"Apakah lebih mesra lagi saat saya tidak di depanmu?"
"Untuk apa kau tahu?"
"Pikirkan Tasya. Ia masih anak-anak. Kalau mau bermesra-mesra jangan di depannya."
"Saya berpendidikan, saya seorang ibu. Saya paling memahami Tasya dibanding kau. Jadi jangan mendikte saya."
"Seserius apa hubungan kalian?" Tiba-tiba Kasimin menanyakan hal lain.
"Apa maksudmu?"
"Bisa dibilang kalian sudah lama berhubungan. Tetapi hubungan kalian jalan ditempat, tak ada tindak lanjut. Saya jadi curiga ia tidak betul-betul serius. Seandainya ia serius, sejak dulu ia menikahimu, paling tidak melamarmu."
"Kita sekarang punya kehidupan pribadi masing-masing. Mau hubungan saya dan Pram begini-begini saja, sampai delapan tahun kedepan, tak perlu kiranya kau ikut campur."
"Tapi kau tetaplah ibu dari anak saya."
"Ya, itu tak bisa dibantah. Nyatanya kita sudah bercerai. Bercerai karena salahmu sendiri. Apakah kau pernah memikirkan bagaimana sakit hati yang saya rasakan?"
"Bahkan saya sudah meminta maaf, berkali-kali dan kau memaafkan. Saya khilaf dan sangat menyesal."