Perihal rambut Najamiah yang rontok, lalu botak, kemudian tumbuh menjadi putih, akhirnya baru terkuak setelah seorang dukun cadel didatangkan. Diketahuilah: ada orang yang sengaja mengirim tulah kepadanya.
Sebelum itu, Najamiah sering didesak keluarganya untuk mau melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Usul tersebut ditolak Najamiah yang selalu menganggap dirinya sehat.
"Bagaimana kalau Kakak ternyata punya penyakit dalam. Kita baru menyadarinya kemudian setelah Kakak jatuh sakit. Sakit parah," tutur Sapitri, anak kedua dalam keluarga itu. "Ada teman saya mati kena kanker. Gejala awalnya seperti Kakak, rambutnya rontok lalu botak."
Najamiah selalu menolak keras kalau kebotakan yang dia alami adalah pengaruh kanker. "Saya begini apa terlihat seperti orang sakit, hah?"
Dia punya pemikiran, seandainya benar kebotakannya ada kaitannya dengan kanker atau penyakit serius, tentu saja perlahan-lahan kesehatannya akan terenggut. Kenyataannya, bulan demi bulan berlalu, dia tidak pernah sekalipun terbaring sakit di atas ranjang. Bahkan terlihat makin bugar saja. Bobot tubuhnya kian naik di usianya yang sudah sampai pertengahan tiga puluhan.
Makanya suka ditegur oleh orang-orang. "Kok kamu gendutan", "Kamu minum obat penggemuk ya?", "Pakai ramuan apa sih sehingga makin berisi begini?"Â
Ucapan-ucapan tersebut tak lantas membuatnya tersinggung. Dia kadang menimpalinya dengan nada candaan, "Mungin nasib perawan tua ya begini, tak ada anak dan suami yang menguras pikiran, sehingga makin melar deh." Orang-orang yang mendengarnya seketika meletupkan tawa.
Mengenai kondisi kepalanya, dia selalu berusaha merahasiakannya. Cukup diketahui oleh orang-orang terdekat. Untuk menyembunyikan rambut putihnya, dia menutupinya dengan tudung kepala seperti yang sering dilakukan ibu-ibu haji.Â
Khusus menghadiri perhelatan, Najamiah lebih memilih berjilbab.
Di kampung itu, nama Najamiah memang cukup beken. Bersama Ammana Erong, merupakan dua nama yang tak terpisahkan disetiap hajatan atau nikahan. Jika Ammana Erong selalu diberi kepercayaan menjadi juru masak yang racikan rempah-rempahnya tak diragukan lagi kelezatannya, maka Najamiah adalah juru kue.
Sebagaimana Ammana Erong dalam meramu masakan: kepiawaiannya sudah diakui banyak orang, begitupula Najamiah dengan kue-kue buatannya. Orang yang mencicipi kue-kuenya suka memberikan pujian. Bahwa mereka belum pernah mencicipi kue seenak kue yang dibuat Najamiah. Makan sepotong kue bawaannya mau menambah beberapa potong lagi.
Berkat keahliannya itu, sehingga ibu-ibu rumah tangga suka berguru resep kepadanya. Najamiah selalu bermurah hati membocorkan resep kue-kuenya. Tetapi kue-kue yang dihasilkan mereka, sekalipun menggunakan bahan yang sama, takaran yang sama, cara pengolahan yang sama, tetap saja masih kalah telak dari kue yang dibuat oleh tangan Najamiah.