon Tunggu... Lainnya - Student

Reading

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berkaca pada Skenario Kehidupan

5 Oktober 2023   00:05 Diperbarui: 5 Oktober 2023   03:04 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantas kita beradapatasi dengan semua hal itu dengan mengambil hal yang sama dan mengurangi hal-hal yang memperuncing perbedaan. Dengan sikap seperti ini asumsi-asumsi yang tidak sesuai akan mendapat evaluasi yang bisa menuntun kita maupun orang lain.

Perubahan adalah sesuatu yang mungkin ditakuti banyak orang namun itu hal yang diperlukan.  Kegan dan Lahey (2001) menyatakan dalam pengembangan diri, langkah terakhir adalah untuk mengubah ketakutan yang pasif menjadi pernyataan yang mencerminkan komitmen yang aktif untuk mencegah hasil tertentu (yang negatif).

2. Capaian-Capaian Tidak Harus Membebani Diri.

Aktifitas dan rutinitas kerap kali melelahkan kita baik secara fisik maupun psikis, terlebih jika terkait dengan pencapaian yang hendak diraih. Saya menyadari bahwa waktu tidak akan berulang sehingga perlu berhenti sejenak, untuk refleksi diri dan mengambil keputusan. Hal itu demi memiliki kehidupan yang lebih memberi dampak positif dan membuat nyaman. Hal yang paling bernilai dan bermakna bagi kita haruslah menjadi pertimbangan yang utama. 

Hidup yang seimbang adalah idaman setiap orang. Terkait hal ini pengalaman hidup yang seimbang adalah hal yang sangat mendasar. Kurangnya perhatian yang berkepanjangan pada diri menyebabkan pengembangan diri terhambat, mempersempit cara pandang, stres dan disorientasi pada individu (Shea dan Gilmore, 1998).

Daftar Pustaka

Kegan, Robert & Lahey, Lisa Laskow. (2021). The Real Reason People Won't Change.

Endraswara, Suwardi. (2011). Orang Jawa Memandang Perang Kembang.

Brooks, David. (2012). How People Change. New York Times.

Shea, Gregory & Gilmore, Thomas. (1998). Mindfulness and Executive Education.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun