Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Keturunan Ambe Puo

4 Mei 2018   16:16 Diperbarui: 4 Mei 2018   16:28 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi: gazzetta.gr)

Sesak yang dirasakan Rammang setelah mengetahui sejarah kelam Ambe Puo.  Ia tidak habis pikir cerita masa lalu leluhurnya seperti itu. 

"Rammang, setiap generasi keturunan Ambe Puo akan ada satu orang yang terlahir kembar. Kembarannya itu bukan jelmaan manusia. Tapi..." Rahamang menghentikan ucapannya. Ia merasa tidak enak hati apabila tentang itu dibeberkan pada Rammang. Masih terlalu muda Rammang untuk mengetahuinya. Sudah cukup ia syok mengetahui kemunafikan Ambe Puo. 

Rammang yang semula bangga ditakdirkan menjadi keturunan Ambe Puo, prajurit yang disegani. Namanya harum dan masyhur serta dianggap pahlawan. Setelah ia tahu kenyataan lain itu, tidak ada lagi kebanggan dalam dirinya. Apa gunanya hidup jika harus mengemban karma kesalahan leluhur. Untuk apalagi hidup jika pada akhirnya nasib buruk masa depan sudah ia tahu. Ia keturunan keempat Ambe Puo. Sampai keturunan ketujuh tidak seorang pun bisa lolos dari kutukan itu. Bagi Rammang mengakhiri kehidupan ini adalah cara terbaik.     

Sekali lagi Rammang memandang ke dalam kali. Setelah itu ia memejamkan matanya. Membuang semua rasa takutnya dan menghadirkan keberanian untuk membunuh dirinya sendiri. Ia pun melompat ke dalam kali. Buaya itu yang sedari tadi menunggunya bergegas menjemput Rammang. Ia mengira tubuhnya bakal diseret hingga terkoyak-koyak. Tapi dugaannya meleset. Buaya itu menelan bulat-bulat tubuhnya. 

Kabar tentang Rammang yang ditelan buaya. Berhembus secepat kilat dari mulut ke mulut. Berawal dari salah seorang warga yang melihat Rammang melompat ke dalam kali dari kejauhan. Ramai orang mendatangi kali itu. Mereka ingin menyelematkan Rammang yang ditelan oleh buaya itu. Kalaupun Rammang sudah mati, setidaknya jasadnya bisa diselamatkan lalu dikuburkan.

Namun Rahamang tidak menginginkan apabila buaya itu harus ditangkap, apalagi ingin dibelah perutnya, untuk mengambil jasad anaknya. Ia malah membiarkan Rammang berada dalam perut buaya itu. Bukan tanpa alasan Rahamang menginginkan itu. Setiap generasi keturunan Ambe Puo selalu ada satu orang yang terlahir kembar. Tapi kembarannya bukan manusia melainkan makhluk lain. Keturunan keempat Ambe Puo yang terlahir kembar dengan makhluk lain adalah Rammang. Dan, buaya yang menelan Rammang tak lain adalah saudaranya sendiri.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun