Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool yang Sebaiknya Tidak Perlu Diharapkan Juara Liga Inggris

19 Oktober 2020   13:10 Diperbarui: 19 Oktober 2020   13:31 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jauh-jauh hari bahkan sebelum jendela bursa transfer musim panas resmi dibuka, banyak kalangan menganggap perlu kiranya Liverpool mendatangkan pemain-pemain baru, yang nantinya akan menempati pos-pos yang dianggap menjadi kelemahan Liverpool sepanjang musim lalu, yang bisa-bisa dieksploitasi oleh tim lawan jika tak ada pemebanahan.

Sekalipun di skuad Liverpool dapat dikatakan bejibun pemain yang mengisi pos lini tengah, tetapi berapa sih yang bermain baik dan konsisten dari laga ke laga? Masalahnya para pemain pelapis gagal menjawab ekspektasi. Makanya sadarlah manajemen tim perlu penyegaran di lini tengah. 

Didatanganlah Thiago Alcantara dari Bayern Munchen. Sejauh ini sekalipun baru bermain di dua kesempatan: pertama, bermain sebagai pemain pengganti. Dan kesempatan lain diturunkan sebagai starter.

Terbuktilah, performa yang ditunjukkan Thiago Alcantara cukup gemilang, dapat menjawab dengan baik kepercayaan yang diberikan pelatih. Sentuhan-sentuhannya membawa kesegeran baru di lini tengah Liverpool. Jika Thiago bermain konsisten, tak perlulah kiranya diragukan lagi lini tengah yang dimiliki Liverpool, apalagi sang kapten, Jordan Henderson telah kembali bermain setelah sempat menepi dalam jangka waktu yang agak lama.

Untuk lini serang, kemungkinan besar Jurgen Klop tetap bakal mengandalkan kombinasi Mane-Firminho-Salah. Untuk Firminho sendiri, sekarang berada di situasi yang agak sulit. Dari setiap pertandingan yang dilakoni ia sulit menciptakan gol. 

Dalam kampanye liga Inggris musim 2020/2021, Liverpool telah memainkan 5 pertandingan, Firimnho bermain reguler dan masih majal, tak mampu menjebol walau sebiji gol ke jala gawang lawan. Berbanding terbalik dengan dua kompatriotnya yang sedang on fire. Salah sudah mencatatkan 6 gol dan Mane 4 gol. Paceklik gol Firminho sebenarnya bukanlah masalah serius untuk tim sepanjang Salah dan Mane tampil subur.

Tetapi namanya pemain, tidak selamanya selalu bisa tampil heroik. Ada masa di mana pemain itu drop, sulit berkreasi di atas lapangan, gagal memanfaatkan peluang dan tampak frustrasi menjalani laga.

Katakanlah Salah dan Mane sedang ada di posisi itu, dan di saat yang bersamaan Firminho masih terus melempem. Ini sungguh adalah situasi yang gawat. Sementara pemain cadangan yang bisa bermain di lini depan masih belum cukup untuk diandalkan.

Shaqiri, Minamino, Origi atau bahkan Chamberlain yang kadang-kadang ditempatkan sebagai winger, kerap gagal menjadi supersub untuk memecah kebuntuan. Bahkan pemain anyar Liverpool, Diogo Jota pun tetap belum cukup. Masih butuh waktu untuk bisa berkembang dengan baik agar dapat menjadi suksesor di lini depan yang diharapkan mampu memberikan sentuhan magis.

Masalah ini sebenarnya sudah terlihat saat Liverpool dibantai Aston Villa 7-2. Tanpa Mane, Liverpool kurang taji di barisan pertahanan lawan. Bahkan saat bertandang ke Everton baru-baru ini, bisa dibilang Liverpool turun dengan full team, kecuali Alisson Backer cedera sehingga kiper dipercayakan kepada Adrian. Liverpool hanya mampu bermain imbang 2-2 dengan Everton.

Apakah Liverpool bermain jelek? Tentu saja tidak. Kemenangan sulit didapatkan murni karena lini depan kesulitan mengonversi peluang demi peluang menjadi gol. Di saat seperti itu sebenarnya diharapkan supersub yang menjadi pembeda, sayangnya kita tahulah bagaimana kedalaman skuad Liverpool saat ini.

Tentu banyak penggemar Liverpool, sejak awal bursa transfer dibuka, berharap manajemen klub mendatangkan bek baru. Memanglah diawal-awal Liverpool mendatangkan Tskmikas, tetapi ia hanya diproyeksikan sebagai pemain pelapis di posisi bek kiri. 

Sementara yang sebenarnya dibutuhkan adalah bek tengah yang siap sebagai starter dan bisa menjadi tendem solid dengan Virgil van Dijk. Apalagi Liverpool telah kehilangan Dejan Lovren yang hengkang ke Zenit. Perbendaharaan bek tengah Liverpool pun minim.

Ibaratnya bek tengah Liverpool itu adalah dua pilar. Posisi Van Dijk dianalogikan sebagai pilar yang kokoh sedangkan posis lain adalah pilar keropos. 

Dan lawan tentu saja akan mengincar posisi keropos ini untuk dieksploitasi. Itu sudah dilakukan Aston Villa, yang mampu menang besar atas Liverpool, betul-betul mampu memanfaatkan kepincangan lini belakang liverpool.

Sayangnya sampai jendela bursa transfer ditutup, Liverpool tidak mendatangkan bek tengah sama sekali. Otomatis Virgil van Dijk hanya punya dua kemungkinan tandem, kalau bukan Matip yaitu Gomez.

Agaknya sekarang ini manejeman Liverpool baru menyesali mengapa tak mendatangkan bek tengah. Laga melawan Everton kemarin, sial bagi Virgil van Dijk harus menepi sejak awal, oleh tackel horor dilakukan Pickford membuat bek andalang Liverpool itu mengalami cedera, sangat-sangat serius. Van Dijk diprediksi bakal menjalani pemulihan berbulan-bulan, bisa saja sampai musim 2020/2021 berakhir.

Lini belakang Liverpool tanpa Virgil van Dijk tentu semakin pincang. Betapa sejak kedatangan pemain ini, telah menjadi sosok vital di tubuh The Reds. Kondisi ini semakin diperparah sebab Alisson Backer yang kokoh di bawah mistar gawang, masih harus menjalani pemulihan sampai beberapa pekan ke depan. Sementara kedepannya Liverpool menjalani pertandingan yang padat.

Kini Liverpool hanya punya bek tengah kualitas medioker serta kiper buangan West Ham. Kondisi seperti itu bisakah Liverpool bangkit meraih kemenangan? Mengingat tiga laga terakhir, Liverpool belum pernah lagi menang. Telah tersingkir di ajang carabao cup, di Liga Inggris sendiri telah kehilangan 5 poin.

Performa Liverpool  kini yang tidak segemilang awal musim lalu semakin diperburuk cederanya pemain penting, bukan tidak mungkin Liverpool akan semakin banyak kehilangan poin. 

Jika benar kondisi itu terjadi, maka sebaiknya Liverpool tidak perlu diharapkan juara di liga Inggris, katanya liga paling kompetitif di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun