Dan salah satu narasumber yang saya temui dan saya wawancarai, yang bernama Irfan, yang berusia 22 tahun. Dia mengutarakan bahawa “ saat begadang sampai larut malam karena kesibukan mengurusi tugas, dampak negatif dalam diri saya semakin naik secara perlahan, insomnia saya semakin sering, saya juga mengalami penurunan kesehatan setelah beberapa hari kebelakang saya tidur larut malam” ujarnya.
Dari informasi yang disampaikan, dapat disimpulkan bahwa gangguan tidur, seperti insomnia, seringkali terkait dengan masalah kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa kesulitan tidur dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan mental, sementara tidur yang cukup dan berkualitas diyakini dapat memperkuat ketahanan mental dan emosional individu. Kekurangan tidur dapat berdampak negatif, menyebabkan pikiran negatif dan kerentanan emosional.
Efek gangguan tidur tidak hanya terbatas pada individu, tetapi juga dapat memengaruhi kehidupan keluarga dengan dampak negatif pada orang tua, stres keluarga, gangguan dalam hubungan pernikahan, dan masalah sosial lainnya.
Penelitian Meijer et al. menunjukkan bahwa pola tidur dan bangun berhubungan dengan kemampuan persepsi siswa di sekolah, memengaruhi hasil akademis dan nilai ujian mereka. Siswa yang kesulitan bangun tidur cenderung kurang termotivasi di sekolah, sementara siswa dengan kualitas tidur yang baik merasa segar, lebih menerima pengajaran, memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri, dan motivasi yang tinggi untuk belajar di sekolah.
Proses tidur melibatkan empat tahap yang melibatkan penurunan suhu tubuh, relaksasi otot, dan perlambatan detak jantung serta pernapasan untuk mencapai tidur yang mendalam. Tahap REM (rapid eye movement) memiliki dampak pada pembelajaran, memori, dan kesehatan emosional secara kompleks.
Untuk meningkatkan kualitas tidur, langkah-langkah seperti berolahraga secara teratur, menghindari konsumsi makanan atau minuman berlebihan sebelum tidur, serta mengurangi konsumsi minuman stimulan seperti teh, kopi, alkohol, dan rokok dapat membantu. Melakukan aktivitas relaksasi rutin seperti meditasi dan latihan pernafasan juga dapat memperbaiki tidur.
Selain itu, mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang, membatasi kafein dan alkohol, berhenti merokok, berpikir positif, mengatur jadwal tidur yang teratur, dan berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan juga merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas tidur.
Dalam sintesis, penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur memiliki hubungan yang signifikan dengan kesehatan mental pada remaja, dan menjaga kualitas tidur yang baik dapat membantu mengurangi risiko gangguan mental dan meningkatkan kesehatan mental yang optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H