Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Juru Kue

7 Januari 2022   14:44 Diperbarui: 7 Januari 2022   14:55 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makanya mereka suka protes. Menganggap Najamiah memberikan resep yang tidak lengkap, dicurigai ada bahan lain yang dirahasiakan. Bahan itu adalah bahan pemungkas yang memberikan sentuhan magis ke setiap kue yang dibuatnya.

Bahkan pernah ada ibu rumah tangga lancang berkata, "Atau jangan-jangan kamu membuatnya dengan jampi-jampi." 

Najamiah tertawa mendengarnya. "Ya dengan jampi-jampi. Kalau memang ucapan basmalah itu dianggap mantra. Saya selalu membacanya sebelum mengerjakan kue. Bukankah sudah seharusnya itu diucapkan?" katanya tetap tenang.

Sejatinya dia dulu memiliki rambut panjang sampai pinggang: hitam, ikal dan tebal. Pertama kali mengalami kerontokan tepat dua hari pasca menjadi juru kue di pernikahan Maimunah putri kepala dusun. Najamiah terlambat datang ke sana, sebab dia harus menjadi juru kue di rumah sepupunya di desa sebelah. Dia baru bisa datang ke rumah kepala dusun setelah acara akikah anak sepupunya itu selesai, tepat satu hari menjelang pernikahan Maimunah.

Bu Dusun lalu memintanya untuk segera menjadi juru kue. Najamiah awalnya enggan, mengingat posisi itu sebelumnya telah dipercayakan kepada Kamaliah. Tetapi kuatnya desakan, membuatnya tak punya pilihan lain. Di sisi lain sekalipun kecewa, Kamaliah tetap mencoba terlihat baik-baik saja seolah tidak mengapa posisinya digantikan Najamiah.

Padahal sebelumnya Kamaliah telah membuat beberapa aneka kue basah. Sayang sekali kue-kue buatannya tidak memuaskan lidah orang-orang. Mereka yang sudah mengakrabi kue-kue bikinan Najamiah, saat mulai mencicipi kue buatan Kamaliah, gigitan pertama saja langsung berkomentar.

"Ini bukan Najamiah yang buat."

"Kue macam apa ini, rasanya kok aneh."

"Bu Dusun, kenapa bukan Najamiah yang menjadi juru kuenya?"

Komentar-komentar yang masuk ke kuping Bu Dusun seperti sebuah tekanan. Wajarlah tatkala Najamiah memunculkan batang hidungnya pertama kali, seketika diminta untuk menggantikan Kamaliah. Tentu Bu Dusun tidak ingin tamu-tamunya, terutama rombongan mempelai pria menganggap suguhan kue tuan rumah tidak enak.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun