Mohon tunggu...
Kurnia Alfi Rianti
Kurnia Alfi Rianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Social Media, Technology, Design Entusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesetaraan Gender dan Korelasinya dalam Islam

7 November 2021   10:59 Diperbarui: 7 November 2021   11:00 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesetaraan gender (Source: https://unsplash.com/photos/UcUROHSJfRA)

Saat ini masih terdapat pola pikir bahwasanya perempuan merupakan makhluk yang lemah dan tidak dapat melakukan sesuatu yang dilakukan oleh laki-laki. Mulai dari mengurus anak, mencari nafkah dan meningkatkan karir, mengurus rumah, dan lainnya. 

Banyak sebagian dari lingkungan di sekitar kita yang memiliki pola pikir tersebut, terlebih pada masyarakat pedesaan. Kurangnya edukasi mengenai gender mengakibatkan pola pikir tersebut semakin mengakar di banyak wilayah di Indonesia. 

Gender sendiri merupakan suatu jenis kelamin yang biasanya dikonstruksikan dengan budaya ataupun suatu adat istiadat di suatu wilayah. Sudah bukan menjadi rahasia umum jika gambaran laki-laki adalah seseorang yang berani, kuat, cerdas, dan dapat menguasai seluruh elemen dalam kehidupan. Berbeda dengan perempuan yang mendapatkan opini lemah, kurang cerdas, penakut, mudah dikuasai oleh laki-laki dan lainnya.

Ketidakadilan ini juga ditandai dengan adanya citra negatif pada perempuan dan juga kekerasan seksual. Perlu adanya edukasi untuk mengurangi miskonsepsi terkait dengan kesetaraan gender, mengingat terdapat sebagian orang yang pro dan kontra dengan hal tersebut. 

Jika hal tersebut masih saja dibenarkan maka sangat dibenci oleh Allah lantaran manusia tidak dapat berlaku adil terhadap sesamanya. Tak hanya dalam bidang social saja yang mengkaji hal tersebut, namun siapa sangka bahwa kesetaraan gender ada korelasinya dengan Islam.

Korelasi kesetaraan gender dengan Islam ini terdapat dalam Al-Qur'an ini menjadi bukti kuat bahwasanya kesetaraan gender merupakan hal benar. Hal tersebut ditunjukkan oleh QS. Al-Hujurat ayat 13 yang artinya "Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu.". 

Ayat tersebut menunjukkan bahwasanya keadaan laki-laki dan perempuan setara. Setara yang dimaksud adalah setara dalam hal spiritual maupun keberadaannya di lingkungan sosial.

Selain itu dalam ayat ini juga menjelaskan bahwa diturunkannya ayat ini sebagai bentuk pembebasan manusia dalam diskriminasi baik itu gender, etnis, warna kulit, dan lainnya. 

Meskipun ayat ini sudah diturunkan sejak lama bahwa laki-laki dan perempuan itu kedudukannya sama, akan tetapi pengimplementasiannya masih terabaikan sehingga menjadi permasalahan di berbagai wilayah di Indonesia.

Mengutip dari buku Tafsir Al-Kabir karya Fakhr al-Razi bahwa terdapat beberapa variabel yang digunakan untuk kesetaraan gender diantaranya yaitu

a.   Laki-laki dan perempuan sama kedudukannya sebagai Hamba

Sudah jelas bahwa salah satu tujuan dari adanya penciptaan manusia yaitu untuk menyembah kepada Tuhan yang ditunjukan pada QS. Az-Zariyat ayat 56 yang artinya "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.". Dalam ayat tersebut jelas bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dengan perempuan dalam mencapai amal ibadah. Keduanya juga harus melalui kompetensi dan memiliki peluang untuk menjadi hamba yang ideal.

b.  Laki-laki dan perempuan sebagai Khalifah di Bumi

Tujuan lain dari penciptaan bumi yaitu selain menjadi hamba yang tunduk, juga menjadi khalifah di bumi. Khalifah tidak merepresentasikan kedalam suatu jenis kelamin atau etnis tertentu. Dapat disimpulkan laki-laki dan perempuan memiliki beban tugas yang sama di bumi.

c.   Laki-laki dan perempuan menerima perjanjian primordial

Adapun laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki perjanjian primordial dengan Tuhan. Seperti yang diketahui bahwa menjelas seorang bayi keluar dari Rahim ibunya, bayi tersebut harus menerima perjanjian dengan Tuhannya yang dijelaskan dalam QS. Al-A'raf ayat 172.

d.  Adam dan Hawa terlibat aktif dalam drama kosmis

Drama kosmis merupakan cerita mengenai keadaan Adam dan Hawa di surga hingga  keluar ke bumi. Dari cerita tersebut ditekankan bahwa selalu menekankan pada keduanya secara aktif untuk menggunakan kata ganti dua orang (huma)

Dari penjelasan terkait kesetaraan gender dan kaitannya dengan Islam dengan merujuk kepada Al-Qur'an sudah jelas bahwasanya kesetaraan gender merupakan suatu yang penting untuk dilakukan agar menjaga tatanan kehidupan di dunia, khususnya di Indonesia. Jika hal itu terus dibiarkan maka akan banyak perlawanan, terutama dari pihak perempuan. 

Perlunya edukasi mengenai kesetaraan gender sangatlah penting agar tidak timbul lagi stigma negatif yang didapat oleh laki-laki maupun perempuan. Akan tetapi perlu kesabaran yang ekstra mengingat wilayah Indonesia memiliki banyak masyarakat yang pola pikirnya cenderung konservatif dan hanya menyudutkan salah satu jenis kelamin saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun