Mohon tunggu...
Kurnia Dewi
Kurnia Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - IRT

Semua untuk Allah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Terselubung di Balik Moderasi Beragama, Apa Itu?

9 Januari 2023   08:11 Diperbarui: 9 Januari 2023   08:15 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain itu, agar proyek Islam moderat tidak direalisasikan atau bahkan hanya sepintas terlintas di benak kaum muslim. Karena pernyataan-pernyataan yang menyatakan bahwa Islam datang dari Arab dan 'intoleran' dapat memasifkan moderasi Islam yang mampu membuat kaum muslim mengubah sudut pandang mereka tentang Islam dan menerima gagasan sekularisme yang memisahkan Islam dari kehidupan. Jika umat muslim sudah teracuni oleh sekularisme, maka kerusakan tidak terelakkan. Karena tiap sekularisme mengarah pada pada produk-produk kapitalisme yang memandang dan mengukur standard kebahagiaan adalah dari banyaknya materi, sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan materi dan menghilangkan segala hambatan yang menghalangi (Islam). 

Kepentingan Barat

Siapa di balik kepentingan moderasi Islam? Tentu, negara-negara imperialis, kapitalis Barat. Sejatinya, moderasi Islam/ Islam moderat adalah proyek global yang didesain untuk kepentingan-kepentingan negara-negara Barat. Bagaimana bisa? Ya, ini sebagaimana masukan dari RAND Corporation dalam "Building Moderat Muslim Network (2007) bahwa, " Karakteristik muslim moderat untuk tujuan studi ini, muslim moderat adalah mereka yang menyebarluaskan dimensi kunci budaya demokrasi. Ini termasuk dukungan untuk demokrasi dan hak asasi manusia yang diakui secara internasional (termasuk kesetaraan gender dan kebebasan beribadah), penghormatan terhadap keragaman, penerimaan sumber hukum non-sektarian, serta penentangan terhadap terorisme dan bentuk kekerasan tidak sah lainnya."

Barat menyadari, selama ajaran Islam murni masih diyakini dan tumbuh berkembang di tubuh umat Islam, selama itu pula akan terus ada perlawanan terhadap negara imperialis Barat dan kepentingannya di Dunia Islam. Sehingga mereka membuat berbagai makar sebagai upaya untuk menjatuhkan Islam lewat jalan yang halus seperti sesuatu yang asli tumbuh di lingkungan kaum muslim seolah ini demi kepentingan umat muslim sendiri. Lewat jalan yang halus ini karena mereka tahu bahwa umat muslim sebagian besar masih sadar jika lewat budaya Barat saja tidak akan berhasil. Sebab jelas terlihat betapa kontrasnya budaya Barat dengan Islam. Berbeda dengan budaya lokal yang dipandang lebih familiar. Sehingga menusuk Islam dari sini akan lebih sulit terlihat. 

Mereka, Barat, sebagai modus operandi, pertama, mereka merangkul para tradisionalis yang kental akan budaya lokal untuk memasifkan dan menderaskan arus moderasi Islam. Apa lagi jika para tradisionalis tersebut menduduki kekuasaan, maka mereka ibarat sedang menangkap ikan besar. Itu yang terjadi di Indonesia dan hampir semua negara di Dunia Islam. Mereka bersama pemerintah telah melaksanakan proyek ini. Mulai dari membuat kebijakan, menanamkannya di semua bidang mulai ekonomi hingga pendidikan. Dan bahkan membentuk para remaja untuk menjadi duta-duta yang bertugas untuk mensosialisasikan moderasi Islam yang diharapkan mampu menyukseskan program tersebut.

Dengan dana yang besar, sebanyak 3,2 triliun, sebagai anggaran moderasi beragama lintas direktorat jenderal, kekuatan kebijakan negara dan potensi pemuda sebagai agen perubahan, serta kaum muslim yang saat ini dalam kondisi 'jumud', maka proyek moderasi Islam ini mendapatkan jalan yang mulus. 

Kedua, menekan kelompok atau perorangan yang dianggap melawan paham-paham sekularisme, serta yang menyuarakan penerapan syari'at Islam dalam sistem pemerintahan. Membuat efek traumatik para aktivis dakwah dengan melakukan penangkapan, penyiksaan, hingga pembunuhan dengan berpayung hukum "pemberantasan terorisme dan radikalisme beragama". Tujuan dari tindakan ini adalah agar orang-orang disasar oleh mereka keluar dari " radikalisme maupun organisasi radikalnya", serta membuat masyarakat takut untuk berinteraksi dan memberikan dukungan kepada orang-orang tersebut dengan gerakan 'radikalnya'. Seperti kasus penusukan kepada beberapa ulama dan kasus KM 50 FPI. 

Ketiga, menyerang ajaran Islam ortodoks, seperti jihad, perang, khilafah, kafir, qishaash, murtad, thaaghuut, dll. 

Keempat, menyerang pribadi tokoh dan aktivis Islam melalui buzzer-buzzer yang sengaja dipelihara, dll. Seperti kasus yang terjadi pada Habib Rizieq Shihab. 

Berbahaya

Moderasi Islam sangat berbahaya bagi keberlangsungan akidah dan syari'at Islam sebagai 'penjaga dan petunjuk' kehidupan kaum muslim. Sebagaimana kaum muslim dan kaum lainnya, semua adalah ciptaan Allah SWT, yang dihidupkan di dunia ini untuk beribadah dan mencari ridho-Nya dan akan kembali lagi kepada-Nya setelah kematian untuk dimintai pertanggungjawaban. Maka, merubah syari'at yang ditetapkan oleh Allah SWT dan menjalankan hukum yang bertentangan dengan syari'at adalah wujud penentangan terhadap-Nya, Sang Maha Pencipta, Sang Maha Pengatur, satu-satunya yang berhak membuat aturan atas apa yang telah diciptakan-Nya dan memberikan hukuman terhadap yang ingkar kepada-Nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun