Mohon tunggu...
Kurnia ApriyaniGulo
Kurnia ApriyaniGulo Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca, Menulis, Menonton, Travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi antar Materi Modul 2.1.a.8

11 November 2022   14:33 Diperbarui: 11 November 2022   14:40 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Dalam Modul 1.1 Tentang Filosofi Ki Hadjar Dewantara telah menyampaikan bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai  manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia.

Didalam proses menuntun mereka mencapai kebahagian dan keselamatan Sebagai seorang guru penggerak kita seyogianya memiliki Nilai dan Peran yang dituturkan dalam Modul 1.2.  Nilai dan peran tersebut diantaranya

1. Nilai Guru Penggerak

a. Berpihak kepada murid. Nilai ini mensyaratkan Guru Penggerak untuk selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan murid

b. Mandiri. secara sederhana menggambarkan semangat Guru Penggerak untuk terus belajar sepanjang hayat. Ini juga berarti seorang Guru Penggerak harus senantiasa memampukan dirinya sendiri dalam melakukan aksi serta berkenan mengambil tanggung jawab dan turun tangan untuk memulai perubahan.

c. Reflektif. Nilai Reflektif layaknya adalah model mental yang diharapkan menubuh pada Guru Penggerak dimana mereka senantiasa memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri maupun pihak lain secara positif-apresiatif-produktif

d. Kolaboratif. Nilai Kolaboratif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa membangun daya sanding.

e. Inovatif. Makna dari nilai Inovatif adalah seorang Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan segar dan tepat guna. Dengan demikian, nilai inovatif ini juga mengisyaratkan penguatan semangat ko-kreasi (gotong-royong) dan pemberdayaan aset/kekuatan yang ada di sekolah untuk mewujudkan visi bersama

2. Peran Guru Penggerak

a. Pemimpin Pembelajaran

b. Coach bagi guru lain

c. Pendorong Kolaborasi

d. Mewujudkan kepemimpinan murid

e. Penggerak Komunitas praktisi

Dengan nilai dan peran guru penggerak ini diharapkan dapat mewujudkan visi sekolah impian dan melakukan proses perubahan, maka perlu sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan. Jika diibaratkan seperti seorang pelari yang memiliki tujuan mencapai garis " finish", maka ia butuh peralatan yang mendukung selama berlatih seperti alat olahraga. Dalam pembelajaran kali ini, kita akan mengeksplorasi paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). IA dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan.

Di sekolah, pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik. Nantinya, kelemahan, kekurangan, dan ketiadaan menjadi tidak relevan lagi. Berpijak dari hal positif yang telah ada, sekolah kemudian menyelaraskan kekuatan tersebut dengan visi sekolah impian dan visi setiap warga sekolah.  Hal ini telah dipaparkan dalam Modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak.

Selanjutnya Dalam rangka menciptakan lingkungan positif, salah satu strategi yang perlu kita tinjau kembali adalah penerapan disiplin di sekolah.  Dalam mewujudkan budaya positif disekolah sebaiknya diawali dengan penetapan keyakinan kelas.  Dengaan keyakinan kelas ini dapat menumbuhkan motivasi intrinsik bagi anak untuk melakukan keyakinannya tersebut.  Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh murid itu memiliki alasan tersendiri bisa saja karena 5 Kebutuhan dasarnya belum terpenuhi dengan baik ( Bertahan Hidup, Kasih sayang, Kebebasan, Kesenangan, Penguasaan).Dalam mengontrol hal ini guru sebaiknya menempatkan diri diposisi Manager dan setidaknya Pemantau, 3 posisi lainnya adala Penghukum, Pembuat merasa bersalah dan teman.  Untuk menyelesaikan setiap permasalahan murid sebaiknya menyelesaikannya dengan Segitiga Restitusi ( Menstabilkan Identitas, Validasi tindakan yang salah dan Menanyakan Keyakinan). Hal ini sudah dipaparkan dalam modul 1.4

Hal terakhir di dalam Modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi menjadikan pembelajaran lebih tersusun dan terstruktur berdasarkan pemetaan latar belakang kemampuan dan pendidikan para peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut adalah:

1. Kesiapan belajar (readiness) murid

2. Minat murid

3. Profil belajar murid

Dalam pelaksanaannya ini menerapkan strategi Diferensiasi Konten, Proses dan Produk. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian berkesinambungan.  Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ini diawali dengan;

1. Guru harus memahami Tujuan Pembelajaran

2. Pengumpulan data yang dibutuhkan misalnya tentang identifikasi kesiapan murid, minat dan profil murid, mencari referensi materi pelajaran yang akan diajarkan (Identifikasi/Assesment setidaknya ada 3 yaitu Pra assesment, Assesment Formatif dan Assesment Sumatif)

2. Perencanaan dengan pembuatan RPP

3. Menentukan mode pembelajaran

4. Menciptakan Lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimaL Karena tentunya sudah diawali dengan pelaksanaan identifikasi tentang kesiapan murid, minat dan profil belajar murid.  Data ini bisa bersumber dari Raport Siswa, Kuis, Pengamatan, Dengan perencanaan yang matang maka diharapkan akan berhasil dalam pelaksanaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun