Diagnosa: kuku jempolnya tumbuh terlalu panjang, melingkar, sehingga menusuk dagingnya dari belakang.
Sialan! Ini pernah terjadi sebelumnya! Cuma tidak parah, tidak sampai jadi luka yang mengeluarkan darah dan nanah. Soal seperti ini seharusnya bisa diantisipasi!!
Saya merasa menjadi majikan yang buruk. Buruk sekali.
Lukanya tidak kelihatan. Terlalu banyak bulu yang menggumpal hitam di sekitarnya. Untungnya Cuka tampak biasa-biasa saja. Cuma tak mau kalau diperiksa kakinya. Kalau dipaksa, marah dan kesakitan.
Tiap hari, sedikit demi sedikit, bulu sekitar luka digunduli. Sedapatnya. Serelanya Cuka. Sampai suatu saat kukunya bisa terlihat dan berhasil digunting. Masalahnya, kuku itu tetap tidak berhasil diambil. Entah masih menancap atau terjerat bulu kusut.
Tapi lukanya tetap basah. Tiap jempolnya goyang karena disentuh, ada darah dan nanah keluar. Baunya tetap mengindikasikan luka yang berbahaya.
[caption id="attachment_349446" align="aligncenter" width="219" caption="Dok Pribadi"]
Kami menyerah dan akhirnya berhasil mengundang dokter hewan ke rumah.
"Oooh, iya. Anjing jenis ini memang pemarah," kata dokter saat melihat Cuka.
Saya mendekap Cuka kuat-kuat saat dokter memeriksa kakinya. Cuka melolong-lolong sementara ibu saya menyingkir tak berani melihat.
Benar kuku berhasil dipotong. Tapi potongan itu masih menancap, hampir satu senti ke dalam daging. Hampir tembus ke depan. Tidak cukup dengan mengambil kuku yang menancap, luka Cuka harus dibersihkan dari bulu-bulu yang ikut masuk. Dokter mengobok-obok rongga merah kecil di kaki mungil. Darah di mana-mana. Di tangan dokter, di bajuku, di celanaku, di tanganku, di kakiku, di lantai, di kaki cuka yang ada di pelukanku.