Mohon tunggu...
Kurnia Dewi
Kurnia Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - IRT

Semua untuk Allah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Terselubung di Balik Moderasi Beragama, Apa Itu?

9 Januari 2023   08:11 Diperbarui: 9 Januari 2023   08:15 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Islam dari tanah Arab", demikian pernyataan Menag, Gus Yaqut, ketika menjadi tamu di sebuah podcast. Ia menjelaskan bahwa Islam datang ke Indonesia dari Arab, sehingga harus menghargai budaya yang ada di Indonesia. Klikanggaran.com (28/10/2022). Benarkah pernyataan Menag tersebut? 

Islam Bukan Datang Dari Arab

Islam bukan datang dari Arab, melainkan datang dari Allah SWT. Islam diturunkan oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk bangsa/kaum tertentu. Nabi Muhammad SAW, sebagai rasul, diutus bukan hanya untuk orang Arab ataupun bani-bani yang ada di Arab saat itu. Melainkan untuk seluruh umat manusia. Hanya karena diturunkan pertama di Arab dan Nabi Muhammad SAW orang Arab bukan berarti Islam datang dari Arab. Allah SWT sudah menjelaskan dari jaman Rasulullah lewat al-Qur'an. Yang dinyatakan oleh Allah SWT dalam QS Saba' 34: ayat 28. Allah SWT berfirman: 

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS Saba' 34: Ayat 28)

Juga QS al-A'raf 7: ayat 158. Allah SWT berfirman: 

"Katakanlah (Muhammad), "Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua, Yang memiliki kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia, agar kamu mendapat petunjuk."" (QS al-A'raf 7: Ayat 158)

Serta QS ash-Shaff 61: ayat 9. Allah SWT berfirman:

"Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya." (QS Ash-Shaff 61: Ayat 9)

Ayat ini menjelaskan bahwa Islam diturunkan oleh Allah SWT untuk mengentaskan umat manusia dari segala bentuk kekufuran dan adat istiadat yang rusak. Bukan agama identitas Arab, bukan pula datang dari Arab. Melainkan rahmatan lil 'alamin (rahmat semesta alam). 

Adapun mengenai budaya dan adat istiadat, selama itu tidak bertentangan dengan syari'at Islam, maka umat muslim masih boleh mengambilnya. Tetapi, jika hal tersebut bertentangan dengan syari'at Islam, maka menjadi haram untuk mengikuti budaya dan adat istiadat tersebut. Sebagai contoh, budaya dan adat istiadat yang dilarang dalam Islam, seperti; budaya campur baur bukan mahram, budaya tahun baru Masehi, budaya kesenian yang bersekutu dengan jin, budaya yang mempertontonkan kecantikan muslimah, budaya dengan mengenakan pakaian yang membuka aurat di depan umum, adat menggunakan sesajen agar tidak terkena mala petaka di bulan-bulan tertentu, dll. Budaya dan adat istiadat macam ini jelas tidak diperbolehkan bagi umat muslim untuk mengikuti sebab Allah SWT melarangnya. Tetapi, umat muslim ditugaskan untuk mendakwahi, agar umat muslim yang melakukan hal tersebut dapat paham akan kekeliruannya.

Namun, peran individu saja tidaklah cukup untuk mengentas permasalahan ini. Melainkan harus ada peran institusi atau negara sebagai pembuat kebijakan agar permasalahan kekeliruan menafsirkan toleransi ini dapat teratasi.

Selain itu, agar proyek Islam moderat tidak direalisasikan atau bahkan hanya sepintas terlintas di benak kaum muslim. Karena pernyataan-pernyataan yang menyatakan bahwa Islam datang dari Arab dan 'intoleran' dapat memasifkan moderasi Islam yang mampu membuat kaum muslim mengubah sudut pandang mereka tentang Islam dan menerima gagasan sekularisme yang memisahkan Islam dari kehidupan. Jika umat muslim sudah teracuni oleh sekularisme, maka kerusakan tidak terelakkan. Karena tiap sekularisme mengarah pada pada produk-produk kapitalisme yang memandang dan mengukur standard kebahagiaan adalah dari banyaknya materi, sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan materi dan menghilangkan segala hambatan yang menghalangi (Islam). 

Kepentingan Barat

Siapa di balik kepentingan moderasi Islam? Tentu, negara-negara imperialis, kapitalis Barat. Sejatinya, moderasi Islam/ Islam moderat adalah proyek global yang didesain untuk kepentingan-kepentingan negara-negara Barat. Bagaimana bisa? Ya, ini sebagaimana masukan dari RAND Corporation dalam "Building Moderat Muslim Network (2007) bahwa, " Karakteristik muslim moderat untuk tujuan studi ini, muslim moderat adalah mereka yang menyebarluaskan dimensi kunci budaya demokrasi. Ini termasuk dukungan untuk demokrasi dan hak asasi manusia yang diakui secara internasional (termasuk kesetaraan gender dan kebebasan beribadah), penghormatan terhadap keragaman, penerimaan sumber hukum non-sektarian, serta penentangan terhadap terorisme dan bentuk kekerasan tidak sah lainnya."

Barat menyadari, selama ajaran Islam murni masih diyakini dan tumbuh berkembang di tubuh umat Islam, selama itu pula akan terus ada perlawanan terhadap negara imperialis Barat dan kepentingannya di Dunia Islam. Sehingga mereka membuat berbagai makar sebagai upaya untuk menjatuhkan Islam lewat jalan yang halus seperti sesuatu yang asli tumbuh di lingkungan kaum muslim seolah ini demi kepentingan umat muslim sendiri. Lewat jalan yang halus ini karena mereka tahu bahwa umat muslim sebagian besar masih sadar jika lewat budaya Barat saja tidak akan berhasil. Sebab jelas terlihat betapa kontrasnya budaya Barat dengan Islam. Berbeda dengan budaya lokal yang dipandang lebih familiar. Sehingga menusuk Islam dari sini akan lebih sulit terlihat. 

Mereka, Barat, sebagai modus operandi, pertama, mereka merangkul para tradisionalis yang kental akan budaya lokal untuk memasifkan dan menderaskan arus moderasi Islam. Apa lagi jika para tradisionalis tersebut menduduki kekuasaan, maka mereka ibarat sedang menangkap ikan besar. Itu yang terjadi di Indonesia dan hampir semua negara di Dunia Islam. Mereka bersama pemerintah telah melaksanakan proyek ini. Mulai dari membuat kebijakan, menanamkannya di semua bidang mulai ekonomi hingga pendidikan. Dan bahkan membentuk para remaja untuk menjadi duta-duta yang bertugas untuk mensosialisasikan moderasi Islam yang diharapkan mampu menyukseskan program tersebut.

Dengan dana yang besar, sebanyak 3,2 triliun, sebagai anggaran moderasi beragama lintas direktorat jenderal, kekuatan kebijakan negara dan potensi pemuda sebagai agen perubahan, serta kaum muslim yang saat ini dalam kondisi 'jumud', maka proyek moderasi Islam ini mendapatkan jalan yang mulus. 

Kedua, menekan kelompok atau perorangan yang dianggap melawan paham-paham sekularisme, serta yang menyuarakan penerapan syari'at Islam dalam sistem pemerintahan. Membuat efek traumatik para aktivis dakwah dengan melakukan penangkapan, penyiksaan, hingga pembunuhan dengan berpayung hukum "pemberantasan terorisme dan radikalisme beragama". Tujuan dari tindakan ini adalah agar orang-orang disasar oleh mereka keluar dari " radikalisme maupun organisasi radikalnya", serta membuat masyarakat takut untuk berinteraksi dan memberikan dukungan kepada orang-orang tersebut dengan gerakan 'radikalnya'. Seperti kasus penusukan kepada beberapa ulama dan kasus KM 50 FPI. 

Ketiga, menyerang ajaran Islam ortodoks, seperti jihad, perang, khilafah, kafir, qishaash, murtad, thaaghuut, dll. 

Keempat, menyerang pribadi tokoh dan aktivis Islam melalui buzzer-buzzer yang sengaja dipelihara, dll. Seperti kasus yang terjadi pada Habib Rizieq Shihab. 

Berbahaya

Moderasi Islam sangat berbahaya bagi keberlangsungan akidah dan syari'at Islam sebagai 'penjaga dan petunjuk' kehidupan kaum muslim. Sebagaimana kaum muslim dan kaum lainnya, semua adalah ciptaan Allah SWT, yang dihidupkan di dunia ini untuk beribadah dan mencari ridho-Nya dan akan kembali lagi kepada-Nya setelah kematian untuk dimintai pertanggungjawaban. Maka, merubah syari'at yang ditetapkan oleh Allah SWT dan menjalankan hukum yang bertentangan dengan syari'at adalah wujud penentangan terhadap-Nya, Sang Maha Pencipta, Sang Maha Pengatur, satu-satunya yang berhak membuat aturan atas apa yang telah diciptakan-Nya dan memberikan hukuman terhadap yang ingkar kepada-Nya. 

Apa yang harus umat muslim lakukan untuk melawan proyek Islam moderat ini?

Pertama, melepaskan diri dari cengkeraman kapitalisme. Karena apapun upayanya, jika tetap berada di kolam kapitalisme baik sebagai individu maupun institusi negara, maka akan mustahil untuk menghilangkan arus moderasi ini. 

Kedua, menurut Kiai Syamsudin Ramadhan dalam tulisannya "Moderasi Agama Berbahaya", umat Islam harus disadarkan secara terus menerus akan kewajiban mereka untuk selalu terikat dengan syari'at Islam. Keimanan harus diwujudkan dalam bentuk taat, patuh dan menerima sepenuhnya syari'at Islam. 

Ketiga, membongkar makar, tipu daya dan persekongkolan penguasa-penguasa negeri Islam, serta organisasi-organisasi yang mendukung dan terlibat aktif dalam proyek moderasi Islam. 

Keempat, menjauhi kelompok atau individu yang jelas-jelas mendukung proyek Barat termasuk moderasi ini seraya bergabung dalam jama'ah yang masih istiqomah menyuarakan kebenaran Islam. 

Kelima, istiqomah berjuang mendakwahkan Islam yang lurus dan menjauhkan diri dari agenda-agenda yang melanggengkan dominasi kapitalis Barat. 

Keenam, seluruh umat muslim baik tokoh maupun aktivis dakwah harus bersatu mendakwahkan Islam agar diterapkan sebagai sebuah sistem dan tidak menyibukkan diri dalam agenda-agenda sekularisme-kapitalisme. 

Umat Islam harus menolak dan melawan ide moderasi Islam, apapun bentuknya. Karena moderasi Islam tidak lain hanyalah ide Barat yang akan mengokohkan dominasi dan imperialisme Barat atas Dunia Islam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun