Terjadinya kasus penipuan produk FINTECH (Financial Technology) bermodus paylater/pinjaman online yang terjadi di Perguruan Tinggi terkemuka belakangan ini menjadi berita mengejutkan! Bagaimana tidak, korban adalah mahasiswa yang seharusnya memiliki literasi keuangan yang baik. Korban berjumlah ratusan. Kabarnya kerugian mencapai milyaran rupiah. Tidak menutup kemungkinan ini terjadi juga di perguruan tinggi yang lain dengan sasaran mahasiswa sebagai sasaran empuknya. Patut disayangkan mengapa hal ini dapat terjadi. Mahasiswa yang seharusnya dengan sungguh-sungguh menuntut ilmu harus menjadi korban dan mengalami terror dari debt collector sehingga mengganggu konsentrasi mereka untuk belajar.
Menurut kesaksian korban, awalnya mereka tertarik dengan ajakan salah satu teman mereka mengenai sebuah bisnis dengan sistem menyerupai multilevel marketing dengan memanfaatkan akun paylater yang mereka miliki. Setelah itu korban diminta menjalankan segala prosedur untuk menjalankan bisnis tersebut. Termasuk diminta untuk membeli barang dari akun-akun e-commerce yang pembayarannya melalui aplikasi pinjaman online. Awalnya mereka mendapatkan keuntungan namun semakin lama berjalan mereka tidak lagi mendapatkan keuntungan. Bahkan berakhir dengan teror tim penagihan pinjaman online. Bagaimana tidak, data yang digunakan adalah data mereka.Â
Korban saat ini  merasa down secara mental dan menuntut kejelasan atas bisnis yang dijalankannya. Namun hasilnya nihil hingga perguruan tinggi tempat mereka berasal ikut turun tangan memberikan pendampingan dan bantuan hukum. Link pengaduan disediakan untuk mengakomodasi para korban.
Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi dikalangan mahasiswa. Mahasiswa seharusnya memiliki tingkat literasi yang cukup untuk menghindari keputusan-keputusan yang berakibat merugikan secara financial untuk mereka. Ada beberapa hal yang dapat mencegah agar kejadian serupa tidak terjadi, diantaranya :
Lindungi data pribadimu
Data pribadi / identitas itu bersifat rahasia. Jangan berikan identitas kalian kepada siapapun atau memposting kartu identitas karena berpotensi untuk disalahgunakan. Identitas digital terdapat dua jenis yaitu identitas terlihat seperti nama akun, foto profil, deskripsi pengguna sedangkan akun tak terlihat berupa pin dan password. Jangan sebar identitas tak terlihat, jangan sebar data data spesifik seperti alamat rumah dan nama-nama keluarga kita hanya boleh menyebarkan data yang bersifat umum saja seperti kewarganegaraan dan agama. Jangan membagi data penting seperti kartu identitas di internet juga jangan menggunakan aplikasi mobile banking menggunakan akses wifi public. Jangan percaya pada siapapun termasuk orang orang terdekat karena identitas pribadi bersifat rahasia dan rentan penyalahgunaan.
Kode OTP hanya kita yang tahu
One Time Password / OTP adalah kode verifikasi sebanyak 4-6 karakter berupa angka atau kombinasi angka dengan huruf. Kode OTP adalah syarat utama dari proses otentikasi data saat kamu mau mengakses suatu aplikasi atau terkadang transaksi online. Berdasarkan kepanjangannya, OTP memang hanya bisa dipakai satu kali saja (one time) dan otomatis akan hangus dalam beberapa detik atau menit jika tidak langsung dipakai. OTP bersifat rahasia. Jadi, jangan diberikan kepada orang lain ya !
Hati hati dengan telemarketing
Kadang kita dihubungi oleh orang yang mengatasnamakan sebagai customer service sebuah perusahaan pembiayaan atau lembaga keuangan. Jangan mudah memberikan informasi kepada mereka, telusuri kebenarannya . Cek legalistas perusahaannya.
Hati hati dengan kata "Ya"
Dalam komunikasi dengan telemarketing jangan mudah mengucapkan kata "YA" karena kata tersebut adalah bentuk pernyataan persetujuan. Ingat percakapan anda sedang direkam.
Jangan mudah tergoda
Jika anda mendapat penawaran bisnis dengan iming iming tanpa risiko, jangan percaya! Semua bisnis berisiko dan ingat beberapa menawarkan kemudahan. Ingat 2 L! Legal kah? Logis kah? Jangan tergiur dengan imbal balik atau keuntungan yang besar. Misal menawarkan imbal hasil 10 % selama satu bulan. Dalam kasus penipuan yang terjadi saat ini rata rata menawarkan imbal hasil 10 % perbulan. Tapi logiskah? Pinjol itu bunganya harian. Saat ini OJK menerapkan bunga maksimal harian 0,4% bagi pinjaman online resmi. Jika dikalikan 30 maka bunga  perbulan 12%. Apakah untung atau rugi? Logiskah? Mikir!
Awas Phishing
Phishing merupakan bentuk kejahatan online di mana korban secara tidak sadar memberi akses akun bank atau informasi pribadi. Mereka seringkali menyamar seperti situs asli. Orang awam sulit membedakannya dari yang asli. Situsnya terlihat resmi, tapi ternyata, pengirimnya adalah penjahat. Dengan menekan sebuah tautan berbahaya ada konsekuensi-konsekuensi buruk yang bisa dialami.
Hati hati dengan system Multilevel Marketing
MLM adalah bisnis yang menawarkan kesempatan yang lebih baik untuk mendapatkan banyak uang dibandingkan dengan bisnis atau pekerjaan lain. Stop sampai kalimat itu karena itu semua "BOHONG". Bahkan saya berani mengatakan "HARAM" Kita seringkali diiming imingi bahwa leader memiliki nasib yang istimewa. Mendapatkan penghasilan luar biasa serta fasilitas serba "WAH" dengan cara yang instan. Ingat didalam system MLM para leader mendapatkan segalanya dengan syarat harus memiliki downline. Kita analogikan kalau setiap leader harus memiliki 1000 downline untuk mendapatkan pengasilan dan bonus luar biasa artinya setiap downline juga harus memiliki 1000 downline yang lain agar berkesempatan mendapatkan pendapatan seperti leader tersebut. Apakah realistis jika setiap orang harus memiliki downline sebanyak itu agar memiliki pendapatan yang sama dengan uplinenya? Kesuksesan yang nampak di permukaan itu pada kenyataannya adalah palsu. Itu adalah bentuk pengorbanan para downlinenya. Mereka sebetulnya sedang dipecundangi para leadernya. Kesusksesan mereka hanya ilusi bagi para downlinenya. Usaha yang pasti pasti saja. Kita bisa gunakan pendekatan produksi, pendekatan penjualan atau pendekatan pemasaran. Usaha dengan barang yang jelas jelas nyata atau buka jasa dan berikan pelayanan yang prima. Maksimalkan penjualannya dan peliharalah pelanggan karena itu adalah asset kita. Jangan ambil jalan pintas!
Kasus mengenai penipuan ini telah menjadi pusat perhatian semua masyarakat. Jangan terjebak! Tetaplah bijak! Gunakan akal sehat, maksimalkan literasi keuanganmu agar tidak menyesal!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI