Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Juergen Klopp dan Harapan Kembalinya Dekade Kejayaan Liverpool

17 September 2019   07:56 Diperbarui: 17 September 2019   14:39 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum negara api menyerang, Liverpool adalah penguasa di Britania Raya. Sederet perestasi berhasil diraih. Tim sepak bola yang berdiri pada tahun 1892 bermarkas di kota pelabuhan ini, mengawali petualangannya sebagai klub profesional saat bermain di Liga Lanchasire dan keluar sebagai juara. Kemudian mengambil bagian di Divisi II liga inggris atau sekarang dikenal Football League Championship, itu terjadi pada musim 1893/1894. Pada musim pertama itu juga sukses menyabet juara dan meraih tiket promosi ke Divisi I (Liga Inggris).

Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Liverpool muda meraih juara di Liga Inggris bersama pelatih Tom Watson pada musim 1900/1901. Juara itu kembali diraih lima tahun kemudian oleh masih pelatih yang sama. Juara baru bisa diraih kembali di musim 1921/1922 dan 1922/1923.

Liverpool pun mengalami masa paceklik selama dua dekade tanpa tropi. Penantian panjang akhirnya terbayarkan pada musim 1946/1947 Liverpool berhasil menambah gelar ke-5 mereka. Namun lepas itu masa paling apes pun tiba, Liverpool mengalami degradasi di musim 1953/1954.

Cahaya Anfield yang semula redup perlahan-lahan meng-ugrade sinarnya hingga sampai pada titik yang paling terang. Semua dimulai ketika Liverpool ditangani oleh Bill Shankly. Perombakan besar-besaran beliau lakukan terhadap tim.

Dan ini membuahkan hasil. Dimulai saat Liverpool kembali ke liga utama 1961/1962.

Selang dua tahun kemudian juara yang dirindukan itu akhirnya disabet. Di era Bill Shankly pula untuk kali pertama Liverpool berhasil menjadi juara FA Cup. Sukses pula mengawinkan tropi Liga Inggris dan Piala UEFA.

Suksesor Bill Shankly di Anfield tak lain adalah Bob Paisley. Bisa dikatakan Liverpool mengalami masa kejayaannnya di era ini.

Tak tanggung-tanggung selama 9 tahun bertindak sebagai manajer, Bob Paisley memberikan; 3 Piala Champions, 1 Piala UEFA, 6 Liga Inggris dan 3 Piala Liga. Juga melahirkan para pemain bintang, sebut saja Alan Hansen, Kanny Dalgish, hingga Ian Rush.

Liverpool sukses meraih treble winner pertama mereka terjadi pada era kepelatihan Joe Fagan. Musim 1983-1984 meraih juara Liga Inggris, Piala Liga dan Piala Champions. Pencapaian ini menjadikan Liverpool adalah tim dari Liga Inggris pertama yang berhasil melakukannya.

Tahun 70-an berlanjut tahun 80-an adalah dekade kejayaan Liverpool. Menjadi penguasa Liga Inggris dan juara Piala Champions beberapa kali kesempatan. Dekade kejayaan ini ditutup oleh era kepelatihan Kanny Dalgish. Memberikan 3 tropi Liga Inggris. Terakhir pada musim 1989/1990. 

Tetapi setelah itu, Liverpool tidak pernah lagi mencicipi gelar Liga Inggris, kendati demikian Liverpool tetaplah melahirkan pemain kelas dunia, katakanlah Robbie Fowler, Jamie Redknapp, David James hingga Michael Owen.

Tahun terbaik Liverpool setelah sempat mengalami kemerosotan, terjadi pada tahun 2001. Gerard Houllier selaku manajer tim sukses memberikan treble yakni: Piala FA, Piala Liga, Liga Eropa. Dan disempurnakan Community Shield dan Piala Super UEFA.

Namun pencapaian ini tetap menjadikan Liverpool puasa gela Liga Inggris. Berlanjut di era Rafael Benitez, walaupun memberikan gelar Liga Champions untuk yang kelima kali, Piala Super Eropa dan Piala FA. Tetap saja menjadi juara Liga Inggris sukar untuk diraih.

Memasuki Era Roy Hodgson ada permasalahan di internal klub, tansisi kepemilikan klub memengarhui pencapaian Liverpool yang buruk. Tanpa satu gelar pun.

Bahkan Liverpool yang dulu dikenal sebagi tim papan atas Liga Inggris tak ubahnya hanyalah tim medioker yang sulit bersaing di tangga juara.

Jangankan kembali merasakan gelar, tiket Liga Champions pun tidak pernah lagi sampai ke tangan, begitu pula saat kembali dilatih oleh Kanny Dalgish.

Di musim 2013/2014 Liverpool nyaris saja mengakhiri kutukan puasa gelar Liga Inggris. Andaikan di laga-laga terakhir Liverpool tidak terpelest. Mau tidak mau dan suka tidak suka, Liverpool dinakhodai Brendan Rodgers merelakan gelar juara ke tangan Manchester City, Liverpool hanya finis di urutan kedua. Alih-alih makin membaik di musim berikutnya, justrul Liverpool kembali melempem.  

Oktober 2015 Brendan Rodgers di depak dari kursi kepelatihan, sebagai penggantinya didatangkanlah Jurgen Klopp. Publik Anfield menaruh ekspektasi yang lebih pada sang nakhoda baru. Apalagi rekam jejak Jurgen Klopp tidak perlu diragukan: sukses mengangkat muruah Borussia Dortmund sebagai penantan serius Bayern Munchen di Bundesliga.

Musim pertamanya, pada tahun 2008 telah menjuarai DFB-Supercup. Puncak kesuksesan itu terjadi di musim ketiganya sebagai pelatih, 2010/2011 menjadi kampiun Bundesliga. Di musim berikutnya pencapaian itu terulang kembali, bahkan dikawinkan dengan gelar DFB-Pokal. Dan sebagai Runner Up Liga Champions satu musim kemudian. Pencapaian ini membuat nama Jurgen Klopp semakin berkibar.

Menyelesaikan musim pertamanya di Liga Inggris sedikit mengecewakan Liverpudlian dan para kopites. Liverpool hanya mampu finis di urutan ke-8, di bawah Southampton dan West Ham United.

Musim berikutnya jauh lebih baik, berakhir di posisi keempat. Begitupula di Musim 2017/2018, bahkan Jurgen Klopp hampir saja meraih tropi pertamanya untuk Liverpool. Namun keok 1-3 dari Real Madrid yang keluar sebagai juara Liga Champions.

Mengembalikan Liverpool ke tangga persaingan juara, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi materi pemain Liverpool yang diwarisi pelatih sebelumnya hanya pemain kualitas menengah. Penggemar harus bisa bersabar, ambisi itu tetap ada.

Jurgen Klopp pelan-pelan tapi pasti merombak skuad. Didatangkanlah pemain-pemain yang tidak seharga langit, namun ada pancaran cahaya bintang di diri sang pemain. Kemampuan mengorbit pemain ini sudah dilakukannya tatkala masih berada di Borussia Dortmund, olehnyalah kita mengenal Mario Gotze dan Marco Reus.

Akhirnya di Liverpool kita bisa menikmati aksi Sadio Mane, gol-gol Mohamed Salah yang ciamik, bagaimana tenangnya Fabinho mengawal lini tengah, juga ada Nabi Keita dan Shaqiri.

Tak kalah fantastis ketika Virgil Van Dijk ditebus dengan harga tak main-main dari Southampton menjadikannya bek termahal di dunia ketika itu. Juga mendatangkan Alisson Becker menutupi lubang di bawah mistar gawang yang selama ini menjadi titik kelamahan Liverpool. Serta semakin matangnya beberapa pemain warisan pelatih sebelumnya, katakanlah Henderson, sentuhan Firminho dan kekuatan Milner.

Yang patut diapresiasi bagaimana Jurgen Klopp menemukan perpaduan bek sayap yang tidak hanya berbicara tentang bertahan, tetapi menjadi otak serangan dengan menghasilkan assist dua digit dalam semusim penuh, mereka adalah Trent Alexander Arnold dan Andre Robertson. Pencapaian mereka barangkali akan sulit disamai bek sayap dari tim mana pun.  

Paceklik yang terjadi setelah negara api menyerang mulai membaik. Cahaya redup itu kembali bersinar terang. Reruntuhan bangunan yang menimbung emas bernilai tinggi peninggalan dekade kejayaan, Jurgen Klopp menggalinya tak pernah lelah akhirnya mulai menemukan emas itu.

Musim lalu Liverpool gemilang, nyaris menyudahi penantian panjang juara Liga Inggris. Seandainya saja ia bisa meminimalisir hasil imbang. Mengumpulkan total poin 97, kurang 1 poin dari Manchester City keluar sebagai juara.

Sepanjang musim itu Liverpool hanya sekali kalah. Tim dengan tingkat kebobolan paling sedikit, Alisson Backer meraih banyak cleansheet sehingga menjadikannya kiper terbaik. Salah dan Mane menjadi topskor. Dilengkapi dengan Virgil Van Dijk terpilih sebagai pemain terbaik  Liga Inggris dan pemain terbaik UEFA 2019 mengungguli Messi dan Ronaldo.

Walaupun gagal memutus puasa gelar Liga Inggris, tetapi Liverpool gemilang di pentas Eropa setelah keluar sebagai juara Liga Champions dan Super Eropa.

Musim 2019/2020 tiba, Liga Inggris telah merampungkan lima laga untuk masing-masing tim.

Di tabel klasemen Liverpool kokoh di puncak, dengan poin sempurna. Jika tak ada aral melintang, pencapaian musim ini bisa saja lebih baik dari yang telah lalu. Menarik untuk ditunggu.

Penggemar Liverpool di mana pun berada, tentu selalu menaruh harapan magis Jurgen Klopp bisa mengembalikan dekade kejayaan Liverpool yang terampas setelah negara api menyerang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun